Part 13

9.3K 328 4
                                    

Spesial Part request Armpit Fetish.

***

Yana mengerjapkan matanya, ia tersadar bahwa mimpinya begitu indah untuk dibangunkan. Ia menatap langit-langit kamar yang mulai terang disinari matahari. Sesekali menarik nafas panjang mengumpulkan nyawa, dan akhirnya ia tersadar bahwa ada yang menindih dadanya sehingga nafasnya tersendat.

 Sesekali menarik nafas panjang mengumpulkan nyawa, dan akhirnya ia tersadar bahwa ada yang menindih dadanya sehingga nafasnya tersendat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kapan begini..

Yana menutupi dadanya sendiri, malu rasanya jika disentuh oleh Juna. Sedikit demi sedikit Yana mendorong badan Juna, namun bukannya terdorong, Juna malah semakin menempel dan memeluk Yana.

Terasa hangat, terutama karena ac-nya lupa dimatikan dan Yana hanya menggunakan tanktop saja saat ini. Agak curiga pada Juna jika ia sedang terbangun, terbukti dari tangannya yang terus meremas lengan Yana.

"Emh.. kakak.." lirih Juna dengan suara seraknya di dekat telinga Yana.

Bulu kuduk Yana meremang, deep voice milik Juna membuatnya menciut.

Fokus Yana, kamu itu sudah jadi femdom bertahun-tahun. Masa kalah sama suara aja..

Yana menatap wajah Juna, nafasnya terdengar berirama. Alisnya yang rapi dan hitam legam sungguh menawan. Wajahnya cantik untuk seorang pria. Candu untuk dilihat. Rambutnya terlihat halus, Yana tidak tahan untuk segera mengelus rambutnya.

Halusnya..

Mendapat rangsangan dari Yana, tubuh Juna merespon dengan mengeratkan pelukannya. Yana ingin memisahkan diri, ia menepuk-nepuk pipi Jun untuk membangunkannya.

"Hey Juna, bangun.."

"Emh.. akak" lirih Juna sambil menggesek-gesekkan wajahnya di lengan Yana.

Pipi Yana merona mendengarnya. Nada manja dari suara Juna membuatnya salah tingkah. Ternyata Juna mengigau, begitu nyenyak tidurnya.

"Bangun Junaa" suruh Yana lagi.

Geli, nafas Juna berhembus tepat di lengan Yana. Tangannya diangkat untuk mengitari leher Juna, kemudian lagi menepuk-nepuk pipinya untuk membangunkannya. Kini ketiak Yana yang geli. Juna menghadapkan wajahnya tepat diketiaknya membuat Yana malu.

"Juna hey bangun, jangan gitu ih" Yana meronta-ronta menjauhkan wajah Juna menjauh.

Juna membuka matanya, mendapati gebetannya dengan wajah merona ketika terbangun. Dengan nyawa yang belum terkumpul, ia malah menyosor ketiak mulus nan putih milik Yana. Bulu halus yang baru tumbuh menghiasinya. Juna menciumnya, menggesekkan hidungnya, menjilatnya pelan.

Badan Yana lemas mendapat rangsangan itu. "Ehm.. Juna.. mh.." Yana mengulum bibirnya sendiri, merapatkan mulutnya agar tidak keluar suara aneh.

Juna mengecup di setiap sudutnya, bau milik gebetannya itu merangsang kejantanannya. Kedua tangan Yana kini juga sudah digagahi Juna, keduanya dipegang erat diatas kepala Yana oleh satu tangan indah tanpa urat milik Juna. Yana yang mendapat rangsangan di pagi hari hanya bisa memberontak dengan lemas, apalagi semalam ia mendapati miliknya juga basah.

"Mhh, stop it.. Juna!" Bentak Yana diakhir karena merasa geli.

"I like this.." gumam Juna, kesadarannya belum penuh, bahkan Juna merasa masih bermimpi.

"Stop! JUNA DISANA KOTOR!" Bentakan Yana semakin keras saat Juna mulai menjilati ketiaknya.

"Bersih.." lirihnya sambil mengecup untuk mengakhiri. "I like your body, di setiap bagiannya bisa buat saya gila"

Di sebuah kesempatan kecil, Yana menampar pipi Juna hingga ia terkesiap dan sadar sepenuhnya. Ia duduk tersimpuh dengan gelagapan. Memandangi Yana yang berusaha menutupi bagian dadanya tanpa bra.

Juna membelalakkan matanya, ia tak sadar bahwa barusan itu nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna membelalakkan matanya, ia tak sadar bahwa barusan itu nyata. Raut Juna menjadi panik, membuat rahangnya gemetaran dan giginya bertubrukan.

"K-kak.. mimpi.."

"MIMPI MATAMU" cebik Yana sambil berlari ke kamar mandi.

Mata Juna menatap nanar Yana yang mulai memasuki kamar mandi. Ia baru saja melakukan kesalahan fatal. Tangannya ditangkupkan di dada.

Selamatkan aku, Tuhan..

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang