✒Chapter 3

9K 250 0
                                    

Aku hanya menyembunyikan nya, bukan melupakannya
-1505

Sudah 2 minggu sejak kelahiran adiknya arsya, bahkan mereka sudah menggelar acara akekahan yang hanya di hadiri oleh kerabat dekat.

Karna memang keluarga ardigandra merahasiakan kelahiran anaknya ini, meskipun media tau bahwa sarah sudah melahirkan anak kedua.

Sarah dengan pengawalan ketat dari para ajudan nya tak membiarkan wartawan memasuki kediamannya.

"Ulululu anak botak anak botak"

Kini arsya sedang menggendong arsyan, karna sarah sedang memompa asinya, ia masih kesusahan mengeluarkan asi untuk beberapa minggu ini.

"Iihh kok kamu botak sih dek?" Tanya arsya.

"Panggil adeknya yang cakepan dikit ngapa kak, jangan panggil botak mulu"

"Gak papa mih lagian arsyan keknya punya kembaran deh mih"

"Kembaran? Siapa?" Tanya sarah.

"Ituloh si ipin adeknya kak ros hahahah😂"

"Ya allah kak gitu amat sih sama adek sendiri"

"Hahah becanda mih😂 lagian sih kamu botak mirip banget plontosannya kek si ipin"

"Udah aahh sini adeknya, mau mamih nenenin dulu biar tidur"

"Orang lagi asik maen iihh"

Arsya menyerahkan adiknya dengan raut wajah sebal karena belum puas bermain dengan adiknya.

"Kan adeknya harus tidur siang, sana kamu juga tidur"

"Aku tidur di sini" ucap arsya.

Ia merebahkan badannya di ranjang sebelah kiri tepatnya di samping arsyan, ranjang tersebut di sediakan khusus untuk mereka istirahat di room family.

"Awas ya kalo tidurnya gak bisa diem terus nyenggol adeknya, mamih tendang ke pluto kamu"

"Tendang aku ke korea mih biar ketemu kim jong in"

"Halu mulu, tidur sana biar ketemu sama kim jong un"

"Astagfirullah berdosa banget mamih"

Pov makan malam

"Pih, kok omah sama opah gak kesini?" Tanya arsya di sela-sela makan malamnya.

"Asam urat opah kambuh jadi gak kesini"

"Ish ish ish kesihan"

"Besok kamu kesana gih, jenguk omah sama opah"

"Iihh mamih lupa, besok kan aku harus ke kampus buat ngisi formulir"

"Kamu ini kak, itu kampus opah kamu, kenapa harus ribet-ribet ngasih formulir segala sih, biar pak rudi aja yang ngurusnya" ucap ardi.

"Pih, kan aku udah bilang aku gak mau nanti semua orang tau kalo aku anak papih sama mamih"

"Sampe kapan kak?" Tanya ardi.

"Sampe aku lulus kuliah, aku gak mau semua orang mandang aku karna aku anak kalian"

Suasana makan malam jadi terasa dingin dengan pembahasan arsya dan ardi, ardi masih belum paham dengan jalan pemikiran anaknya.

"Aku mohon pih, aku mau hidup normal kek yang lain tanpa harus di kejar media sana sini kek dulu, pih"

"Oke oke papih paham, papih minta maaf"

"Aku udah kenyang, aku mau istirahat dulu"

Arsya meninggalkan meja makan, kenyang?padahal dia baru makan 5 suap, makanannya pun masih banyak di atas piringnya.

"Kamu kenapa harus bahas itu lagi sih ay? Kamu kan tau dia paling sensitif kalo bahas beginian"

"Iya maaf, aku lupa, aku cuman mau semua orang menyegani arsya"

"Dia punya cara sendiri agar semua orang segan sama dia tidak dengan keberadaan tahta kita"

"Iyah, nanti aku minta maaf lagi sama arsya"

Selepas makan malam ardi memutuskan untuk menemui arsya di kamarnya, tentunya ia harus meminta maaf pada sang anak.

Ceklek

"Papih masuk ya"

"...."

Ardi menghampiri arsya yang sedang duduk di meja belajar yang bukan di penuhi dengan buku materi melainkan buku novel kesukaannya.

Ardi duduk di kursi yang berhadapan dengan arsya, namun sang empu masih sibuk menatap bukunya tanpa peduli kehadiran dirinya disana.

"Papih minta maaf karna udah bahas itu lagi ya"

"Hmm"

"Jangan gitu dong kak, papih jadi ngerasa bersalah sama kamu"

"Iyah pih gpp"

Arsya menyimpan buku yang sedang ia baca, ia kembali menatap ardi yang duduk di depannya.

"Jadi papih di maafin kan?"

"Iya papih"

Arsya menunjukan senyum lebarnya, tak ada orang lain yang bisa melihat, manja, senyum, tawa, dah hal nyeleneh arsya kecuali keluarganya.

"Yaudah istirahat besok kamu harus ke kampus"

Ardi berdiri dari duduknya mengelus halus rambut arsya dan mengecup singkat pucuk kepalanya sebelum ia keluar dari kamar sang anak.

Chup

"Good night pih"

"Good night baby"

Ardi menutup pintu kamsr arsya dengan pelan, namun alih-alih istirahat sesuai permintaan papihnya, arsya memilih menonton drama dari balik layar laptopnya hingga menjelang tengah malam.

-
-
-
-
-

Vote-Comen Ngaruh Buat Kelancaran Update Cerita Ini Ya

RASYA GxG [ TAMAT🏳️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang