31 Vote for next part!
🎶Daun Jatuh - Resah Jadi Luka.***
Azura semakin ngelunjak. Namun Juna tidak terlihat di sekitar. Ia memanggil-manggil staff di bar untuk membantunya melepaskan diri dari Azura, namun semua terlihat tidak berani mendekati lelaki bajingan penerus perusahaan Dirgantara yang berpengaruh itu.
This bastard, Bathin Yana. Lagian Juna kemana juga lagi genting gini?
Celah terlihat, sedikit ada kesempatan muncul, Yana gunakan untuk melarikan diri. Ia berlari menuju parkiran. Mencari keberadaan Juna di tengah remang-remang senja menuju malam. Matahari enggan setia di barat. Angin malam samar-samar mulai menggelayuti leher Yana.
Semua kenangan yang membuat air mata gadis itu tiba-tiba meleleh saat melihat pacarnya tampak dipeluk gadis lain di pinggir jalan tidak jauh dari parkiran. Bisa saja ia melabrak mereka, tapi Yana terlalu kalut. Tangisnya pecah saat gadis itu terlihat mencium pipi Juna. Dan lelaki itu hanya diam saja.
Tangan Yana bergetar tidak beraturan, nafasnya mulai sesak karena sesenggukan, matanya memerah serta eyeshadow ataupun mascaranya sudah acak-acakan di wajah cantiknya. Namun pandangannya mulai gelap, ada yang menutupi matanya.
"Jangan dilihat, ga baik. Saya antar pulang." Ucap seseorang dari belakang.
Gadis itu tak menggubrisnya, tangisnya makin pecah saat ada badan yang memeluknya untuk menenangkannya.
Seorang boss besar ternyata memiliki hati yang begitu lemah? Bathin Azura.
Entah sejak kapan Azura tidak mabuk? Atau bahkan memang tidak mabuk? Dia segera menuntun Yana memasuki mobilnya karena tangisan Yana mulai memecah keheningan, dua orang yang diamati sejak tadi pun mulai tersadar.
Juna langsung berlari menuju mobil Azura, ia memukul-mukul kaca hendak berbicara dengan pacarnya. Yana yang masih kacau dengan isakannya mengetik sesuatu dilayar ponselnya dan segera ditunjukkan pada Juna.
We break up.
Juna hanya mengerutkan kening tidak percaya, ia ikut tersulut emosi. Lelaki itu tidak terima jika diputuskan sepihak tanpa menjelaskan sesuatu. Gadis itu kembali mengetik, lagi-lagi ditunjukkan kepada Juna.
Mobil, villa, kantor, saya berikan ke kamu. Saya akan menikahi Azura dan meneruskan perusahaannya. Good luck bersama pacarmu.
Begitu tulisannya. Tangan Juna bergetar, ia kalut. Mobil mulai dijalankan, dengan kecepatan tinggi hingga tidak terkejar Juna.
Badannya mulai lemas. Dan gadis yang memeluk Juna hanya tersenyum puas dari kejauhan. Segera Juna menelepon Mama Yana dan meminta solusi. Tentu Lina dan Marcel kaget mendengar penjelasan pacar- eh mantan Yana ini. Di sisi lain Marcel merasa bersalah karena merasa menghancurkan kehidupan putrinya dengan ikut campur dengan mendekatkan putrinya dengan putra temannya, Azura.
"Gak apa apa, sebisa mungkin kita atur Yana, tenangin diri kamu dulu." Ucap Lina dengan lembut.
"Baik ma," sambil diakhirinya panggilan telepon itu.
'Namun aku akan tetap disini'🎶
Juna mengacak rambutnya frustasi, ia menangis. Sejak tadi dipelupuk matanya sudah basah. Air matanya tidak dapat dibendung.
'Menunggu alam semesta menerima'🎶
Ia begitu menyayangi Yana. Ia sangat mencintainya. Enggan sekali jika harus berpisah seperti ini.
'Dan angin membawakan jawabannya'🎶
Isak tangisnya pecah dipojok parkiran. Kepalanya ditekuk, dan tangannya hanya sibuk mengelap air mata yang tak kunjung berhenti. Dadanya terasa sakit, perih, sesak.
'Karena detak jantung dan nadiku akan selalu'🎶
'Merindukanmu..'🎶
Kejadian tadi begitu memilukan. Hanya pedih dirasanya, warna dihidupnya mengalir mengikuti kepergian Yana dengan lelaki pilihannya. Petir ikut bergemuruh samar walau tadi sore cuaca masih cerah.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kukira Malesub [END]
Romance⚠️ 1821+ Area. NON LGBT. Takdir mempertemukan femdom dengan seorang lelaki cantik. Timbul keadaan dimana ada balas budi yang harus dituntaskan lelaki itu. Tanpa sadar mereka yang telah jatuh cinta. Sayangnya si lelaki bukanlah seorang masokis sepert...