THIRTY-ONE

6.7K 907 43
                                    

"Kau harus menjadi kekasihku, Maddy."

Persetan dengan tubuhku yang terasa sangat tidak berdaya dan menyedihkan ini. Seharusnya saat aku mendengar perkataan Luke, aku bisa membuangnya ke dasar jurang terdalam. Namun itu mustahil, tubuhku belum sepenuhnya menerima.

"Never in your wildest dreams!" Seruku yang masih bertumpu di pundak milik Luke.

Ia hanya tertawa mendengar jawabanku. Aku tidak mengerti dengan keparat gila ini, aku takut kalau ia ternyata mempunyai kelainan jiwa yang parah.

Mengulang, mengulang dan mengulang. Aku telah mencoba berulang kali untuk menstabilkan energiku agar dapat menggunakan kekuatanku. Tetapi sepertinya dewi fortuna tidak memihak kepadaku kali ini.

"Iya, atau aku akan membunuh kekasih menyedihkanmu itu." Tuturnya dengan nada yang menyedihkan.

Kesal. Tentu saja aku sangat amat kesal. Bagaimana tidak?, ia mengatai Harry menyedihkan? Yang benar saja, dirinya seratus kali lipat lebih menyedihkan!

"Aku tidak mau memiliki seorang kekasih seperti kau bajingan!" Seruku lantang yang di saut oleh kekehan kecilnya. Sungguh aku heran ia selalu tertawa. Atau dugaanku memang tepat jika ia tidak waras?!

Posisiku masih dengan menumpu berat tubuhku pada pundak Luke. Tepat saat itu juga Luke mengubah posisiku menjadi menyadar kearahnya dan melihat ke arah depan.

Saat mengatur pengelihatanku, terlihat seperti layar besar yang menunjukan Harry,Louis,Liam dan Niall yang sedang meneriaki namaku. Oh ayolah, sihirku yang menyedihkan ini tidak dapat memberitahu Harry tentang keadaanku.

"Aku bisa saja menyakiti salah satu dari mereka." Ujarnya masih menopang tubuhku yang menyedihkan ini. Fuck!

Aku hanya terdiam dan terus menatap ke kearah Harry,Niall,Liam dan Louis. Andaikan aku bisa bertemu mereka sekarang.

"Akan aku kabulkan nona." Luke membuka suara dan mengangkat tubuhku di gendongannya. Aku terkejut mengetahui ia yang bisa membaca pikiran seperti Harry.

"Kau pikir hanya Harry yang memiliki kekuatan itu?, sayangnya kau salah!" Tanggapnya dan kami seperti memasuki loronh hitam yang entah apa itu namanya.

Tidak lama setelah itu, aku mencoba membuka kedua mataku saat mendengar suara yang tidak asing di pendengaranku. Saat aku melihat ke asal suara, betapa bahagianya aku melihat mata hijau itu benar-benar berada tepat di depanku.

"Senang bertemu dengan kalian." Seru Luke ke arah Harry,Niall,Louis dan Liam dengan nada senang yang di buat-buat.

Dasar keparat gila menyedihkan. Aku muak mendengar suara sok bersahabatnya itu. Ingin sekali aku memasukannya kedalam kawah gunung berapi.

Kali ini tatapan kebencian terasa berkobar di dalam mata hijau menyejukan itu. Aku dapat merasakan darah Harry yang naik hingga ke ubun-ubun kepalanya.

"Kau boleh menyaksikannya sayang." Tutur Luke kepadaku. Jujur aku tidak mengerti jalan pikirannya untuk saat ini.

Detik itu juga, aku melihat Niall yang memegang dadanya yang sulit bernafas, setelah itu disusul dengan Louis yang memegang kepalanya dan ia mengerang kesakitan.

"No, please stop it!" Seruku yang hanya mendapat respon kekehan dari Luke. Aku benar-benar bersumpah akan membunuhnya!

Aku melihat Liam dan Harry yang berusaha membantu Niall dan Louis. Sebelumnya mereka berhasil namun entah mengapa seperti sihir milik Luke sangat kuat.

"Apa kau ingin melihat Liam dan kekasihmu juga?" Tawar Luke yang tentu saja aku respon dengan gelengan dan teriakan 'tidak'. Namun itu semua tidak terkabul.

Aku melihat Liam yang memegang kepalanya sama seperti Louis dan Harry yang sulit bernafas seperti Niall, namun Harry terlihat masih bisa mengatur nafasnya.

"Ternyata kekasihmu cukup hebat bukan?"

"Namun sayang, aku lebih hebat daripada dia!" Seru Luke menggebu-gebu yang membuat Harry terpental dan mengeluarkan darah dari dalam mulutnya.

Melihat apa yang menjadi tontonanku sekarang membuatku teriak dan meronta. Sangat menyedihkan!

Aku berusaha berbuat sesuatu, namun sihir payahku ini belum dapat di pergunakan dengan baik dan air mata sialan terus mengalir dan suaraku sesenggukan.

"Hentikan!" Teriakku sekali lagi yang tetap tidak di respon oleh Luke.

"Aku akan menjadi kekasihmu,budakmu, atau apa pun itu, tapi tolong hentikan semuanya!" Seruku cepat. Dadaku naik turun setelah itu.

Harry yang masih terlihat sulit bernafas dengan darah yang masih bernoda di area mulutnya, seperti mengucapkan kata 'jangan lakukan itu'

Namun aku tidak memperdulikan itu, aku mau mereka semua selamat. Aku tidak mau hanya karena keegoisanku, mereka menderita.

"Jangan sakiti mereka dan aku akan menuruti semua perintah yang kau mau tuan."

Dan setelah aku mengucapkan kata-kata itu, mereka semua seperti bernafas lega karena semua sihir Luke sudah terlepas. Aku yang melihat itu tersenyum lega.

"Jangan lakukan itu Madds, kumohon sayang." Harry yang terlihat masih goyah berjalan mendekat menghampiriku dan Luke. Oh sungguh aku merasa ingin memeluknya dengan erat dan menciumnya.

"Selamat tinggal Harry, aku mencintaimu juga, sayang."

***

Haii, kembali lagi dengan saya olivia pacarnya Harry, gebetannya Niall, adeknya Bang Zayn, mantannya Louis, selingkuhannya Liam :")

100+ for next maybe?

Photograph [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang