✒Chapter 5

4.7K 230 3
                                    

Maaf membuat mu menangis.
-1505

Kini langit sudah berganti malam, arsya masih terdiam menatap keluarganya yang menangis sendari tadi sore, setelah arsya menghubungi keluarganya sore tadi padahal dia sudah siuman dari siang hari.

"Hiks kakak kok gini sih hiks mamih kan sedih hiks"

"Kamu ardi kenapa gak larang arsya bawa kendaraan motor sih" omel ajeng.

"Udah omah jangan omelin papih, lagian aku yang paksa papih buat beliin motor itu"

"Tetep aja salah papih kamu, coba kalo kamu tegas sama arsya kejadian ini gak bakalan terjadi"

"Omah udah ya, jangan marahin papih terus, ini di rumah sakit nanti ganggu pasien lain tau" ucap arsya.

"Cucu omah kesian banget sih, ada yang sakit gak?" Tanya ajeng.

"Gak ada kok omah"

"Siapa yang bikin kamu celaka?" tanya ardi.

"Aku gak tau pih, pas aku mau belok ada mobil yang berenti mendadak dan karna aku kaget ya aku banting stir ke kanan eehh aku nabrak pot bunga jalanan"

"Papih bakalan cari pengendara itu, bisa-bisanya dia bikin celaka anak ardigandra"

Ardi beranjak dari duduknya, ia keluar dari ruangan untuk menelpon seseorang, arsya hanya diam tidak mencegah, karena percuma saja mencegah papihnya yang keras kepala ini.

"Saya ada tugas"

"...."

"Cari pengendara mobil yang menyebabkan anak saya kecelakaan"

"...."

"Saya kirim lokasinya"

"...."

"Saya tunggu sampai besok pagi, jika sampai tidak ketemu, kalian akan tau akibatnya"

"...."

Tut

Tut

Tut

Sambungan telefon pun berakhir, ardi kembali masuk dan menghampiri arsya memberitahukan keluarganya kalau semua sudah ia urus melalu kaki tangannya.

"Bagaimana?" tanya agas.

"Udah aku kerahin para ajudan terpercaya kita"

"Gini amat sih" batin arsya.

Dan tak terasa sudah 3 minggu dari kejadian kecelakaan yang arsya alami dan kini arsya pun sudah pulih bahkan dia sudah bisa berlari kesana-kesini seperti semula.

Jam sudah menunjukan pukul 08:34 wib. Namun arsya masih belum bangun juga, merasa anaknya belum bangun, sarah memasuki kamar arsya untuk membangunkan anaknya ini.

"Kak bangun, sarapan dulu terus minum obat"

"Eungh bentar lagi mih"

Bukannya bangun arsya malah menarik selimutnya sampai menutup semua tubuhnya.

"Kalo gak bangun mamih siram nih"

"Aaahh mamih ngancem nya gituh"

Jurus jitu sarah memang tidak pernah tertolakan oleh arsya, ia terpaksa bangun dengan mata yang masih terpejam, dia masih mengantuk, tolong.

"Kalo udah minum obat cukur rambut gih, atau mau di panjangin lagi?"

"Iihhh mana mau, ntar aku cukur lagi, lagian ni rambut cepet banget gondrongnya"

"Botakin biar gak ribet"

"Oohh tidak ntar aku kembaran dong sama arsyan"

Kini sudah pukul 10:05 wib. Arsya harus ke salon untuk memangkas rambutnya.

"Di anterin sama pak farhan aja ya, jangan bawa motor dulu"

"Iyah mih"

Sejak kejadian di rumah sakit itu farhan di telfon oleh ardi untuk di tawari bekerja, sebenarnya ardi menawarkan salah satu jabatan di perusahaan namun farhan menolak karna ia tidak mengerti dunia perusahaan di tambah dia hanya tamatan smp.

Dan karna ardi tidak punya sopir pribadi keluarganya, ardi pun menawarkan pekerjaan itu pada farhan di tambah dengan rumah dan motor pribadi yang ardi hadiahkan karna sudah menolong nyawa anaknya.

"Pak anter ke salon ya"

"Baik non"

Sepanjang jalan arsya sibuk memperhatikan jalanan yang ramai.

"Pak arhan udah berapa lama jadi ojol?" Tanya arsya.

"Pas saya udah umur 17 tahun aja non"

"Pak arhan udah punya anak berapa?"

"Sudah 2 non, yang pertama laki-laki 6 tahun, yang kedua perempuan baru lahiran 2 bulan yang lalu"

Arsya hanya mengangguk, ia kembali fokus pada jalanan di luar sana sampai tak terasa ia sudah sampai di sebuah salon.

"Mbak saya mau ngerapihin rambut sama sedikit di warnain rambutnya ya"

"Aaahh ada mas ganteng"

"Ngeriii ihh" batin arsya.

"Mau di warnain warna apa?" Tanyanya.

"Eumm abu aja tapi jangan full, sekilas aja jadi warnanya gak menonjol" "kek tt lu mbak" sambungnya dalam hati.

"Okeh ganteng"

"Iihh mak lu dapet brondong"

"Ekeu mau dong mak"

"Heh itu bagian emak ya"

"Bagi-bagi dong mak, itu brondongnya cakep banget"

"Hey ganteng baru liat nih,dari mana?" d

Dengan jailnya wanita itu memijat pundak arsya sembari menggoyangkan kedua gunung kembarnya.

Spontan arsya memajukan kepalanya saat benda itu menyentuh kepalanya, sumpah ia ingin cepat-cepat keluar dari tempat ini.

"Astagfirullah salah masuk salon gua"

-
-
-
-
-

Vote-Comen Ngaruh Buat Kelancaran Update Cerita Ini Ya

RASYA GxG [ TAMAT🏳️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang