FORTY-TWO

5.5K 723 57
                                    


Maddy tahu betul jika sihir Harry melemah. Benar-benar pintar siapa pun yang menyamar menjadi Luke sewaktu itu.

Rasa bersalah mengalir didalam diri Maddy. Ia berfikir kalau semua ini karena ada dia didunia ini. Maddy pun meanggap jika ia tidak dilahirkan didunia ini, mungkin semuanya akan baik-baik saja.

Ketahuilah, saat ini pikiran kedua pasangan kekasih tersebut sedang kacau satu sama lain. Tetapi mereka berdua bersikeras untuk tidak saling menunjukannya.

Dengan tawa,senyum dan candaan membuat mereka melupakan sedikit apa yang terbeban di pikiran mereka.

"Madds," panggil Harry dengan suara lirih.

"Ya?"

"Sebentar lagi kita akan sampai ke tempat itu." ujar Harry menggantungkan kata-katanya.

"Lalu?"

Harry menggelengkan kepalanya sembari memamerkan senyum lembut yang indah. Namun senyum itu bukanlah gambaran hati yang sebenarnya.

Hatinya kini sedang berkecamuk. Harry merasakan sesuatu yang membuat dirinya sangatlah merasa khawatir berlebihan. Lelaki itu seperri mendapatkan peringatan yang belum diketahui apa maksudnya.

"Setelah semua ini selesai, aku ingin memiliki seorang putri." ucap Harry sambil terus berjalan beriringan bersama Maddy.

"Kau ingin memiliki putri dari siapa?"

"Lucy." jawab Harry menunjukan ekspresi bahagia.

"Bagus, buatlah 100 orang anak dengan Lucy!" Maddy berujar ketus dengan wajahnya yang mulai memerah.

Harry yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia tahu betul jika kekasihnya ini adalah gadis pencemburu yang menggemaskan.

"Sayangnya, aku akan membuat 200 anak dengannya. Bagaimana menurutmu?"

Pertanyaan Harry membuat mata Maddy melotot keluar. Pasalnya Maddy sangat amat membenci gadis yang Harry sebutkan itu.

"Bagus sekali, Styles." jawab Maddy sarkastis.

Demi apapun yang ada di planet ini. Harry ingin tertawa sangat kencang melihat wajah Maddy yang sudah merah padam. Gadis itu memiliki pipi yang sensitif terhadap perasaan yang ia alami.

"Aku berubah pikiran."

Maddy menoleh kearah Harry dengan malas dan hanya menatap lurus kedepan.

"Apa? Kau berubah pikiran ingin membuat 1000 anak bersama Lucy?, itu bagus."

Jawaban Maddy yang seperti es, sungguh membuat Harry ingin mencubit kedua pipinya.

"Eh? Aku berubah pikiran untuk memiliki seorang putri darimu saja, bagaimana?" goda Harry dengan seringainya yang terpampang jelas di wajahnya.

"Kau ini, berhenti menggodaku!"

***

Harry dan Maddy terus menyusuri hutan mengerikan ini. Mereka berdua berjalan cepat dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi.

"Kita sampai ditempat, dimana kita tidak dapat menggunakan kekuatan apapun." tutur Harry secara mengejutkan.

Melihat ekspresi wajah Maddy yang masih belum mengerti dari maksud Harry, lelaki itupun mulai melanjutkan penjelasannya.

"Tidak ada yang dapat menggunakan sihir ditempat ini. Biar kuperlihatkan."

Harry mulai menggerakan ujung jarinya untuk mengambil dedaunan yang ada di hadapan mereka saat ini. Dan benar saja, daun itu hanya terdiam ditempatnya.

Maddy pun mengerti sekarang. Tidak mungkin jika Harry tidak bisa menggunakan sihirnya hanya untuk memindahkan sejumlah dedaunan.

Saat mereka masih didalam diam, suara burung-burung yang beterbangan mulai terdengar riuh.
Mendegar suara tersebut, membuat kedua manusia itu merasa ada yang tidak beres.

"Selamat untuk kalian."

Maddy dan Harry yang masih menatap langit pun, segera menoleh ke asal suara yang membuat mereka penasaran.

"Ya, aku Luke. Luke Hemmings. Senang bertemu dengan kalian." ujarnya dengan senyuman merekah seperti setan.

Hanya dalam waktu sepersekian detik dari itu, Harry dan lelaki bernama 'Luke' itu mulai bertarung tanpa adanya kekuatan sihir sama sekali.

Harry mulai memukul wajah Luke dengan satu kali hantaman, namun Luke juga membalas tepat di wajah Harry yang membuat mereka berdua sama-sama terpental kebelakang.

Maddy yang melihat mereka bertarung, hanya bisa berkutat dengan pikirannya. Ia merasa aneh dengan 'Luke' yang sedang bertarung dengan Harry.

BRRAAAKKK

Jantung milik Maddy hampir saja berhenti ketika melihat kekasihnya terkapar di tanah, dan wajahnya dihantam beberapa kali oleh Luke.

Tidak berguna. Begitulah pikiran Maddy terhadap dirinya sendiri. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

Harry dan Luke sama-sama memiliki wajah yang sudah babak belur. Hal ini tentu perlu dikhawatirkan. Sihir didalam tubuh mereka tidaklah berfungsi. Luka-luka itu tidak dapat sembuh dengan sendirinya.

Hantaman demi hantaman saling menghiasi wajah mereka berdua. Maddy tak kuasa menahan teriakannya saat melihat Harry benar-benar sudah tidak bertenaga lagi.

Masih memperhatikan Harry dan Luke, Mata batin Maddy seperti terbuka lebar. Ia sangat terkejut ketika melihat Luke.

Luke memukul keras wajah Harry yang membuat darah keluar dari mulut lelaki berambut keriting itu. Luke juga menggunakan sihirnya untuk membuat Harry susah bernafas.

Murka Maddy pun terpanggil, ia tahu kali ini Luke bermain curang. Ia pasti menggunakan penawar yang membuatnya dapay menggunakan sebagian dari sihirnya. Dirinya menghampiri Luke dan Harry yang masih dengan keadaan sebelumnya.
Gadis itu mendorong jauh tubuh Luke dari Harry, menyebabkan Luke terpental dan membentur pohon besar.

Kesadaran gadis itu hanya tinggal setengah dan setengahnya lagi terambil oleh sesuatu yang tidak diketahui.

Wajah Maddy mengeras, bola mata hangatnya berubah menjadi dingin. Tubuh mungilnya menghampiri Luke yang terduduk sambil terbatuk karena serangan dari Maddy yang tiba-tiba.

Diambilnya kerah baju Luke dan gadis itu menatap dalam ke wajah Luke yang tertawa mengejek.

"Bunuh aku." ujar Luke sambil tersenyum kecil.

Namun gadis itu tetap diam seribu bahasa. Harusnya detik ini juga, lelaki itu telah mati jika Maddy membunuhnya sekarang.

Pikiran Maddy berkutat hebat, kalau ia tidak membunuh Luke sekarang maka Harry akan sulit bernafas dan akan mati. Namun jika Maddy membunuh Luke.

Itu sama saja gadis itu membunuh seseorang.

Seseorang itu ialah...

***

Gue berapa abad gak balik? Hahaha
Gila cuy kurtilas bikin mampus :")

Baru bisa lanjut maaf ya, ini bentar lagi mau selesai.

BTW BIG THANKS FOR 15 k

MAKASIH YA , GAK NYANGKA...

DONT FORGET TO LEAVE YOUR VOMMENTS FOR ENDING CHAPTER

GADENG GATAU ENDING APA ENGGA :p

Photograph [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang