Part 42

4.7K 217 2
                                    

Yana masih belum sadar ada yang terus mengintainya. Gadis itu masih saja sibuk dengan ponselnya. Namun tiba-tiba Yana beranjak, saat sadar ada gorden yang memiliki celah kecil. Ia membuka gorden itu, terpampang jelas sebuah pintu dengan berisi tulisan.

Private room? Bathin Yana.

Suaminya yang sadar pun akhirnya batal mengincar tubuh Yana. Mereka berdua saling pandang. Juna membuka tiket mereka berdua, dan memang benar kamar pribadi termasuk fasilitas yang dibayar Lina. Pasangan penasaran itu langsung memasuki kamar pribadi tersebut. Tidak buruk, bahkan mewah. Tapi memang lebih tertutup dibanding kamar utama. Kedua orang itu kini sibuk memeriksa apakah ruangan itu kedap suara atau tidak. Dan mereka kini tau, alasan kenapa kapal ini menjadi tempat untuk honeymoon.

"Kedap suara, ya?" Yana bertanya.

Juna mengangguk cepat, ia terlihat sangat excited. Yana yang menyadari suaminya mulai bertingkah aneh, memutuskan pergi keluar. Ia takut, juga malu. Belum sempat ia keluar dari ruangan, cengkraman kuat di lengan menghentikan Yana. Seketika tubuh Yana bergidik, ia menoleh pelan.

"Hehe.. renang yuk?" Yana menyengir.

Juna menggeleng, "sampai lokasi lagi 1,5 jam"

"Em.. kakak mau kentang goreng deh.." Yana terus mengeles untuk bisa lepas dari Juna.

Tatapan Juna mendatar, "yaudah sana." Ia melepas cengkramannya yang meninggalkan bekas merah sekilas.

Yana menatapnya tidak percaya, "babe.." Juna mengalihkan pandangannya.

Gadis itu kesal, ia mendorong badan suaminya dengan kuat sehingga terjatuh ke belakang. Juna sedikit tidak percaya karena dijatuhkan. Mungkin saat Juna melamun, makanya ia tak cukup persiapan untuk menjaga keseimbangannya. Yana menaiki tubuh Juna, menindih, serta berbisik pelan di dekat telinganya.

"Can't you stop teasing me?" Dengan nada menekan.

Juna tak getir, "salah seorang suami menggoda istrinya, hm?" Ia membalikkan posisi.

Tubuh Yana kini tertindih tubuh suaminya. Dan kedua tangan Yana sudah berada diatas kepalanya, tiba-tiba saja. Entah kapan Juna melakukannya, terasa begitu cepat di mata Yana yang panik. Gadis itu kesal, kenapa ia menjadi susah mendominasi Juna kini. Yana mengalihkan pandangan, ekspresinya berubah kecut. Namun seketika berubah manis, ia tersenyum ke arah Juna.

"Can i get a kiss?" Tanya Yana.

"Sure, baby girl~" Juna melepaskan tangan Yana, membiarkan tangannya kesana kemari melepaskan nikmat ketika bibirnya mulai dicumbu.

Juna membuat Yana kini menjadi diatasnya, agar mudah bagi dirinya meraba area sensitifnya. Belum sempat rabaannya menyentuh punggungnya. Yana menyudahi ciuman, kini ia sudah memegang kedua tangan Juna sembari mengikatnya dengan tali gorden.

"E-eh bentar.." Juna mencicit, sangat pelan. Ia mulai menciut.

Yana tak menggubris Juna. Ia terus melaksanakan kegiatannya. Kini kedua tangan Juna terikat erat diatas kepalanya, ditambah Yana mengaitkannya pada sela headboard kasur sehingga Juna tak dapat menggerakkan tangannya. Lalu Yana memulai aksinya, ia menduduki area sensitif suaminya, lalu menggoyangkan pinggulnya membuat tubuh mereka memanas.

"Baby girl katamu? Sekarang siapa yang baby, hm?" Wajah songong Yana terpampang, membuat suaminya hanya mengalihkan pandangan menahan kesal.

Bersambung...


Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang