Masih mikir ini wp femdom? Tch, salah.
Ini hubungan switch, gantian gitu.
***Yana memasuki ruang kerjanya, diikuti Juna. Gadis itu terlihat frustasi, dan lelaki itu hanya bisa terdiam. Seakan tengah satu ruangan dengan singa betina kelaparan.
"Huft.. saya terima aja ajakan Azura?" Tanya Yana sembari melepas dasinya yang mencekik lehernya dan dua kancing baju, membuat dadanya terlihat.
"Hah.." Juna hanya menghela nafas. "Asal dia gak nyentuh kakak, selebihnya itu urusan saya sebagai pacar kakak."
Yana tersenyum tipis mendengar respon pacarnya yang begitu pengertian. Gadis itu mendekati pintu, kemudian menguncinya. Ia mendekati Juna dengan tatapan haus darah. Tentu Juna menyadarinya.
"Eh kak, ini ruangan kaca-"
Mmh~
Yana menarik leher Juna hingga wajahnya sejajar dengan wajahnya. Gadis itu melumat kasar bibir pacarnya. Kangen, rindu, sedih, juga senang karena bisa memilikinya. Tentu Juna membalas ciuman itu, mereka seakan beradu lidah didalam sana.Pikiran Juna mulai liar, tangannya mulai bermain di punggung Yana. Namun gadis itu mendahului pergerakan, ia meremas pantat pacarnya yang menurutnya menggemaskan. Merasa pantatnya diremas, mata Juna yang awalnya terpejam menikmati permainan menjadi terbuka lebar karena terkaget.
Mereka menyudahi pertandingan lidah. Lelaki itu tidak ingin kalah mendominasi, ia mengecup lehernya sekilas. Lalu dijilat membuat rangsangan pada leher pacarnya. Tubuh Yana terpaku mendapat jilatan itu, tanpa sadar ia menikmatinya. Sesekali ia meremat jas Juna.
Ahh..
Gadis itu mendesah. Juna menggigit bahu Yana. Ia memberikan tanda kepemilikan. Terlihat merah pada bahunya. Membuat gadis itu melemas mendapat rangsangan itu. Lelaki itu hanya tersenyum puas sekilas. Juna sengaja menaruh tanda itu disana, dengan begitu rekan kerjanya tidak akan menyadari karena baju berkerah pacarnya.Ah.. keceplosan, sial.. kenapa badanku mulai lemas? Aku kan bukan submisif? Bathin Yana.
Badan Juna berusaha ditahan tangan Yana. Walau badan Juna tidak sekekar Azura yang tipe titan, entah kenapa kekuatannya masih lebih besar dari Yana. Gadis itu mulai mencari cara membalikkan keadaan, ia menjulurkan tangannya ke bawah sana. Dirematnya kejantanan Juna dengan mudahnya karena timbul dari celananya.
Ahh!
Gantian, kini lelaki itu mengeluarkan suaranya. Wajah Juna memerah, badannya ikut melemas. Tatapannya juga sayu dan malah berpegangan di pundak Yana seperti anak anjing.Sukses! Bathin Yana.
Juna menggeleng pelan karena ia tidak ingin menahan horny. Itu sakit, terutama saat ini mereka sedang diruangan kaca.
"It's okay~ sayang." Sambil kembali diremasnya, membuat Juna menggigit bibirnya, menahan desah.
"Mmh.. stop, nanti di villa ajaa!" Juna menepis tangan Yana, langsung membelakangi Yana.
"Hee.. yaudah, kita pulangin aja karyawan lebih awal." Yana langsung menuju telepon kantor, menelepon kepala staff untuk nemberi kabar pulang awal.
...
Juna membereskan berkas-berkas di mejanya. Ia senang karena presentasinya berhasil, disisi lain marah kepada Azura.
Yang namanya Azura ya Asura(raksasa), badan doang gede tapi kemana-mana masih ngajak bapaknya. Bathin Juna.
Lelaki itu mengomel di dalam hatinya sembari merapikan kertas di mejanya.
"Sayang~" gadis itu memeluk pacarnya dari belakang. "Mumpung udah sepi, hehe" kekeh Yana sembari kembali memainkan kejantanan Juna dari belakang.
Bersambung...
Minimal vote lah dek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kukira Malesub [END]
Romance⚠️ 1821+ Area. NON LGBT. Takdir mempertemukan femdom dengan seorang lelaki cantik. Timbul keadaan dimana ada balas budi yang harus dituntaskan lelaki itu. Tanpa sadar mereka yang telah jatuh cinta. Sayangnya si lelaki bukanlah seorang masokis sepert...