Part 18

7.4K 267 0
                                    

vote, please???

"What are you doing guys?!-" Pekik Jia tiba-tiba.

Kedua pasang mata itu saling membelalakkan mata mereka, kemudian menatap keberadaan Jia.

"Itu kerjaannya numpuk, jangan main hp dong!" Lanjutnya sambil membalikkan badannya dan terlihat bibirnya penuh iler.

Cuma mengigau toh..

Juna bergidik geli, sedangkan Yana menggeram ingin rasanya membunuh temannya itu karena mengganggu kegiatannya. Tangan Juna yang jail kembali menahan pinggul Yana, sedangkan juniornya dihentakkan kembali ke area sensitif Yana.

"Anghh-" suara Yana keenakan, kemudian melotot ketika sadar ia dijahili.

Lelaki itu hanya terkikik, lalu melingkarkan tangannya di pinggang kecil bosnya. Ia mendorong juniornya kembali untuk menerobos perbatasan yang sudah mulai basah, namun Yana melepaskan pelukannya. Diambilnya tengkuk Juna, lalu dihisap leher indahnya. Hisapan brutal Yana membuat Juna melenguh keenakan. Kissmark yang diberikan Yana membekas kemerahan disertai bekas lipstik miliknya.

"Shh" Juna menahan desahnya.

Tak berhenti disitu, Yana kembali menempelkan miliknya pada junior yang sudah keras itu.

"Nghh" tanpa sengaja badan Yana melemas karena sentuhan kedua area intim.

"Mhh yes.." lirih Juna sambil mendorong miliknya.

"Hanghh stop.." pinta Yana karena dirasanya badannya sangat panas hingga menjadi lemas. Ia takut tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, termasuk Juna. Ia takut tidak bisa menjadi dominan saat hilang kontrol.

Tangan Juna menggenggam tangan Yana, lalu ia berbisik.

"Belum selesai."

Yana merinding mendengarnya, hanya dua kata selintas namun membuat kupu-kupu dalam perutnya berterbangan bebas. Ia kini takut, aura dominan milik Juna terlihat sekilas. Tapi itu mustahil terjadi, karena Juna hanyalah anak polos yang submisif. Begitulah kira-kira pikirannya.

Harus selesai mau gak mau, bisa bahaya, Pikir Yana.

"Juna.. kita lanjut nanti di apart pribadi saya aja ya?"

"Gamau," tolak Juna.

"Tapi.."

"Kalau saya mau sekarang, ya sekarang." Gertaknya membuat Yana sedikit menciut.

"Hah.. okay.."

Yana memundurkan badannya, ia memegangi junior milik Juna. Dielusnya pelan dan membuat Juna kembali mendesah. Milik Juna sebenarnya sudah sangat basah, namun entah mengapa pelepasannya tidak kunjung datang. Inisiatif Yana cuma satu, agar cepat dan tidak buang waktu.

"Stay still," perintah Yana.

Dibalas dengan satu anggukan serta tatapan sayu Juna saat melihat Yana membuka mulutnya dan memasukkan juniornya ke mulut miliknya.

"Mmh," Juna meremat lengan Yana.

Lidah Yana bermain tepat diujung junior Juna. Hal itu membuat Juna merasa semakin dekat, kepala Yana pun ditekan oleh Juna. Mata Yana mendelik saat merasakan junior miliknya yang semakin masuk ke dalam mulut. Ia meronta sekilas, namun rematan tangan Juna tidak kunjung dilepas.

"Mnhh!" Yana berusaha membentak dengan erangan, tentu saja tidak digubris oleh Juna.

"Stay still.. mhh lagi dikit"

Terpaksa Yana kembali melanjutkan mengoral kejantanan Juna. Ia memaju-mundurkan kepalanya sambil memejamkan erat matanya.

"I.. mhh wanna cum"

Mata Yana kembali mendelik, ia merasakan cairan memenuhi mulutnya. Rematan Juna melemas, kesempatan Yana untuk menjauhi Juna.
Ia berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan cairan itu di toilet. Nafasnya tergesa dan dadanya kembang kempis meraup semua oksigen yang ada. Rasanya di kamar itu tidak ada satu pun manusia yang tidak tepar.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang