Part 5

9.8K 420 0
                                    

Yana paham jika beberapa karyawannya marah/risih ke Juna karena tiba-tiba saja dijadikan asisten pribadi olehnya. Tapi Yana tidak mengira itu malah akan membahayakan Juna. Tangan Yana memeluk erat lengan Juna, dituntunnya menuju tendanya sendiri. Apa boleh buat, setelah kejadian itu. Yana tidak percaya Juna akan diperlakukan baik oleh karyawannya, lebih baik dia sendiri yang menjaganya.

Jia mengikutin Yana, ia hendak membicarakan soal kejadian ini.

"Pasti kerjaan yang cowok sih na," ungkap Jia. "Buat apa cewek berurusan sama Juna, yang ada malah suka karena dia ganteng" lanjutnya.

Yana mengangguk setuju, "tapi gak bakal gue perpanjang. Bagaimana pun, kesehatan Juna lebih penting ketimbang memarahi mereka" Ujar Yana sambil menatap nanar Juna yang dikompres air hangat di lehernya.

Dengusan kesal Yana dipaksa keluar. Ia merasa bersalah meletakkan Juna dalam masalah, sedangkan Juna baru saja membangun kembali semangat hidupnya.

Jia pamit kembali ke tenda setelahnya. Yana memasuki tenda, ia menatap lekat wajah Juna yang kelelahan setelah melawan alerginya. Dengan obat p3k, rasanya masih kurang untuk meredakan alerginya.

"Haa.. apa harus pulang besok aja ya.." lirih pelan Yana sambil mengelus rambut Juna.

" lirih pelan Yana sambil mengelus rambut Juna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam tidur, Juna merasa dielus bidadari. Ia merasa nyaman sampai senyumnya tersungging di dunia nyata. Yana yang melihat Juna tersenyum pun kaget. Dikiranya Juna belum tidur, namun dengkuran kecilnya keluar.

Ternyata mengigau toh.. lucunya

...

Yana belum tidur, dia menghabiskan waktu membaca novel yang dibawanya dengan menggunakan lampu belajarnya yang kecil. Gemuruh kembali bersahutan, gerimis pun turun kembali. Petir menyambar seolah diatas mereka.

"Aaaa" pekik Juna terbangun dari tidurnya sambil berwajah pucat.

Juna menarik baju Yana sampai membuat Yana dipeluknya. Yana tersentak kaget karena tiba-tiba saja dipeluk. Namun Yana tidak marah ataupun kesal, ia malah terdiam membiarkan Juna menghilangkan kepanikannya dulu.

 Namun Yana tidak marah ataupun kesal, ia malah terdiam membiarkan Juna menghilangkan kepanikannya dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Juna mengendus pelan bau milik bosnya, harum. Menenangkan, pikirnya. Juna terlihat seperti seekor anak anjing yang ketakutan akan petir. Pelukannya tidak di lepas sampai Juna sendiri mendengar detak jantung Yana yang cepat.

"Ah.. maaf" Juna menunduk, takut bosnya marah.

"Tidur lagi, saya gak kemana-kemana, gausah takut" ujar Yana sembari menepuk ubun-ubun Juna.

Juna setuju, dan kembali membaringkan diri. Ia susah payah memejamkan mata karena takut ada petir lagi. Yana yang mengetahui itu langsung mendekap kembali badan Juna. Ia menepuk-nepuk punggung Juna seperti menidurkan bayi.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang