✒ [ Chapter 13 ]

3.4K 169 0
                                    

Usaha ku untuk mandiri ternyata bohong.
-1505

Arsya mengantarkan rasyel pulang ke kosannya dengan mengendarai mobilnya, yang kebetulan jarak rumah sakit ke kosan rasyel hanya memerlukan waktu 15 menit.

"Biar gue aja yang bawa barangnya" ucap arsya.

Ia mengambil alih barang bawaan rasyel yang ada di dalam ransel.

"Lo tinggal sendiri?" Tanya arsya.

"Iya"

Arsya meletakan tas rasyel di depan pintu, ia melihat sekitar kosan yang rasyel tinggali, arsya tidak pernah membayangkan kalau sampai ia seperti ini.

"Apa karna ini dia di jauhin anak-anak kampus?"

Matanya terus menelaah setiap sudut kosan yang sempit, maskipun tidak kumuh menurutnya.

Dan apa? mereka menjauhi rasyel hanya karna ini? ya itu bisa terjadi, rasyel bisa masuk kampus itu karna beasiswa sedangkan yang di kampus itu lebih mendominan orang-orang kalangan atas, meskipun kampus tidak memandang semua itu, tapi tak jarang para siswa akan menjauhi siapapun yang dari kalangan bawah, ya seperti rasyel contohnya.

"Kenapa?" Tanya rasyel.

"Gak papa, gue langsung pamit ya ada urusan keluarga"

"Oke thank ya udah nganterin gue, biaya rumah sakit biar gue cicil"

"Gak usah lo pikirin, pikirin aja kesehatan lo itu"

Arsya berlalu pergi hari itu dari kediaman rasyel, ia baru ingat kalau ia harus ke kantor papihnya hari itu juga.

Setibanya di kantor arsya langsung masuk ke ruangan ardi, dimana papihnya itu sedang sibuk dengan tumpukan berkas.

"Anak papih udah dateng"

"Ada apasih pih?"

"Ini loh sayang, ada berkas yang harus kamu tanda tanganin"

"Berkas apa?"

"Ini berkas kerja sama, kamu tau kan kalo kakek sama nenek ngasih harta warisnya ke kamu"

"Iya aku tau"

"Nah surat ini untuk di jadikan kerja sama dengan perusahaan dubai"

Arsya memegang 90% harta waris dari kakek neneknya, sepeninggalan kakeknya arsya sudah di warisi banyak harta dari kakek neneknya, nelum lagi dari opah omahnya dan sebagian perusahaan yang ardi jalankan adalah 87% atas nama arsya ardigandra.

Namun ia belum mau mengambil hak warisnya sebelum ia lulus kuliah nanti, ia masih ingin menikmati masa ia kuliahnya sampai nanti ia akan di sibukan dengan berkas kantor seperti papihnya sekarang.

"Cuman ini kan?"

"Iya, kalau mau kamu langsung jalanin kantor ini"

"Nggak, aku belum lulus kuliah"

"Iya iya deh anak papih satu ini emang anak baik"

Setelah selesai dengan urusan berkas di kantor, arsya pun pulang ke rumah dan tentunya langsung bermain dengan arsyan.

"Bersih-bersih dulu, jangan langsung nyentuh ade"

"Iyaaa"

Ia berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan badannya, setelah bersih ia pun kembali ke bawah dimana arsyan tengah bermain dengan sarah.

"Kak bikin susu dong buat arsyan"

"Okeh"

Arsya berjalan menuju dapur untuk membuatkan susu adiknya, namun saat mengocok susu dalam botol bayi, pikirannya tiba-tiba terlintas pada adegan ia mencium rasyel.

"Sadar sya lo itu normal" ucapnya.

Arsya sudah siap membuat susu, ia kembali menghampiri arsyan dan mamihnya yang berada di ruang keluarga, ia memberikan susu itu pada sarah.

Hingga tak terasa suudah waktunya makan malam, arsya, ardi, dan sarah sedang menyantap makanan buatan bi idah malam itu.

"Sya" panggil ardi.

"Iya pih"

"Papih sama mamih mau ngomong sesuatu"

"Apa?"

"Papih sama mamih harus berangkat ke amerika lusa"

"What? kok mendadak sih pih?"

"Ada kesalahan perusahaan disana, kemungkinan agak lama disana"

"Kamu bisa ikut sayang" timpal sarah.

"Ayolah pih, mih, aku gak mungkin ikut kalian"

"Itu terserah kamu sya, papih cuman bilang lusa kita akan berangkat ke amerika"

Sesi makan malam sudah selesai, arsya sedang merebahkan badannya di sofa kamarnya.

"Ntar kalo gue ikut ke amerika pasti gue kudu ikut ngembangin perusahaan disana, harus pindah ksmpus lagi, berinteraksi lagi sama orang baru, kan males" gumannya.

"Tapi kalo gak ikut, gue bakalan kangen sama si botak" lanjutnya.

Ceklek

"Kak"

"Iya mih"

Arsya mendudukan pantatnya dan di susul oleh sarah yang duduk di pinggiran ranjang.

"Kalo kamu mau disini gak papa itu lebih bagus, kamu bisa kunjungin kita kesana kalo libur kuliah nanti"

"Bingung aku mih, disisi lain aku udah betah di kampus ini tapi di sisi lain aku gak bisa jauh dari arsyan"

Arsya menyenderkan kepalanya di bahu sarah, memang ia bingung untuk memutuskan harus berbuat apa.

"Inget beberapa hal dari mamih, ibadahnya di perketat lagi, dan jangan bergantungan sama obat lagi kalau kamu jauh dari mamih ya?"

"Apa aku bisa mih?"

"Kamu harus janji sama mamih, jangan pernah kamu bergantung sama obat itu lagi, kamu harus lawan"

"Aku janji mih, demi mamih aku pasti lakuin apapun itu"

Arsya memeluk tubuh sarah, ia seperti akan di tinggal jauh oleh ibunya ini, namun yang membuat ia semakin berfikir adalah, apa bisa dia tidak bergantungan dengan obatnya lagi.

-
-
-
-
-

Vote nya jangan lupa reader kiyowokk

Thank udah pada mampir

RASYA GxG [ TAMAT🏳️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang