Hujan badai selama tiga hari tanpa henti dengan kilatan yang menyambar?, cuaca ekstrim ?. Tentu saja itu menakutkan walaupun tidak ada bangunan yang hancur dan hanya berada di London karena kejadian ini.
Kesedihan yang amat di rasakan Maddy, berdampak pada cuaca yang ekstrim melanda seluruh London. Ini lah yang di takutkan oleh semua orang, sang pemegang kekuatan tertinggi sedang bersedih atau marah. Ia akan mengeluarkan emosinya yang membuat alam menyamai kesedihannya.
"Semua salahku."
Gadis itu terus berkata seperti itu hampir setiap saat. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri tanpa henti.
"Madds, ini buka salahmu. Percayalah padaku." tutur Harry lembut berusaha menenangkan kekasihnya itu.
"Kalau kau terus bersedih dan tidak bisa mengatur emosimu, seluruh alam ini juga ikut bersedih dan menyebabkan semua orang ikut bersedih." ujar Harry lagi dengan nada yang sangat lembut. Lelaki itu terus mengusap rambut kekasihnya dengan sayang.
"Apa aku menyakiti mereka semua Harry?, maksudku orang yang tidak bersalah, apa mereka tersakiti karena tindakanku?."
Kali ini Maddy membuka suaranya dan menghapus sisa-sisa air mata yang berada di pipi tirusnya itu.
"Tidak, namun jika kau terus bersedih mereka tidak akan bisa melihat matahari lagi." Harry menjawabnya dengan tersenyum kecil dan mengarahkan matanya ke luar rumah.
Pandangan mata Maddy mengikuti jari Harry yang menunjuk ke arah tirai putih di samping mereka. Tirai putih itu perlahan terbuka dengan sihir yang di lakukan oleh Harry. Di balik tirai putih itu, Maddy melihat jelas keadaan di luar yang sangat menyeramkan. Hujan menjadi sangat liar bersama dengan kilat yang menyambar.
"Lihat, langit pun ikut menangis melihatmu terus berlinang air mata. Mereka merindukan sinar matahari Madds." "Dan matahari yang ku maksud adalah senyummu."
Harry mengucapkan kata-kata itu benar-benar dari lubuk hatinya. Menurutnya senyum yang terpampang di wajah Maddy adalah matahari untuk Harry.
Detik itu juga, Maddy mengamburkan dirinya ke tubuh Harry dan memeluknya erat. Senyuman di bibirnya mulai terangkat dengan jelas sekarang.
Perlahan, badai mengerikan yanh berada di luar ruangan ini pun mereda walaupun belum benar-benar cerah.
"Tersenyumlah Madds, atau Louis akan gagal berkencan dengan gadis impiannya karena badai mengerikan."
Ucapan Harry sukses membuat Maddy tertawa kencang. Harry pun dengan gemas memeluk gadisnya itu lebih erat lagi.
"Kasihanilah Louis Madds, ia akan menjadi tua dan rentan tanpa memiliki seorang pasangan nantinya."
Maddy pun tertawa lebih keras lagi mendengar lontaran dari mulut Harry, pasalnya omongan Harry benar-benar menyinggung Louis yang belum memiliki kekasih sampai saat ini.
"JANGAN MENGEJEKKU WAHAI STYLES YANG AGUNG!"
Maddy dan Harry terlonjak kaget mendengar teriakan seorang lelaki yang tiba-tiba saja muncul di dalam kamar Maddy.
Itu Louis dengan raut wajahnya yang kesal dan Liam yang masih terus menertawakan Louis. Harry dan Maddy kembali tertawa melihat wajah Louis yang terlihat kesal.
***
Hari ini langit kembali cerah. Maddy berusaha mati-matian agar tidak terlalu larut dalam kesedihan atau semua orang akan menderita akibat kesedihannya.
Ia sadar bahwa tidak seharusnya kejadian seperti kemarin itu terjadi. Ia menyesal, namun Harry selalu mendukungnya bahwa semua manusia pasti pernah memiliki kesalahan.
Saat ini Harry dan Maddy tengah berjalan-jalan di sekitar taman. Sesungguhnya Harry tidak mengizinkannya namun Maddy terus memaksa dan berkata semua akan baik-baik saja. Uhm baik-baik saja?
Harry terus berjalan beriringan bersama Maddy. Pundak Maddy terus di rangkul oleh sang kekasih.
Pikiran Maddy dengan langkahnya tidaklah sejalan. Sejak tadi kepalanya terus mengatakan hal-hal yang sangat tidak jelas sampai membuat kepalanya cukup sakit.
"Lepaskan aku keparat!"
Maddy terkejut tak percaya mendengar suara yang sangat ia kenal berada di dalam kepalanya.
PLAK!
"Apa itu sakit?"Mendengar suara seperti itu sukses membuat Maddy terlonjak kaget, namun ia tetap menjaga kelakuannya agar Harry tidak mengkhawatirkannya.
"Aku tidak akan pernah mau bergabung denganmu dan enyahlah kau dari Maddy."
Maddy terus menggelengkan kepalanya sampai akhirnya ia tau betul siapa suara itu.
"Aku mau menemui sang penguasa sihir hitam itu!"
Mendengar hal itu sontak membuat Harry terkejut. Ia tentu saja bingung karena tingkah Maddy yang tiba-tiba saja seperti itu.
"Siapa suara yang kau dengar?" tanya Harry yang sekilas membaca pikiran Maddy. Walaupun akhirnya pikiran Maddy kembali tidak bisa terbaca
"Dia..."
***
Kan gantung kan, wkwk.
Eh btw cetak miring itu suara di kepala maddy ya
Gue usahain deh ya post cepet, pengen tau juga gue akhirnya gimana (?)
Tapi tolong tetep di vote&comment ya, hargain aku yang buat ini :")
Yaudah deh, makasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph [H.S]
FanfictionBagaimana kalau ternyata mempunyai sihir itu tidak seindah yang kau kira?