✒ [ Chapter 15 | 21+ 🔞 ]

18.5K 216 6
                                    

Maaf karna melanggar hukum semesta
-1505

"Eunggh sya jang-aabhh gitu geli"

Mendengar rasyel mendesah seperti itu ntah kenapa membuat libido arsya menaik seolah ia ikut terangsang.

Posisi yang masih memeluk tubuh rasyel pun semakin membuat arsya gila, tangannya menggerayam mengelus punggung rasyel dengan sensual.

"Sya lepasss" pintanya.

Namun tak di dengar oleh arsya, bahkan arsya mendorong tubuh rasyel hingga ia terduduk.

Bibirnya beralih mengecupi leher jenjang rasyel, melumatnya dengan nikmat hingga tak ia sadari, satu kepemilikan ia buat disana.

"Aaahkk arsyaahh jang-aahhn" desahnya.

Rasyel mencoba mendorong bahu arsya untuk menjauh namun tenaga arsya lebih kuat, ia tak bisa mendorong tubuh arsya untuk menjauh.

Ia menahan desahannya saat arsya semakin menurunkan ciumannya menuju dadanya, arsya mendorng tubuh rasyel hingga tertidur di lantai sana dengan di himpit tubuh arsya dari atas.

"Syaa lepasss"

Rasyel memalingkan kepalanya ke arah pintu dengan tangan yang terus mendorong bahu arsya, namun karena ia memalingkan wajahnya kesamping membuat leher rasyel semakin terexpos membuat arsya semakin ingin mencumbunya.

Tangan kanan arsya berada tepat di bawah kepala rasyel sedangkan tangan kirinya sudah beralih meremas benda kenyal yang terbalut oleh kemeja putih.

Rasyel menahan tangan arsya untuk tidak berbuat jauh, oh ayolah rasyel merasa ia akandi perkosa saat itu.

"Aahkk" desah rasyel pun lolos.

Ia tak tahan saat arsya sengaja menggigit lehernya seolah menuntut desahannya keluar.

Kini arsya beralih menatap wajah rasyel, matanya sayup menatap gadis di bawahnya ini, gadis itu terus menggeleng meminta di lepaskan.

Namun arsya tak mau, ia mencium bibir rasyel yang selalu ia bayangkan setiap malam, bibir lembut itu selalu melintasi pikirannya yang mulai tak waras lagi.

Merasa tak ada sambutan dari rasyel, arsya menggigit bibir bawahnya hingga rasyel mendesah membuka mulutnya.

Ia jadikan kesempatan itu untuk mengobrak abrik mulut rasyel, ia absen setiap barisan gigi rasyel hingga ia memainkan lidah rasyel dengan lihai.

"Eeunghh"

Rasyel menepuk bahu arsya saat ia merasa kehabisan nafasnya, arsya yang paham pun melepaskan ciumannya dan kembali menatap rasyel.

"Jangan sya"

Arsya tersenyum menggeleng pada rasyel, matanya benar-benar menggelap seperti ingin berbuat lebih dengan rasyel.

Ia kembali mengecupi leher jenjang rasyel dengan kedua tangannya yang membuka ketiga kancing atas kemeja yang rasyel kenakan.

Rasyel menahan tangan arsya namun lagi dan lagi ia tak bisa menahannya karena benar dugannya, arsya lebih kuat darinya.

"Aaahhkk" desah rasyel.

Tangan kanan arsya beralih mengelus kepala rasyel sedangkan tangan kirinya dengan liar masuk kedalam bra yang rasyel kenakan.

Meremas benda kenyal itu dengan kuat, mengapit bulatan kecil dengan jarinya, rasyel benar-benar merasa di lecehkan oleh arsya.

"Hiks stop sya"

Tangan arsya yang meremas payudara rasyel seketika berhenti sama halnya dengan kecupan itu.

Ia tersadar dengan perbuatannya saat mendengar isakan tangis dari rasyel, ia mendongakkan kepalanya menatap rasyel yang ternyata sudah menangis.

Dengan cepat ia menjauhkan tubuhnya daru rasyel, ia melihat dengan jelas rambut rasyel berantakan, tiga kancing kemeja terbuka menampakan buah dadanya, dan apa? Ia mengecup leher rasyel sampai berbekas.

Masih dengan keterkejutannya, rasyel menggunakan kesempatan itu dengan membenarkan kembali penampilannya dengan sesekali terisak dalam tangisnya.

"Syel, maaf" ucap arsya.

Ia merangkak mendekati rasyel namun sang empu memundurkan tubuhnya, dengan tangan yang masih mengaitkan kancing kemejanya.

"Maaf, gue khilaf"

Rasyel tak menjawabnya, ia dengan cepat berlari keluar dari sana meninggalkan arsya.

Ia menyesal karena berniat membantu arsya, tau akan seperti ini mungkin rasyel tidak akan membantu arsya.

"AAARRGHHH" Teriak arsya.

Ia menarik rambutnya dengan gusar meratapi kelakuannya, bagaimana bisa ia mencumbu seorang perempuan sedangkan ia juga perempuan.

Arsya mengemas barang-barangnya ke dalam tas, ia harus mencari rasyel untuk menjelaskan semuanya, dia harus meminta maaf pada rasyel.

Ia memang salah sudah kelewatan batas sudah berbuat seperti itu pada rasyel terlebih dia perempuan.

Ia keluar dari ruangan musik menuju fakultas kedokteran dimana rasyel ada di kelas itu.

Tapi ternyata rasyel tidak ada di kelas, kedatangan arsya malah membuat gaduh para kaum hawa.

Namun dengan tatapan sinisnya arsya mengabaikan semua itu dan fokus mencari rasyel, hingga berlari ke toilet perempuan namun hasilnya sama tidak ada.

"Pasti pulang" ucapnya.

Ia berlari menuju depan gerbang hingga ia berdiri tepat di pos penjagaan.

"Pak, liat rasyel gak?"

"Rasyel siapa neng? Bapak gak kenal" jawab satpam itu.

"ARSYA" Teriak pak rudi.

Ia menoleh ke belakang saat pak rudi menyuruhnya menghampiri dirinya.

"Ada apa pak?"

"Saya mau kamu ikut mewakili kampus ini untuk seminar besok, dengan beberapa perwakilan lain dari fakultas lainnya juga"

"Kapan?"

"Besok, hanya setengah hari saja, dari pagi sampai sore, bagaimana?"

"I-iya boleh pak"

"Baiklah, persiapkan barang kamu untuk besok"

"Iya pak"

Setelah pak rudi pergi meninggalkannya, arsya kembali menatap ke gerbang sana, mempertanyakan keberadaan rasyel dimana.

-
-
-
-

Vote nya jangan lupa reader kiyowokk

Spesial triple up buat kalian, sehat selalu reader kiyowoknya author

RASYA GxG [ TAMAT🏳️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang