✒Chapter 9

4.1K 195 0
                                    

Aku lebih suka menyibukan diri
-1505

Sudah satu minggu dari kejadia waktu itu, semua sudah kembali dengan semula dan tio pun sudah mendapatkan hukumannya atas apa yang ia perbuat, ia di penjara.

"Arsya" panggil seseorang.

Arsya menolehkan tubuhnya ke belakang saat mendengar panggilan dan suara langkah kaki yang cepat mendekatinya.

"Ilsya?"

"Iya, aku mau ngasih ini buat kamu, dari ibu. Makasih udah bantuin aku buat menangin kasus ini"

"Oh itu, tapi kan pak ardi yang cariin pengacaranya, bukan gue. Jadi lo makasihnya sama pak ardi aja"

"Tapi kan kamu yang yakinin aku buat negakin hak keadilan itu, terima ya, ibu aku udah masak ini khusus buat kamu, ya meskipun sederhana"

"Serius buat gue?"

"Iya, tanda terima kasih dari keluarga aku"

"Yaudah gue terima nih, thank ya"

Arsya mengambil kotak makan itu dan tersenyum pada ilsya, ia kembali berjalan menuju lapangan yang sepertinya sepi, ia duduk di tangga lapangan membuka isi kotak makan dari ilsya.

Senyumannya terukir saat melihat isi kotak nasi itu, nasi goreng dengan telur dan sosis, memang sederhana tapi sepertinya nikmat, pikir arsya.

Ia melahap nasi goreng itu dengan sesekali ia menikmati angin pagi, ia terus tersenyum karena ternyata seenak ini nasi goreng buatan ibunya ilsya.

Tak terasa nasi goreng itu tandas ia makan sendiri, namun ia merasa kehausan dan ya dia tidak membawa minum.

Ia menutup kotak nasi itu untuk ia bawa pulang, bukan untuk ia simpan melainkan untuk ia cuci dan akan ia kembalikan lagi besok.

Arsya kembali berjalan menuju fakultasnya, koridor tampak sepi tak seperti biasanya, tapi tidak arsya hiraukan, ia suka keheningan.

Brakk

"Aawws" ringis seseorang.

Reflex arsya memegang dadanya, tepatnya payudaranya yang terhantam bebukuan oleh gadis yang menabraknya.

"Anjing sakit banget tete gue" ringis arsya dalam batinnya.

Arsya menatap ke bawah dimana gadis yang menabraknya tersungkur jatuh dengan bebukuan tebal berserakan.

"Jalan liat-liat dong, kek gada mata aja lo" ucap arsya.

Gadis di hadapan arsya melotot menatap sinis pada arsya, sial arsya malah bergidik ngeri dengan tatapan gadis itu.

"Elo?"

Arsya pura-pura kaget saat mengetahui orang yang menabraknya adalah gadis yang sempat terlambat masuk fakultas pagi tadi.

"Harusnya elo yang liat-liat jalannya, udah tau gue bawa buku bejibun gini, lo malah jalan ngelamun"

Gadis itu kembali membereskan bukunya meskipun sedikit kesal pada arsya yang malah balik memarahinya.

Ya arsya pun sadar ia salah karena melamun, dengan sedikit gengsinya ia bersimpuh membantu gadis itu membereskan buku tebalnya.

"Nih, sorry" ucap arsya.

"Sekalian bantuin gue ke gudang"

"Dih? Lo siapa?"

"Sekali-kali nabung amal, bantuin deket ini ngapa sih"

"Ogah, lo aja nih"

Arsya hendak memberikan tumpukan buku di tangannya pada gadis itu namun gadis itu lebih cepat menghindar.

"Bantuin gue, lo harus tanggung jawab, gara-gara lo ni buku jadi jatoh"

"I-iya kan gue udah bantuin beresin, gue udah minta maaf juga"

"Nggak! Pokonya lo harus bantuin bawa semua buku ini ke gudang"

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue sih? Gada, pokonya gue gak mau bantuin lo"

"Sebentar doang elah, noh gudang ada di sono"

"Ini cewe kalo gue lepuhin pala nya enak nih" batin arsya.

Vote-Comen Ngaruh Buat Kelancaran Update Cerita Ini Ya

RASYA GxG [ TAMAT🏳️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang