FOUR

11.8K 1.2K 22
                                    


Membuka perlahan mataku. Setelah merasa penglihatanku sudah mulai baik, segera aku mengedarkan pandangaku ke seluruh ruangan yang bernuansa putih ini.
Aku merasa asing dengan tempat ini, ini bukan kamarku.
Penciumanku menangkap aroma obat-obatan yang khas. Dengan mudah kutebak ini adalah rumah sakit, melihat tanganku yang terinfus membuatku menghembuskan nafas berat.

"Bagaimana keadaanmu?" Tiba-tiba terdengar suara lelaki dari balik pintu kamar mandi.

"Harry?, sedang apa kau di sini dan mengapa aku disini? Di mana ibuku?, apa dia baik-baik saja?" Aku bertanya tanpa jeda yang membuat lelaki itu hanya terdiam dan mengangkat salah satu alisnya.

"Sudah selesai bertanya?" Ujarnya datar sambil berdiri disamping tempat aku terbaring bersama infus menyedihkan ini.

Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya. Dan lelaki itu mulai menghembuskan nafasnya berat serta menarik kursi untuk duduk di samping tempat tidur rumah sakit ini.

"Kau di sini karena ibumu bercerita kau pulang dari kampus dengan wajah pucat dan hidungmu itu mengeluarkan cairan merah kental yang tidak berhenti mengalir. Lalu ibumu dalam keadaan baik ia hanya sedang pergi untuk mengurusi urusannya dan ibuku memintaku untuk menjagamu di sini. Sudah jelas?" Ujarnya menjelaskan dengan panjang. Tunggu dia bilang ibunya menyuruhnya menjagaku? Memangnya dia dan ibunya mengenal ibuku?. Apa lagi sebenarnya maksud semua ini.

"Aku memang mengenal ibumu, orangtuamu dan orangtuaku saling mengenal sejak mereka muda. Jelas?" Seperti mengetahui pikiranku Lelaki itu menjawabnya datar dengan tampangnya yang dingin.

Aku hanya mendengus kesal dan mengambil telephone genggamku di meja kecil disampingku. Mungkin aku bisa membuka sesuatu seperti instagram untuk melihat-lihat.

Aku bersyukur ibuku tidak meninggalkanku semdirian di rumah sakit seperti ini, walaupun ditemani oleh makhluk dengan wajah datarnya yang seperti jalan tol ini, setidaknya aku tidak sendiri.

"Aku ingin membeli makanan di mini market dekat sini, kau tunggu sini dan jangan lupa habiskan makananmu yang terdapat pada meja itu" ujarnya tenang seraya berdiri hendak meninggalkan ruangan ini.

"Jangan tinggalkan aku sendiri Harry. Aku tidak mau di tempat menyedihkan ini sendiri" ujarku sambil mencengkram pergelangan tangannya kencang.

"Aku hanya sebentar, sudahlah tunggu saja sebentar" jawabnya sambil berusaha melepaskan cengkramanku. Namun itu semua tidak berhasil, aku semakin mencekram lengannya dengan kuat.

"Tunggu ibuku pulang, setelah itu kau boleh pergi" ujarku memberi penawaran.

"Aku lapar Maddelyn " ujarnya dengan tampang memelas. Tadi dia memanggilku Maddelyn?, bagaimana lelaki itu mengetahui nama asliku itu!. Memang nama lengkapku adalah Maddelyn Attena Caroll Smith, dan kebanyakan orang yang mengetahui namaku hanya Maddy Smith dan Maddelyn? Oh yang benar saja!

Jujur aku merasa aneh jika seseorang memanggilku dengan sebutan Maddelyn. Aku seperti mengingat sesuatu yang aku tidak mengerti. Apa kata-kataku sulit?, maafkan aku karena aku pun merasa sangat aneh sekarang ini.

"Kau tau namaku adalah Maddelyn?" Ujarku bertanya dengan menaikan salah satu alis mataku.

"Ya, dan aku rasa aku suka dengan nama Maddelyn itu" ujarnya santai sambil menatap ke arahku.

"Terserah kau saja asalkan jangan pergi sebelum ibuku kembali" ujarku penuh penekanan. Sungguh aku tidak mau berada di tempat menyedihkan ini sendirian.

Setelah itu perdebatan mulai memanas, dan cengkramanku belum kunjung lepas dari lengan lelaki ini.

"Permisi, maaf menggangu perdebatan panas kalian tetapi aku ingin bertemu dengan Maddy"

Aku yang sedang berdebat dengan Harry segera mengalihkan perhatian kearah suara yang berasal dari ambang pintu.

Saat aku memperhatikan dua orang gadis yang berdiri itu, aku segera tersenyum senang. Mereka sahabatku.
Walaupun aku tidak memiliki teman di kampusku sekarang ini tetapi mereka adalah sahabatku saat aku masih di Los Angeles.

Gadis berambut hitam panjang dengan wajah kental asia itu bernama Aimee dan gadis berambut blonde yang berada di kiri Aimee adalah Kimberly.

"Oh my God, I miss you both already" ujarku dengan senyum mengembang dan mereka berdua segera menutup pintu kamar rumah sakit ini dan berjalan kearah aku dan Harry. Tidak lupa aku melepas cengkramanku.

Sebelum mereka mendekat ke arahku dan Harry, mereka menatap wajah Harry dan setelah itu menundukan kepala mereka seperti seorang budak yang melihat tuannya.

"Aku pergi, ada dua orang yang menemanimu" ujarnya dengan datar sambil menatap kearahku malas.

"Jangan terlalu lama, kalau mereka pulang dan kau belum sampai bagaimana?" Tanyaku dengan tampang memelas dan berharap cemas.

"Itu urusanmu" jawabnya dengan dingin dan hendak meninggalkan ruangan ini.

"Kalau begitu aku tidak makan" tidak tau mengapa, perkataan itu terlontar begitu saja. Tetapi masa bodo aku tidak peduli.
Dan aku yakin Harry tidak akan peduli dengan ancamanku. Memangnya urusanku dengannya apa?

Aku melihat Harry berjalan meninggalkan aku dan kedua temanku.
Sudah kukatakan itu semua tidak mungkin membuatnya menurutiku.

"Aku akan kembali secepatnya dan jangan berani-beraninya kau tidak memakan makananmu atau kau akan ku gantung di atas menara eiffel" ujarnya di ambang pintu keluar dengan nada yang tidak terlalu datar.
Lelaki itu memang aneh, selalu saja susah ditebak.

Tidak lama setelah itu, Harry menghilang dari pintu itu. Ia berjalan sangat cepat.

"Kau sangat berani dengannya Maddy" ujar Kim dengan wajah yang terkejut bercampur dengan kagum.

"Apa maksudmu?, memangnya siapa dia? Apa dia orang yang sangat penting dan seorang pemimpin serta mempunyai kekuatan yang paling besar? Yang benar saja" ujarku meremehkan sambil memutar kedua bola mataku. Memangnya siapa lelaki dingin itu.

"Memang itu lah dia" ujar kim sekali lagi yang membuatku tidak mengerti.

"Apa yang kau katakan tadi tentang Harry itu benar Maddy,dia memang seorang pemimpin yang mempunyai kekuatan terbesar untuk sekarang ini" ujar Aimee menambahkan serta menjelaskannya kepadaku.

Aku yang mendengarnya hanya terkejut serta memandang kearah mereka berdua dengan tatapan aku tidak terlalu yakin.

***
Hai gimana chapt ini?, semoga suka ya. Jangan lupa vommentnya. Kalo feedbacknya makin banyak. Janji bakal cepet update.
Mungkin konflik belum ada di chapt ini sampai beberapa chapt lagi.

See yaaa

Photograph [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang