✒ [ Chapter 40 ]

3.4K 78 0
                                    

Kamu bisa memegang ucapan ku
-1505

Hari ini arsya berada di perusahaannya, disana ada pengacara dan beberapa kepercayaan perusahaan dan para ajudan yang sedang berjaga.

"Disini saya akan mengganti nama hak waris semua harta saya, semua yang beratas namakan saya, akan saya ganti"

Rapat ini bersifat tertutup, tidak ada yang tau terkecuali yang ikut rapat disini,dan mereka adalah orang kepercayaan keluarga arsya.

"Saya sudah membaca semua berkas tentang harta waris jika di total kan saya memegang 85% kekayaan atas nama arsya ardigandra

Saya meminta bantuan kalian untuk mengganti nama harta waris arsya ardigandra menjadi rasyel putriani gantara & arsyan putra ardigandra"

"Kenapa? apa ini tidak mendadak?" tanya pengacara.

"Sebelumnya saya meminta maaf karna akan merepotkan kalian, hari ini saya memberi penuh perintah atas nama arsya ardigandra sebagai hak waris"

"Siapa rasyel putriani gantara?"

"Dia orang kepercayaan saya, kalian tidak perlu khawatir, dia bisa menjaga amanah"

"Saya tidak tau apa yang akan terjadi pada saya selanjutnya, serahkan semua berkas hak waris ini pada rasyel jika terjadi sesuatu pada saya

Dan ini persyaratan tertulis saya untuk hak waris arsyan putra ardigandra"

Arsya memberikan sebuah kertas putih bergaris dimana arsya menulis beberapa persyaratan harta waris untuk adiknya.

Beberapa peraturan tertulis hak waris

1.30% harta waris saya, saya berikan pada arsyan putra ardigandra

2.sebelum menginjak umur 19 tahun, arsyan putra ardigandra tidak berhak mengendalikan 30% harta warisnya.

3.selama Arsyan putra ardigandra belum menginjak umur 19 tahun maka hak waris itu di pegang penuh oleh arsya ardigandra & rasyel putriani gantara.

4."55% harta waris atas nama arsya ardigandra saya serahkan pada rasyel putriani gantara apabila sesuatu hal terjadi pada saya.

5.semua hak waris arsya Ardigandra saya serahkan pada rasyel putriani gantara & arsyan putra ardigandra.

Cap jari

Arsya ardigandra.

"Saya meminta bantuan kalian, tolong simpan semua berkas penting ini dan serahkan pada yang hak nya jika memang ada sesuatu yang terjadi pada saya nantinya"

"Apa anda yakin?"

"Saya sangat yakin, kalian bisa mengatur ini bukan?"

"Siap bisa" all.

"Baiklah rapat kita sudahi sampai disini dan kerjakan tugas dari saya sesuai perintah"

Arsya keluar dari ruang rapat disana ia di kawal oleh beberapa ajudan karna wartawan terus membuntuti langkah arsya.

Arsya menaiki mobilnya yang berwarna hitam legam, semua wartawan mengejarnya sampai parkiran, namun arsya masih enggan berbicara dengan media.

Arsya mengendarai mobilnya menuju makam kedua orang tuanya, ia membawakan dua buket bunga cantik untuk kedua orang tuanya.

Arsya tersenyum lebar saat setibanya di depan makam kedua orang tuanya itu, ia duduk di antara makam ardi dan sara.

Menyandarkan bunga itu di batu nisanorang tuanya, ia kembali duduk menatsp kedua nisan itu dengan senyumannya.

Ia memeluk kedua lututnya, senyumannya tidak luntur seolah ia sedang berhadapan langsung dengan kedua orang tuanya.

"Arsya kangen tau mih, pih" ucapnya.

Kedua tangannya mengelus nisan ardi dan sarah, hatinya seperti berat sekali menahan rindu pada mereka.

"Arsyan udah bisa berdiri tau mih, pasti kalo papih tau arsyan bisa berdiri, arsya yakin papih yang paling heboh serumah"

Ia menghapus air matanya dengan kasar tanpa berniat melunturkan senyumannya.

"Arsya kesini karna kangen kalian, mamih sama papih gak pamit sama aku"

Ia beranjak dari duduknya dan mencium nisan kedua orang tuanya secara bergantian.

"Arsya pulang mih, pih"

Ia meninggalkan pemakaman dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir di pinggir jalan, belum sempar memasuki mobilnya seorang anak kecil berlari melambaikan tangannya.

Seketika arsya melihat ke sekeliling yang sepi, tidak ada siapa pun terkecuali dirinya.

Ia mengucek matanya takut yang di lihatnya bukan manusia, namun saat anak kecil itu semakin dekat, arsya yakin dia manusi karena ia berjalan menapak aspal.

"KAKAKKK TOLONGGG" Teriaknya.

Arsya berjalan menghampiri anak itu yang hsmpir terjatuh karena tersandung, jempol kakinya bahkan sampai berdarah karena tidak memakai alas kaki.

"Ksmu kenapa de?"

"Hiks kak, tolong ibuu, ibuu aku pingsan"

"Pingsan? Dimana?"

"Hiks di-disana"

"Yaudah kita kesana ya"

Arsya dan anak kecil perempuan itu berlari menghampiri seorang ibu paruh baya terkulai pingsan dengan wajah pucat.

Penampilan keduanya sangat kotor dengan baju yang sudah bertambal-tambal.

"Sebentar ya, kakak telfon ambulan"

Drett

Drett

Drett

"Dokter yega"

"Iya non ada apa?"

"Datang ke pemakaman mutiara dengan ambulan, ada seseorang yang pingsan disini"

"Baik, saya segera kesana"

Tut

Tut

Tut

"Tunggu sebentar ya"

"Hiks makasih kak"

Gadis kecil itu menangis memeluk arsya, merasa bersyukur ada yang membantu dirinya.

Beberapa menit kemudian ambulan tiba untuk membawa anak kecil itu dan ibunya menuju rumah sakit.

"Kakak makasih, aku bakal bales kebaikan kakak nanti" ucap si gadis kecil itu.

Arsya membalasnya dengan senyuman dan anggukan.

"Beri penangan yang bagus untuk mereka, saya sudah mentransfer uang untuk pengobatan mereka, ada sisanya tolong belikan baju yang layak untuk mereka dan sisanya lagi berikan saja pada ibu itu untuk pegangan"

"Baik, saya akan merawat mereka, terima kasih sudah membantu mereka"

Arsya mengangguk, ia tersenyum saat gadis kecil itu melambaikan tangannya.

RASYA GxG [ TAMAT🏳️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang