Gadis itu melempar senyum setannya, kemudian pergi meninggalkan Juna dalam derasnya hujan. Lelaki itu memilih mengubur diri dalam derasnya hujan. Mendinginkan kepalanya yang sudah terlanjur panas.
***
Hujan mengguyur mobil mewah Azura. Mereka hanya diam, tidak saling bicara seperti sebelumnya. Kecepatan mobil mulai mencapai 90km/jam. Gadis itu tidak terganggu dengan suara mesin mobil. Yana terlalu hancur melihat miliknya yang dipercaya setia malah membiarkan orang lain menyentuhnya. Lelaki disamping Yana tidak berani membiarkan Yana down sendiri jika kembali ke rumah orang tuanya. Akhirnya Azura mengantar Yana ke villa milik keluarga Dirgantara.
...
"Nih susu hangat," kata Azura menawarkan.
Gadis itu hanya menggeleng. Dengusan kasar terdengar dari Azura. Ia duduk disamping gadis itu.
"Yana, mau nikah kontrak?" Tanya Azura. "Yang artinya saya gak akan nyentuh kamu-"
"Tentu-" mereka saling menyela.
"Ada syaratnya." Jawab Azura. "Menangkan balapan mobil, dari salah satu mobil koleksi milik saya."
"Saya tidak pernah ikut balapan." Yana menolak.
"Tenang, lawanmu bukan saya, melainkan amatir lainnya." Sahut Azura.
"Siapa?" Yana akhirnya menoleh ke arah Azura.
"Adik saya," jawab Azura sembari memegang kedua lengan Yana. "Dengar, kalau dia menang, kamu akan jadi milik saya seutuhnya, jika sebaliknya.. saya akan menuruti perintah kamu sampai mati, menggonggong untukmu sekaligus nikah kontrak." Tegasnya.
"Saya pegang kata-kata kamu." Yana menepis pegangan Azura. "Selamat malam, saya akan mandi, tolong bawakan baju ganti."
Azura mengangguk paham, ia keluar kamar dan menutup pintu dengan sangat pelan.
"Jangan lukai calon saya." Kata Azura sembari melihat kolam ikan yang penuh dengan air hujan.
"Tuhkan, katanya bantuin adek?" Tanya gadis itu. "Adek ga suka liat dia bahagia!" Pekiknya.
"Bangsat!" Azura memukul tembok tepat disamping kepala gadis itu. "Lo kalo dikasih tau abang lo, nurut."
Lelaki itu tahu betul sifat adiknya yang seenaknya. Kuliah tidak benar, menjadi baby girl di salah satu bar, bahkan pernah kabur dari rumah, sampai namanya dicoret dari KK oleh ayah mereka. Ayah benar. Seharusnya ia tidak pernah mengasihani adiknya.
Gadis itu menciut, ia tak kuasa jika harus bertengkar fisik dengan Kakaknya sendiri. Ia berlari menjauhi kakaknya.
"Kakak jahat, siapapun yang menghalangi gue.. liat aja!" Cebik gadis itu sembari mengacungkan jari tengah ke arah kakaknya.
***
Tidak terpikir sedikit pun soal balapan di otak Yana. Di otaknya hanya ada Juna. Ia merindukannya. Sangat rindu. Rasanya ingin mati karena semua tekanan ini. Hatinya berat. Pedih.
Badan gadis itu mulai basah dengan air hangat dari shower. Matanya sembab. Bengkak. Pandangannya berat. Lagi-lagi ia menangis, kali ini tidak terdengar. Ia sengaja mengeraskan suara air. Teriakannya hampa, tidak ada suara. Terlalu berat untuk bersuara. Terlalu capek untuk itu.
Aku ingin secepat mungkin menang. Segera mungkin aku akan meninggalkan Bali, dan mengganti identitas baru. Kemana ya, Jogja? Bathin Yana berusaha menghibur diri.
Tapi tidak semudah itu, ia begitu kesepian. Sama dengan Juna. Mereka berdua sama. Sama-sama bodoh. Tidak ada yang berusaha menjelaskan. Silent treatment rasanya membunuh mereka.
...
"Ra, saya mau besok balapannya." Ucap Yana saat makan malam.
"Kenapa buru-buru?" Tanya Azura.
Yana terisak kembali, "saya mohon.."
Lelaki itu terkaget, ingin menenangkan gadis itu. Tapi ia tau, Yana tidak menginginkannya. Hatinya terenyuh melihat Yana yang kuat bisa selemah ini. Padahal sudah lama ia mencari tau soal Yana, gadis itu terkenal dengan kuat mental dalam menghadapi segala masalah. Tentu saja ia tau lewat mata-matanya.
"Besok.. jam 12 malam bersiap," Azura mengijinkan.
Bersambung...
Vote! Tolong hargai Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kukira Malesub [END]
Storie d'amore⚠️ 1821+ Area. NON LGBT. Takdir mempertemukan femdom dengan seorang lelaki cantik. Timbul keadaan dimana ada balas budi yang harus dituntaskan lelaki itu. Tanpa sadar mereka yang telah jatuh cinta. Sayangnya si lelaki bukanlah seorang masokis sepert...