Part 4

10.3K 458 0
                                    

Juna belum memiliki tenda. Sedangkan tenda karyawannya terlihat penuh, malah sempit-sempitan. Tidak tega, akhirnya Yana mengajak Juna untuk satu tenda dengannya sementara.

***

Hujan masih mengguyur sampai akhirnya mereda di jam 4 sore. Yana bergegas keluar karena harus segera mandi dan bersiap untuk memasak makanan. Terutama karena dia merasa canggung berduaan dalam tenda.

"Anu.. pelan-pelan.." nasehat Juna.

"Ga ada waktu untuk-WAAA" Yana berteriak sekilas karena badannya serasa melayang ke belakang.

Kaki Yana tidak sengaja menginjak bebatuan berlumut, bahaya. Syukurnya Juna sudah bersedia di belakang menjaga bosnya untuk tidak terjatuh. Ia memegangi pundak bosnya. Walau bukan sentuhan seberapa, wajah Yana merah padam. Ia malu karena bandel sekaligus karena dibantu Juna yang telah menasehatinya.

Dengan polos, Juna menggandeng bosnya menuju balai yang berisi perlengkapan memasak, juga beberapa pedagang yang berjualan. Abi melihatnya dengan tatapan kebencian dari kejauhan, entah siasat apa yang akan dilancarkan Abi karena merasa mbak crushnya diambil.

"Suka seafood?" Tanya Yana.

"Alergi.. ikan" kekehnya pelan.

Yana mengangguk paham, dia memerintahkan karyawannya untuk tidak memasukkan ikan pada kari seafood yang akan dibuat.

"Loh kenapa? Bos kan suka ikan" tanya Dion.

Yana menggeleng pelan, "sedang tidak mood"

Juna yang mengetahui itu merasa bersalah. Ia berlari menuju kebun bunga disamping perkemahan. Dipotongnya beberapa bunga edelweis atau bunga abadi itu secara diam². Karena dasarnya masyarakat sangat dilarang untuk memetik bunga edelweis yang mekar antara April hingga Agustus. Bahkan ada sanksi beratnya. Namun ini sudah September awal, ia rasa tidak akan terkena hukuman sekalipun tertangkap.

Menunggu mekar bunga abadi ini perlu hingga 10 tahun lamanya. Namun dia juga tidak kunjung rontok, karena itu disebut bunga abadi.

***

Yana yang sejak tadi kehilangan asistennya itu mulai panik, ia takut Juna akan melakukan hal yang sama disaat mereka bertemu. Tampak Juna berjalan mendekat dari kegelapan, Yana bernafas lega. Tangan Yana ditarik oleh Juna menuju tenda pribadinya.

"Ada apa?" Tanya Yana yang kebingungan.

"Ini.. ucapan terimakasih karena sampai tidak makan ikan" gerutu Juna sambil menyodorkan bunga abadi yang sudah terbungkus plastik.

 ucapan terimakasih karena sampai tidak makan ikan" gerutu Juna sambil menyodorkan bunga abadi yang sudah terbungkus plastik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yana terkekeh, ia tidak tahan dengan kelucuan asistennya itu. Hanya karena ikan, dia sampai mencari bunga abadi yang justru bisa membahayakan dirinya sendiri. Tangan Yana menerima bunga itu.

"Terimakasih, tapi jangan melakukan hal berbahaya seperti ini lagi" tegas Yana sambil tersenyum-senyum menaruh bunga itu di samping ranselnya.

Juna menggeleng pelan, "itu cuma bunga yang tersisa, pasti tidak akan ada masalah"

Yana memicingkan mata, "kamu bandel juga ternyata," Yana kembali terkekeh. "Sudahlah, ayo makan, karinya sudah siap."

Wajah merona milik Juna tertutupi kegelapan, ia merasa malu karena melakukan hal itu hanya untuk menyenangkan hati Yana.

***

Huek!
Juna memuntahkan kari yang telah dimakannya setelah berlari dari kerumunan.

Yana segera membawakannya air putih untuknya. Tampak wajah pucat Juna sekilas ketika menerima air putih itu.

"Astaga, kamu sakit?" Tanya Yana panik.

Juna menggeleng, "walau tidak ada daging ikannya, tapi jelas ada kandungan ikannya.. mungkin dipotong kecil" ucapnya lirih.

Mata Yana menatap tajam satu-satu karyawannya. Semua karyawannya takut sekaligus saling membela diri, termasuk Abi.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang