Bos dan asisten itu akhirnya mandi di kantor dan segera pulang, tentu saja tidak dicurigai satpam. Karena bos, tetap bos. Tidak akan ada yang berani mencari tau apa yang sedang dilakukannya sampai sore tanpa karyawan.
Mereka berdua akhirnya tiba di kediaman Juna Adhitama. Bertempat di villa dekat bukit nan sejuk suhunya selalu. Villa yang dibelikan Yana karena merasa apartemennya terlalu luas untuk Juna dan seorang satpam.
"Ganti baju dulu?" Tanya Juna.
"Bareng?" Tanya Yana sembari menggoda dada Juna dengan menoelnya.
Juna tersipu, ia hanya mengalihkan pandangan sembari mengangguk.
"Dapet ini?" Kata Juna sembari menunjuk dada milik Yana tanpa melihat wajah pacarnya.
"Pfft, iyaa." Kata Yana sembari memepetkan badannya pada tubuh Juna.
Mereka saling mendekatkan wajah, hendak bercumbu. Namun didahului dering ponsel Yana yang merusak suasana, membuat gadis itu berdecak sebal.
Ck, tau gitu silent dulu hpnya. Bathin Yana.
Sedangkan lelaki itu mendudukkan dirinya di sofa selagi menunggu pacarnya.
Nomer tidak dikenal?
"Hallo? dengan Yanata disini." Sapa Yana pada orang di seberang.
"Jam 7 malam ini, di La Latte Bar" jawab orang itu secara tidak nyambung.
"Maaf?" Yana memastikan.
"Nona Yana, saya tunggu." Lanjut orang itu.
"AZURA?!" Cebik Yana tiba-tiba membuat pacarnya mengeraskan rahangnya mendengar nama itu.
"Iya, yang sexy ya, calon istri~" Azura pun mematikan panggilan.
...
Yana terdiam, ia takut pacarnya akan marah. Saat Yana berbalik badan, menghadap Juna. Lelaki itu sudah meminta penjelasan."Maaf.. saya harus segera datangi klien"
"Klien mana?" Tanya Juna sembari menggenggam erat tangan Yana.
Yana hanya menunduk, ia takut melihat pacarnya marah.
"Itu.."
"Saya ikut kak." Pinta Juna.
"Tapi-"
"Saya gak bakal menampakkan diri di depan dia kalau dia gak macam-macam sama kakak." Tegas Juna.
Yana letih berdebat, ia hanya mengangguk menurut. Gadis ini jarang melihat pacarnya marah, jadi ia takut Juna akan kalut dengan emosinya. Ia mengalah.
"Jangan yang sexy bajunya, tubuh kamu cuma milik saya." Perintah Juna sembari membuka pintu keluar dari kamar.
Entah Yana merasa terpesona atau bagaimana. Ia hanya memandangi lelakinya keluar kamar dengan tersenyum tipis. Setelah pacarnya keluar kamar, barulah Yana menjingkrak pelan karena gemas dengan tingkah pacarnya.
Sial, lucu banget? Tapi serem juga ya. Tumben dia kayak gini. Bathin Yana.
Segera ia memilih outfit yang menurutnya cukup tertutup.
"Saya suka kamu cantik, tapi tidak dihadapan Asura," pinggang Yana dilingkari dua tangan tiba-tiba. Yana dipeluk dari belakang.
"Azura, Juna.." gadis itu perlahan membalikkan tubuhnya ke belakang. "Sayang, it's okay. Dia cuma mau dinner, selebihnya akan kakak tolak" senyum tipis yang menenangkan hati Juna tersungging.
Tepat Yana menjinjit ingin mencium pipi Juna, lagi-lagi ponsel Yana berbunyi. Mereka menghela nafas bersamaan. Kemudian Yana menerima panggilan itu dengan mengeraskan suara.
"Saya sudah di depan villa kamu. Dan saya harap kamu pergi seorang diri." Kata Azura.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kukira Malesub [END]
Romansa⚠️ 1821+ Area. NON LGBT. Takdir mempertemukan femdom dengan seorang lelaki cantik. Timbul keadaan dimana ada balas budi yang harus dituntaskan lelaki itu. Tanpa sadar mereka yang telah jatuh cinta. Sayangnya si lelaki bukanlah seorang masokis sepert...