Part 28

5.1K 253 3
                                    

Janji gak lupa vote?☝😅

***

Gadis itu kembali memainkan kejantanan pacarnya dari belakang. Seketika badan lelaki itu mengejang, bereaksi karena sentuhan itu. Tentu saja langsung bereaksi, karena sejak tadi ia sudah susah payah menahan horny karena terus disentuh intens pacar cantiknya.

"Ah- Kakak?!" Teriak Juna.

"Sutt, memang gaada pegawai, tapi satpam masih berjaga tau~" kata Yana sembari membekap mulut pacarnya.

Gadis itu menyunggingkan senyum setannya, segera ia tuntun pacarnya untuk duduk di kursi. Juna hanya menurut, ia sebenarnya sudah tidak bisa menahan horny. Diambil sapu tangan putih panjang dari saku Juna, untuk menutupin pandangan lelaki itu. Dasi Yana dilepas juga untuk menahan tangan pacarnya.

"Kak.. gak di dalam aja? Atau di villa? Atau di kamar mandi?" Tanya Juna sambil celingukan karena tidak lagi dipegang gadisnya. "Resiko kak.."

Yana hanya terkekeh, "bukannya bagus? Toh setelah kamu dinaikkan jabatannya menjadi wakil saya, kita akan segera menikah"

Tubuh Juna kembali mengejang saat Yana membuka kancing baju miliknya tiba-tiba. Tangan Yana masuk ke dalam baju, memilin sekilas nipple pacarnya. Lalu beralih ke pinggang, dilepas sabuk Juna serta resletingnya. Terpampang kejantanan sudah mengembung.

"Kak?" Juna kembali linglung saat tak mendapat sentuhan pacarnya.

Diturunkan celana yang menutupi itu sekilas. Begitu saja, namun kejantanan Juna sudah mengacung. Yana kembali terdiam, ia merasa geli dan gemas disaat bersamaan.

"Wah.." gumam Yana tanpa sadar.

Sudah lama memang saat terakhir ia menyentuh milik Juna. Jari telunjuk lentik milik Yana menyentuh junior Juna.

"Ahh!" Kepala Juna menengadah, meremat jari indahnya sampai merah. Menyalurkan kenikmatan.

Kakinya menegang, begitu pula juniornya. Tegak tinggi disaat telapak Yana mulai mengelus dua bola kembar Juna.

"Mmh ahh, kak.." desah Juna merasakan kenikmatan.

Tubuhnya tidak sabar mendapat respon lebih. Pinggul Juna maju mundur sekilas, tidak tahan untuk dimainkan.

"Shh ahh," Yana mulai menggerakkan tangannya dari atas ke bawah. "Faster please.."

Jari kaki Juna bergerak, atau bergerak tidak karuan karena keenakan.

"Nghh mhh," desah Juna lagi saat Yana mulai mempercepat temponya.

Mata Juna merem melek karena merasa sudah dekat.

"Kak, nghh i.. ahhh.."

Sesekali Juna mengulum bibirnya, ia berusaha sedikit lagi menahan pelepasannya karena masih terlalu sebentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesekali Juna mengulum bibirnya, ia berusaha sedikit lagi menahan pelepasannya karena masih terlalu sebentar. Takut juga Yana kembali badmood.

"Berhasil ditahan? Saya akan kasih hadiah." Bisik Yana.

"Nhhh fine!" Gertak Juna sembari menguatkan pilihan untuk tidak segera pelepasan.

"3," gadis itu mulai menghitung mundur. Tentu ia memperlambat waktu, tapi malah semakin mempercepat kocokannya.

"2," sungguh sudah diujung, sedikit lagi Juna ingin melepaskannya.

"Nghh kak, slowly.." pinta Juna.

Tentu, tidak diterima saran itu oleh Yana. Ia masih tersenyum puas melihat pacarnya yang submisif, uhm.. mungkin.

"1," tepat disaat Yana menyebut angka itu. Lelaki itu melepaskan spermanya, ia terkulai lemas.

"Hah.. hah.." nafas Juna masih memburu. "Apa.. ha.. diahnya?"

Yana tersenyum, ia melepas ikatan tangan Juna. Lalu diraihnya satu tangan, ditempelkan tepat di buah dada Yana secara acak.

"Ini." Mereka berdua memancarkan senyum malu-malu.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang