Saat ini Harry dan Maddy tengah berjalan menyusuri hutan belantara yang terkenal berbahaya.
Namun untuk saat ini bagian hutan berbahaya belum terpijak oleh Harry dan Maddy. Karena bagian berbahaya itu masih jauh dan butuh tenaga yang kuat untuk melalui hutan ini.
"Apa kau lelah?" tanya Harry yang melihat mimik wajah Maddy.
"Tidak," jawab Maddy dengan wajah yang berbandinh terbalik dengan jawabannya.
"Maksudku sedikit." ulang Maddy ketika ia mengetahui Harry yang tidak mempercayai jawabannya.
Harry mulai membujuk Maddy agar mau beristirahat, namun gadis itu kekeh dengan ucapan dan tujuannya.
Mungkin banyak yang berpikir, bisa saja Harry langsung menggunakan kekuatannya untuk dapat langsung mengunjungi penyihir hitam yang keji itu. Namun jawabannya adalah tidak bisa.
Karena dulu, telah terjadi perjanjian. Siapa pun yang mau melewati hutan ini tidak akan bisa menggunakan kekuatannya untuk langsung sampai ketempat tujuannya.
Setelah dua jam berjalan dan hanya beristirahat dua kali, Harry dan Maddy sampai di batas antara dunia aman dan tidak.
Sekarang mereka tengah diperbatasan menuju bagian berbahaya. Jika kaki kiri atau kaki kanan mereka melangkah satu langkah, mereka telah memasuki bagian berbahaya.
Maddy menggenggam tangan Harry dengan erat dan sontak membuat wajah Harry berpaling kearahnya.
Maddy tersenyum dan matanya seoalah mengatakan 'kita pasti dapat menempuhnya' .
Perlahan mereka melangkahkan kaki mereka untuk berjalan masuk kebagian terdalam hutan berbahaya ini.
"Apa kau lelah?" tanya Harry dengan pertanyaan yang berulang-ulang ia tanyakan ke Maddy.
Maddy tertawa kecil melihat kekasihnya yang terus menanyai keadaannya. Betapa ia beruntung mempunyai Harry saat ini.
"Sudah kubilang ka---Awas!"
Maddy mendorong kebelakang tubuh Harry yang ada di hadapannya dan karena akan hal itu tubuh Maddy terjatuh diatas tubuh Harry yang tergeletak di tanah.
Dengan terburu-buru, Maddy bangkit dari posisinya, takut jika tubuhnya membuat Harry sakit.
Kali ini mereka berdua terduduk ditanah dengan nafas yanh masih memburu. Belum sampai 10 menit mereka melangkah di tempat bagian ini, ajal sudah hampir ingin menjemput salah satu dari mereka.
"Tombak itu." ujar Maddy sambil terbata-bata mengatur nafasnya.
Jika saja tadi Maddy tidak cepat, mungkin saat ini kekasihnya benar-benar dalam keadaannya yang tidak baik. Pasalnya tombak hitam itu sangatlah cepat dan dapat menembus tubuh Harry.
"Aku berhutang nyawa padamu, sayang."
Maddy yang masih mengatur nafasnya, terkejut mendengar ucapan Harry yanh masih sempat-sempatnya menggoda di saat seperti ini.
***
Mereka melanjutkan perjalanan sekitar 30 menit yang lalu setelah kejadian yang sempat membuat jantung Maddy dan Harry berhenti sejenak.
"Ada apa Madds?" tanya Harry yang melihat Maddy berhenti di tempatnya.
"Kakiku,Kakiku tidak dapat di gerakan." seru Maddy dengan kesal sambil mencoba menggerakan kakinya.
Mata Harry melihat kearah bawah kaki Maddy. Dan benar saja, sesuatu makhluk yang tidak berguna sedang berbuat yang tidak-tidak pada Maddy.
"Lepaskan itu, bajingan!" seru Harry sambil menatap arah bawah kaki Maddy.
Tentu saja Maddy bingung melihat Harry yang terlihat seperti berbicara semdiri. Namun pada akhirnya ia mengerti jika Harry mempunyai kemampuan khusus untuk hal-hal seperti itu.
Perlahan ujung jari Harry bergerak bagaikan orang yang sedang mengisyaratkan orang lain untuk minggir.
Setelah itu, kaki Maddy yang sebelumnya terasa berat sekarang sudah ringan kembali.
"Oh, hai Styles. Bagaimana kabarmu?"
Maddy terlonjak kaget mendengar suara dan sosok seseorang berpakaian serba hitam dan wajahnya yang licik terlihat.
"Kabarku?, baik sekali hanya saja setelah melihat wajahmu kabarku menjadi buruk." ujar Harry tenang membalas ucapan lelaki itu.
"Kau tahu Styles?, aku memiliki hadiah untukmu." lelaki itu berucap.
Detik itu juga, batu yang cukup besar menghantam kepala Harry dengan cukup keras dan membuat Harry terpelanting cukup jauh.
Darah segar mengalir melalui pelipis Harry yang membuat Maddy hampir terkena serangan jantung melihat totonannya saat ini.
"Bodoh," ujar Harry dan bangkit berdiri. "Kemampuanmu dari dulu memang begitu buruk." ujar Harry melanjutkan.
Perlahan darah yang mengalir dari pelipis Harry mulai menghilang perlahan.
"Kau mau kita selesaikan sekarang?" lelaki itu menantang dengan wajah menyeramkannya pada Harry.
"Aku tidak takut, Luke."
***
Woyy baca cerita gue yang 'TRAPPED' ya. Pemainnya Harry. Ceritanya tentang misteri gituu wkwk.Btw setelah sekian lama gue menelantarkan ff ini akhirnya gue lanjut yay. Maaf ya kalo gak sesuai sama keinginan kalian.
VOMMENTS YA MAN TEMAN BHAYYYY
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph [H.S]
FanfictionBagaimana kalau ternyata mempunyai sihir itu tidak seindah yang kau kira?