TWENTY-THREE

8.2K 995 120
                                    

Senyumanku belum mau memudar ketika mengingat perjalanan kali ini untuk mengunjungi negara impianku.
Di dalam jet pribadi milik Harry, aku berusaha terlihat biasa namun itu semua gagal. Aku merasa terlalu senang.

"Harry, aku khawatir dengan keadaan ibuku." Kata-kata itu seakan meluncur begitu saja.
Aku memang merasa sangat senang tentang liburanku kali ini, namun tetap saja aku selalu memilirkan keadaan ibuku.

"Kau tenang saja, ia baik dan keluargaku tengah membantu ibumu." Senyuman tipis yang Harry tunjukan membuatku ikut terseret untuk membalas senyumannya.

Pramugari yang bertugas mengumumkan bahwa penerbangan kami akan mendarat.

***

Saat melangkah memasuki kamar hotel yang Harry sewa membuatku terkejut melihat kamar ini terlalu besar untuk aku dan Harry yang hanya berdua menempatinya.

Saat itu Harry ingin menyewa satu kamar lagi untukku jika tidak ingin satu ruangan dengannya. Namun aku menolak dengan alasan satu kamar cukup untuk kami berdua.
Ia sudah sangat baik mau mengajakku untuk berlibur di sini.

"Apa kau suka dengan kamar ini?" Tanyanya selesai menaruh ponselnya di atas meja rias.

"Kau bercanda?, tentu aku suka." Menjawab pertanyaannya dengan semangat membuatnya tersenyum kecil dan mengikutiku yang berjalan membuka pintu untuk pergi menuju balkon.

Melihat pemandangan California di malam hari membuatku tersenyum lebar. Tidak aku sangka kalau aku bisa mengunjungi tempat ini.

"Sebaiknya kau tidur, udara sangat dingin di sini." Harry merangkul pundakku dan menuntunku masuk kembali ke dalam kamar

***

Suhu saat ini terpampang pada angka delapan derajat celcius.
Dengan pakaian yang tebal dan berlapis membuat tubuhku menjadi hangat.

Aku terus memotret apa pun saat ini. Ya, Harry mengajakku mengunjungi Disneyland seperti yang ia janjikan.

Berhubung kami datang saat musim dingin, aku berniat hanya membeli makanan, melihat pertunjukan dan mengabadikan sesuatu melewati lensa kamera.

Mataku tertuju ke arah toko yang menjual berbagai macam barang yang identik dengan Disney.

Memiliki tubuh yang lebih pendek dari Harry membuatku mendongakkan kepalaku keatas untuk melihatnya.
Saat ini kami tengah jalan berdampingan.

"Kau ingin mengunjungi toko itu?" Belum aku membuka suaraku, Harry dengan cepat menggenggam tanganku yang terbalut sarung tangan berwarna cokelat.

Memasuki toko yang menjual berbagai macam tentang Disney membuat mataku berbinar dan mengerti dengan maksudku, Harry melepaskan genggamannya dari tanganku.

Walaupun umurku bukanlah umur balita namun ketika melihat boneka dan berbagai macam mainan, tetap saja mataku tidak dapat berhenti berbinar.

Langkahku terhenti ketika melihat sweater abu-abu bergambar Mickey and Minnie Mouse. Aku mengambil sweater itu dan melihat label harga yang tertera.
Label berwarna putih itu tertera $44.95.

Tidak membutuhkan banyak waktu untuk berfikir, aku segera mengambil sweater itu dan berniat menghampiri Harry terlebih dahulu sebelum membayarnya.

"Aku sudah selesai." Suaraku membuat Harry menolehkan kepalanya dan mengangguk tanda mengerti.

Tidak jauh dari tempat Harry berada, kami berjalan menuju tempat pembayaran.
Kali ini antrian tidak terlalu panjang dan setelah gadis di depanku barulah giliranku membayar.

Melihat gadis itu selesai membayar, aku melangkahkan kakiku dan menaruh sweater yang ingin ku bayar di atas meja pembayaran.

Membuka tasku cepat aku mencari dompetku yang jauh di bawah karena barang bawaanku cukup banyak.

"Dapat," Aku bergumam senang ketika mendapatkan dompetku.
Aku membukanya dan mengambil beberapa lembar uang.

"Terimakasih." Menegakkan kepalaku, aku terheran ketika orang yang melayani itu memberikan barang yang kubeli.

"Aku belum membayarnya." Dengan datar dan bingung, aku mengutarakannya.

Melihat Harry yang mengambil uang kembaliannya membuat kebingunganku terjawab.

***

"Mengapa kau yang membayar?" Tanyaku saat kami sedang menonton acara televisi di kamar hotel.

"Aku sudah menjawabnya 5 kali, dan jawabanku tetap sama karena aku ingin." Suaranya yang datar dan matanya yang masih memandang ke layar televisi membuatku mendenguskan nafas.

Ruangan ini sunyi dan hanya terdengar suara dari televisi saja. Tidak ada satu pun dari kami yang angkat bicara.

"Maddy?" Bibirku tersenyum kecil ketika Harry memcah keheningan dengan memanggil namaku.

"Ya?" Mataku yang menatap layar televisi, sekarang beralih menatap wajah Harry.

Merubah posisi duduknya menjadi menyamping dengan spontan aku mengikutinya sehingga kami saling berhadapan sekarang.

Harry menatap kearahku cukup lama dan akhirnya ia menghebuskan nafas berat. "Aku mencintaimu Mads." Walaupun terdengar datar namun kata-kata itu sukses membuat pipiku panas.

"Will you be my princess?"

Ucapan yang keluar dari mulutnya sukses membuatku terdiam seribu bahasa.
Katakan ini nyata dan tidak sedang sadarkan diri karena cairan merah yang biasanya mengalir dari hidungku.

Mencubit lenganku dengan cukup keras, aku meringis dan kunyatakan aku sedang dalam keadaan sadar.

"I-I will." Dengan terbata aku menjawabnya dan senyuman kami pun mengembang bersamaan.

"Terimakasih" Senyuman dari bibirnya membuat lesung pipinya terpampang dan itu semua membuatnya terlihat manis.

Lalu aku melihat Harry mengeluarkan kotak silver kecil dan ia membukanya menampakkan cincin berpola kepala Mickey Mouse yang aku lihat saat kami berada di Disneyland.

Mengambil tanganku perlahan, aku hanya menurut saja dan ia memakaikan cincin berwarna emas putih itu di jari manisku.

"Maaf jika aku menyatakannya di tempat yang tidak romantis dan terkesan sangat sederhana."

Ucapannya membuatku semakin tersenyum lebar. Walaupun ia tidak menyatakannya seperti kebanyakan pasangan, aku tetap mencintainya tulus.

Masih dengan senyumanku yang belum memudar, dengan spontan aku memeluknya dan Harry membalas pelukanku.

Tidak lama ia melepas pelukan kami dan memegang tengkukku dengan tangannya.
Dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya dan terpaan nafasnya yang hangat menghantam permukaan kulit wajahku.

Setelah menutup kedua mataku, kali ini sesuatu yang lembab membungkam permukaan bibirku.

Harry menciumku lembut dan aku sempat terdiam karena terkejut namun tidak lama aku mulai membalasnya.

He's my first kiss

***
Cie Maddy jadian, guenya kapan? *abaikan.
Jadi maafkan chapter ini yang kurang greget atau gimana .

Jangan lupa vomments

Makasih yang udah baca :*

Photograph [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang