Part 37!

3.6K 202 5
                                    

🎶Katy Perry - Unconditional🎶

Lelaki itu berdiri, Jia mengikutinya. Tampak seorang polisi mendekati mereka. Polisi itu menatap mereka berdua tidak enak.

"Maaf ya, sudah tidak tersisa apapun. Apinya terlalu besar." Kata pak polisi.

Jia memalingkan wajahnya, menahan tangis. Gelombang perasaan Juna di dadanya menggedor keluar. Kedua tangannya menutup wajahnya. Ia terjongkok lemas. Pak polisi yang mengetahui situasi pun pamit undur diri. Azura pun datang dengan Abi.

"Juna, pulang aja." Kata Abi dengan nada tidak pedulinya.

Juna masih terdiam. Abi mendekat ke arahnya, menepuk pundak Juna.

"Bro, biarin lah itu urusan Azura." Ucapnya.

"Lo tau apa soal sih soal perasaan gue?!" Bentak Juna.

"Loh, kok lo ngegas sih?" Abi tidak mau kalah.

"Yana gue di dalam sana, bangsat." Gertak Juna sembari menarik kasar kerah Abi.

"Pfft, makanya nonton balapan jangan dibelakang. Noh doi nongki di warung, haus katanya." Abi menunjuk ke arah belakang Juna. Azura ikut terkekeh melihat Jia dan Juna membalikkan badannya.

Iya, Yana sedang menyeruput kopinya. Ia melambai ringan ke arah Jia dan Juna dengan polosnya. Sejak jam 12, gadis itu menahan rasa kantuknya. Jadinya ia mengontrol mobil sport Azura dengan remote control. Dalam mobil tersebut disematkan 4 transmiter untuk mengendalikan, mulai dari gas, setir, hingga rem. Alhasil Yana keluar dari arena disaat mobilnya sudah sangat dekat dengan garis finish.

Jia berlari mendekati Yana, "gue nangis buat apa terus?"

"Makanya, udah tau pendek malah nonton di belakang." Ledek Yana.

"Dih lo juga kali, sebagai gantinya naikin gaji gue!" Cebik Jia dengan senyuman jailnya.

Mereka berdua tertawa, lalu berpelukan.

"Jangan bikin gue khawatir, bisa?" Ucap Jia.

"Maaf ya, gue ngantuk banget." Yana menepuk-nepuk ringan punggung Jia.

Lelaki itu ikut mendekati mantannya, ia tertunduk masih dengan beberapa sisa isakan tangisnya. Yana tersenyum tipis sambil melepas pelukan Jia. Gadis itu menghampiri mantannya, kemudian memeluknya.

"Maaf bikin khawatir," ucapnya sembari mengelus punggungnya.

"Maaf kak.. Juna sayang banget sama kakak.." lirihnya sembari menangis terharu.

"Cup cup sayang.." Yana menghapus air mata Juna dengan mengusap lembut pipinya.

Juna mengangguk, ia memeluk kembali tubuh kecil Yana. Gadis itu merasakan tubuh panas Juna.

"Ke villa ya? Kakak rawat, kamu cuti dulu." Ucap Yana. "Jia, lo boleh absen hari ini, tapi lagi dua hari tolong gantiin gue sama Juna ya?"

Jia mengangguk paham, "gue pulang duluan sama Abi ya? Daaa." Kata Jia sambil melenggang pergi.

"Dan untuk kamu." Yana menoel hidungnya. "Kita gak perlu balikan."

Juna kembali menarik sudut bibirnya ke bawah. "Kenapa.. Juna salah apa?"

"Semua sudah dicapai kan? Tinggal nikah saja." Tanya Yana memastikan.

Juna tersenyum bahagia. Ia memeluk badan tunangannya untuk kesekian kalinya.

"Yana, kalau kamu capek sama Juna. Bisa panggil saya kok, saya juga bisa jadi submisif," tawar Azura tiba-tiba.

Juna hendak berbalik badan dan memukul Azura lagi. Namun Yana mengeratkan pelukannya.

"Kalau kamu menunggu saya capek mencintainya, maka kamu akan menunggu selamanya." Kata Yana memamerkan senyuman manisnya sembari mengelus pipi Juna.

Membuat lelaki itu tersenyum malu, dibarengi dengan gelengan kepala Azura dan akhirnya ia beranjak pergi. "Nah, ya sudah anggap kamu menang. Langgeng kalian."

"I will love you, unconditionally." Lirih Juna. Ia mengakhirinya dengan kecupan di kening Yana.

Bersambung...

Hallo~ ga mewek kan ya? Um.. selanjutnya bakal 21+ soalnya mnkh.
Hehehehehhehe :D
Di tunggu 35 vote (di setiap part dari awal-akhir) untuk mnkh🤾‍♀️.

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang