Part 44

4.9K 197 2
                                    

Pujian untuk Yana terlontar, anehnya bukan dari seorang yang perkasa, melainkan cowo cantik dengan posisi mendominasi saat ini.

***

Terlihat aneh jika Yana menciut karena suami cantiknya ini, namun ia tak siap untuk berhubungan di siang bolong begini. Tali pengikat pada tangan Juna sudah terlepas, tapi ia tak kunjung memindahkan juniornya. Malah terus saja disodok-sodokkan ke area sensitif Yana, membuat badan terus saja mengejang.

Junior Juna yang juga semakin terangsang dengan sentuhan terus menerus pada ujungnya. Kelenjar cowper milik Juna mulai mengeluarkan cairan pelumas. Begitu pula kelenjar bartholin milik Yana.

"Pindahin.." Yana mencicit, begitu pelan. Nyaris tak didengar Juna.

"I'm not done yet." Bisikan dari Juna justru membuat tubuh Yana lebih terangsang.

Badannya panas, suara detak jantungnya bahkan terdengar sekilas. Ujung junior Juna terus saja menyodok vagina Yana yang mulai berkedut meminta lebih. Pundak Juna dicengkram kuat oleh Yana ketika ujung juniornya kini benar-benar sudah bertemu bahkan hendak masuk. Yana menggeleng kuat.

"I.. i'll suck it, please lemme go.." panik Yana. "Please.." suara lirih Yana membuat Juna mendengus kesal.

Sejujurnya ia sudah tidak tahan, apalagi jika yang ia mau sudah di depan mata. Tapi ia berusaha mengerti istrinya, wajar jika takut tidak bisa berenang di laut nanti.

Juna mendudukkan dirinya, diikuti Yana yang terbangun namun ekspresinya terlihat risih. Istrinya terus saja menatap bagian bawahnya sendiri. Mungkin cairan pelumas itu mengganggunya. Juna pun membatalkan niatnya, ia kembali mendorong badan istrinya lalu menyingkap bra Yana, dan nampak kedua buah dadanya. Dengan gemas ia langsung menjilati dan menghisapnya. Yana yang kaget menjadi panik, ditambah rangsangan dari Juna membuatnya tambah tak berdaya.

"Jun- ahh," Yana meremat rambut suaminya.

Namun Juna tak terlihat ingin berhenti disitu saja. Tangannya mulai bermain pada vagina istrinya. Memutar, kemudian menepuk pelan. Badan Yana bergelinjangan saat tepukan pelan itu tepat mengenai klitnya.

"Anhh.." Yana mencengkram kuat pundak suaminya.

Juna menghentikan kegiatannya, ia menurunkan badannya. Mempertemukan nayanikanya dengan aset milik istrinya. Tanpa babibu, Juna langsung menjilat klit Yana.

"Nghh stopp..!" Yana memegang erat kepala Juna.

Paha Yana spontan menjepit kepala suaminya. Juna malah merasa excited atas jepitan paha Yana. Kaki Yana bergetar menahan posisi, sedangkan badannya melengkung menandakan ia merasakan nikmat. Rasanya aneh, namun begitu candu. Kini tangan Yana malah semakin menekan masuk kepala suaminya. Lidah lihai milik Juna terus saja bermain di klitoris Yana, kemudian kini berpindah pada lubang vaginanya.

"Emmhh, yes.."

Kecepatan pergerakan lidah semakin ditambah. Badan Yana semakin panas, ia dapat merasakan bahwa ia semakin dekat. Kaki Yana mengitari badan Juna. Sedangkan tangannya sibuk meremas bantal juga buah dadanya bergantian. Sesekali Juna menatap indah ekspresi istrinya kini. Fem side milik Yana membuatnya terlihat gemas dibanding biasanya. Desahan sexynya yang terus ia raungkan kembali membuat junior Juna menegang. Tatapan Juna terpaku pada klit Yana, digigitnya pelan--sangat pelan.

"Yanghhh!" Yana tak dapat menahannya, wajah Juna basah oleh semburan Yana.

Tak hanya itu, Juna pun merasakan miliknya ikut keluar karena suara Yana barusan. Yana terkulai lemas, namun kakinya masih bergetar menahan posisi badannya. Sedangkan Juna tak beranjak. Ia menjilati sisa cairan pada Yana. Tubuh Yana kembali bergelinjangan.

"Saya bersihin dulu." Ucap Juna.

Bersambung...

Komen 1-2 kata gituu???

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang