Aku hanya menyembunyikan trauma ku, bukan melupakannya
-1505Hari ini arsya sudah bersiap untuk mendaftarkan dirinya di kampus milik sang opah.
Arsya sudah siap dengan celana hitam, kemeja putih tangan panjang yang ia lipat sampai sikut, dengan rambut mengkilatnya, arsya terus memandang dirinya di depan cermin, seolah terpesona oleh dirinya sendiri.
"Sekarang kamu daftar doang kan?" tanya sarah.
"Iya mih"
"Habis daftar langsung pulang ya, jagain arsyan, mamih hari ini mau masak makanan spesial buat nanti malem"
"Emang ada acara apaan? Lagian kenapa gak bi idah aja yang masaknya"
"Bi idah udah jadwal cuti, lagian mamih lagi pengen masak"
"Elah mamih"
"Kenapa? Gak mau jagain arsyan?"
"Ish mau kok mih, udahlah aku berangkat"
"Hati-hati bawa motornya"
"Siap komandan"
Arsya kini berangkat ke kampus dengan mengendari motor ninja kesayangannya itu, ia mengukirkan senyumannya untuk pagi hari ini, berharap hari berlalu dengan baik.
"HELM JANGAN LUPA DI PAKE!!!" Teriak sarah.
"SIAP MIH"
Sepanjang perjalanan arsya sangat fokus sesekali ia menghirup udara pagi sambil melihat awan cerah.
Saat di pertigaan arsya menyalakan lampu motornya ke sebelah kiri namun arsya terkejut karna mobil yang ada di depannya tiba-tiba berhenti mendadak, sontak arsya membanting stir ke kanan yang membuat ia menabrak pot bunga jalanan yang tebuat dari beton.
BRAKKK
Tubuh arsya terpelanting dari motor, sampai-sampai tubuhnya terpelanting kejalan sebrang, untung saja jalanan sebrangnya tidak begitu ramai.
"Aawss" ringisnya.
Kepala arsya mendadak sakit, bahkan ia seperti merasakan sesuatu tetesan dari hidungnya namun ia tak bisa memeriksa apa itu karena untuk bergerak saja arsya sudah tak bisa.
Sebelum matanya terpejam ia sempat melihat banyak orang yang menghampirinya dan matanya pun semakin memburam bahkan suara riuh pun sudah tak terdengar lagi di telinganya
"Ehh lo anaknya pengusaha terbesar itu ya?"
"Enak nih kalo ada apa-apa tinggal ngadu aja"
"Iyalah kan dia anak pemilik sekolah ini"
"Halah lagian mana ada yang mau temenan ama dia, ntar salah ngomong dikit kita di keluarin"
"Hahahah dasar anak manja"
"Huhh arsya anak mamih"
"Arsya anak manja"
"Biarin aja dia sendiri, dia gak pantes punya temen"
"kasian gak punya temen"
"Huh huh huh"
Arsya tersadar dari mimpi buruknya, nafasnya terpenggal seolah ia baru saja berlari jauh.
"Alhamdulillah mimpi"
Arsya memegang kepalanya yang sakit dan ia tersadar saat melihat ada infusan di tangannya.
"Lah gua di rumah sakit?"
Arsya melirik ke setiap sudut yang bercatkan putih dan bau obat-obatan.
Ceklek
"Kamu sudah siuman?" Tanya dokter.
"Siapa yang bawa saya kesini dok?"
"Saya kurang tau, tapi orang itu ada di depan"
"Suruh dia masuk"
"Baik, tapi biar saya periksa dulu ya"
Setelah memeriksa arsya, dokter tersebut pamit keluar dan memanggil orang yang menolongnya.
Terlihat seorang lelaki mungkin berumur 26 tahun dengan memakai baju kaos hitam dan jaket ojol yang ia tenteng di tangan kirinya.
"Permisi"
"Masuk"
"Apa anda baik-baik saja?"
"Ya saya baik-baik saja, terima kasih sudah menolong saya"
"Sama-sama, kalau begitu saya ijin untuk pergi"
"Sebentar siapa nama anda?"
"Saya farhan"
"Tinggalkan no telfon anda, saya punya hutang nyawa"
"Tidak perlu seperti itu, saya menolong kamu dengan ikhlas"
"Saya tidak suka penolakan, jadi turuti ucapan saya, saya akan menghubungi anda untuk membalas budi anda karna menolong saya"
Pria itu menuruti ucapan arsya seperti ia takut dengan kata-kata gadis di depannya, setelah menuliskan nomornya, pria itu berpamitan pulang.
"Kenapa omel dah gue" ucapnya.
Ia meronggoh ponselnya untuk menelfon sarah di rumah, mengabarinya kalau anak perempuannya ini terkulai di rumah sakit.
"Hallo mamih cantik nya aku"
"Iya sayang kenapa? Gimana daftarnya?"
"Eum i-itu mih"
"Apa?"
"Belum daftar mih"
"Kok bisa? Kenapa?"
"Mamih jangan panik ya?"
"Iya, kenapa sih?"
"Aku masuk rumah sakit mih"
"APA?!"
Arsya menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar teriakan sarah yang kencang bak suara toa.
"Rumah sakit mana? Kamu kenapa? Keadaan kamu gimana?"
"Ish mamih, aku udah bilang kan jangan panik"
"Gimana gak panik denger anaknya masuk rumah sakit!"
"Aku gak papa, tadi ada yang nolongin aku, sekarang aku ada di rumah sakitnya dokter vlan mih"
"Yaudah mamih sama papih kesana, kamu jaga diri"
"Iya, hati-hati"
Tut
Tut
Tut
Selepas mematikan telfonnya, arsya kembali berbaring menunggu kedatangan keluarganya.
"Motor gue gimana ya?" Tanya arsya.
Ia berfikir keras bagaimana nasib motor kesayangannya itu, apa dia baik-baik saja? Atau ada yang mengambilnya? Aaahkk jangan sampai, itu motor kesayangan arsya.
-
-
-
-
-Vote-Comen Ngaruh Buat Kelancaran Update Cerita Ini Ya
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYA GxG [ TAMAT🏳️ ]
Teen FictionNote:21+🔞 Takdir yang melupakan keduanya tentang bagaimana norma dunia berlaku, menentang alam semesta bahkan tuhannya hanya karena sebuah cinta. Arsya ardigandra wanita bak pangeran dongeng yang di kirimkan masuk ke dalam kehidupan gadis cantik be...