Part 40

5.4K 224 0
                                    

Minimal vote-lah, hargai author.
***

Tatapan tajam Juna memang agak kontras di wajahnya yang cantik juga tampan. Namun tetap saja Yana merasa kalah dominan malam itu. Ia merasa terancam, ketika Juna memasukkan lututnya di antara paha mulus Yana. Yana memberontak kecil, mendorong kaki Juna dan tubuhnya yang terus menyodok dan menerobos himpitan paha Yana. Juna malah tersenyum ria ketika kakinya mulai dijepit paha istrinya. Kedua tangan Yana berakhir di cengkraman tangan kiri Juna. Sedangkan tangan kanannya mulai menerobos bibir Yana agar terbuka. Yana menggeleng kuat, terus menghindari gerakan suaminya. Juna keburu kesal. Ia mencengkram dagu Yana dengan tangan kanannya, lalu mendekati telinga Yana.

"Open your mouth, please?" Bisik Juna dengan nada menekan.

Tubuh Yana bergidik, merinding. Namun ia tetap bersikeras menahan mulutnya dengan mengulum bibirnya. Juna terpesona dengan keteguhan Yana. Ia menggesekkan pelan lututnya di area intim Yana. Membuat gadis itu menunduk malu. Kembali tangan kanan Juna mengangkat rahang istrinya, sehingga mendongak menatap dirinya. Tatapannya mulai sayu, membuat Juna lebih bergairah menggesekkan lututnya pada area sensitif istrinya. Tentu Yana masih memberontak, ia tidak ingin didominasi walaupun sudah menikah.

"Gamau buka ya?" Tanya Juna.

Sedetik setelahnya, Juna langsung menurunkan lingerie bagian atas Yana. Membuat dua buah dadanya terpapar jelas saat ini. Wajah Yana memerah, mungkin seperti kepiting rebus. Ekspresinya masih teguh tanpa memelas. Tanpa aba-aba, Juna menyodokkan lututnya lebih bertenaga dibanding sebelumnya.

"Ahh.." tepat disaat Yana membuka mulutnya, walau satu senti, Juna memanfaatkannya dengan baik.

Jari telunjuk Juna langsung menerobos pertahanan Yana, bermain dengan lidah di dalam sana. Yana semakin tak berdaya dengan rangsangan itu. Tubuhnya memanas, bagian bawahnya mulai terasa basah. Setelah puas bermain dengan lidah istrinya, cukup dirasa telunjuknya basah dengan saliva. Ia mengeluarkan jarinya, kemudian turun ke bagian dada. Dielusnya sekilas, membuat Yana berdeham menahan suara aneh yang hendak keluar.

"Mmh," Yana meremat tangannya sendiri, tidak bisa melakukan apapun karena sudah dikuasai suaminya.

Kembali turun tangan Juna, kali ini mengelus bagian bawah Yana. Istri cantiknya itu mengejang, badannya bergetar menahan desah. Kakinya merapat, menjepit tangan Juna. Yana mengalihkan pandangan saat sadar suaminya memperhatikan ekspresinya. Memalukan. Juna kini merobohkan Yana kesamping, dan langsung mengunci kembali pergerakannya.

"Stay still, babe." Perintah Juna.

Kini tak lagi ia mencengkram kedua tangan Yana. Melainkan berfokus menurunkan celana dalam Yana yang mulai basah. Istrinya menahan malu yang teramat sambil menutupi wajah. Tampak bagian bawah Yana yang sudah basah dengan sendirinya, membuat suaminya tak sabar menyentuh miliknya.

"Sayan-anhh." Yana tak sengaja memekik karena Juna langsung meneroboskan jari tengahnya ke dalam Yana.

Tangan Yana tak sanggup hanya menutupi bagian wajahnya, ia meremat sofa, sesekali memukul ringan. Juna malah mendiamkan jari tengahnya, ia ingin Yana mulai terbiasa. Tubuh Yana melengkung, bergetar, juga mengejang. Pertama kali baginya merasakan ada sesuatu yang aneh dibawah sana.

"Mhh, ke- keluar--in.." Yana memohon.

Tentu Juna tidak mematuhinya, ibu jarinya kini sudah di klitoris Yana. Dimainkan pelan benda imut itu, membuat istrinya mengejang kacau. Desahan panas istrinya membuat Juna tidak bisa mendiamkan jari tengahnya terlalu lama. Mulailah digerakkannya keluar masuk.

"Nngh mhh," Yana terus meremat sofa, sesekali mengibaskan ke arah Juna, bermaksud untuk menyuruhnya berhenti.

Nafas Yana mulai tidak beraturan, rasa sakit yang dirasakan di awal mulai berganti dengan kenikmatan. Cairan pre-cum membasahi bawah Yana dan tangan Juna. Desahan Yana tambah berantakan disaat Juna menambah cepat tempo gerakannya.

Tok Tok!
Pintu kamar terketuk, kedua insan yang tengah asik bermain, langsung diam membeku. Juna melepaskan jarinya dari badan Yana, dan langsung berlari mencari keberadaan selimut. Ia menyelimuti tubuh Yana, lalu menghidupkan televisi. Setelahnya baru ia membukakan pintu.

"Kenapa ma?" Tanya Juna.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang