Ledekan Juna memancing kekesalan Yana. Ia menjulurkan tangannya hendak meraih kepala suaminya untuk dijewer telinganya. Namun Juna menghindar. Dadakan, Juna memasukkan dua jarinya sekaligus ke dalam vagina Yana. Badan istrinya langsung bergelinjangan, dadanya membusung merasakan tangan Juna yang mulai bergerak ganas.
"Hanghh, wai- please.. wait," mohonnya.
Sesekali Yana memukul kasur untuk memberi kode agar suaminya cepat berhenti. Yana mengulum bibirnya sendiri. Ia enggan bersuara walau beberapa desahan telah lolos. Juna kesal karena Yana tak membuka mulut. Ia melepaskan jarinya, diikuti Yana yang mendesah lega walau sedikit kecewa.
"Hah.. slowly please.." Yana masih terengah sembari menutup matanya.
Tangan Yana terasa diikat sesuatu. Yana mendelikkan matanya.
"WHAT THE HELL, JUNA?!" Yana mencebik saat tangannya sudah terikat sabuk suaminya.
Bawah Juna telah menegang, ia memutuskan untuk ikut melepas semua pakaian yang ia kenakan. Kaki Juna kini menahan kaki Yana agar tidak meronta. Sedangkan pandangannya masih terpikat pada tubuh telanjang bulat istrinya.
"J- jangan ngeliatin gitu.." cicit Yana.
Juna mengocok pelan juniornya dihadapan Yana. Membuat istrinya mengalihkan pandangan, merasa malu. Yana ingin melepaskan diri. Ia ingin malam pertamanya romantis tanpa ada yang mendominasi. Ia ingin meremat ataupun mencakar punggung suaminya.
"Stay still, sayang." Ucap Juna sembari menjilat pusar Yana yang menyisakan cocktail.
"Mmhh," Yana meliuk-liukkan badannya.
Setelahnya Juna menindih badan istrinya dan menyejajarkan wajahnya dengan wajah Yana. Mereka bercumbu ria. Selesai bertukar enzim amilase, mereka kini melakukan petting. Juna terus memaju-mundurkan badannya, agar juniornya tepat mengenai vagina Yana.
"Shh nhh," desahan Yana lolos saat milik Juna yang menegang menyodok miliknya.
Junior Juna mulai mengeras. Kini Yana memelas, ia minta untuk dilepaskan tangannya agar dapat bergerak bebas.
"Malam ini.. aja? Please? I'm begging you.. sir?" Mendengar kata terakhir itu, Juna menjadi bersemangat.
Entah Yana memang sedang mode submisif/sekedar akting agar terbebas. Setelah dilepaskan sabuk dari tangan Yana. Kini gadis itu dapat mencengkram, meremas, ataupun mengalungkan tangan di badan Juna.
Kaki Yana bergetar menahan posisi badannya yang melengkung karena merasakan rangsangan. Sesekali ia menjepit pinggang Juna ketika juniornya kembali menyodok vagina Yana. Badan istrinya menggeliat tak pasti saat sang suami meremas payudara Yana.
"Boleh ya?" Tanya Juna.
Yana hanya mengangguk, namun sedikit kaget karena Juna tiba-tiba membuka kedua pahanya agar melebar. Juna menyentuh klitorisnya, spontan Yana kembali menutup pahanya. Namun hal itu ditahan Juna. Kini juniornya yang melambung tinggi mulai memasuki area Yana yang basah.
Juna menggoda Yana dengan terus menyentuhkan miliknya, namun tak kunjung disatukan.
"Nghh shit! Just fuck me right now." Cebik Yana tak sabar.
"As you wish, Kak." Juna menuntun juniornya masuk dengan sempurna.
Belum penuh memasuki vagina istrinya. Namun Yana sudah frustasi menahan sakit di bawah sana.
"Anghh!" Ia meremat bantal disampingnya.
Sedetik kemudian Juna merebahkan dirinya di atas Yana, agar istrinya dapat mencakar punggungnya untuk menyalurkan sakit dan nikmat. Setelah semua masuk dengan sempurna. Juna mendiamkannya, agar Yana terbiasa dan dapat mengambil nafas terlebih dahulu. Darah keluar dari penyatuan mereka. Kini mereka bersatu. Juna mencium kening istrinya.
"Saya mulai ya?" Tanya Juna meminta ijin.
Bersambung...
Cuma disuruh vote, pelit amat ('へ´*)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kukira Malesub [END]
Romance⚠️ 1821+ Area. NON LGBT. Takdir mempertemukan femdom dengan seorang lelaki cantik. Timbul keadaan dimana ada balas budi yang harus dituntaskan lelaki itu. Tanpa sadar mereka yang telah jatuh cinta. Sayangnya si lelaki bukanlah seorang masokis sepert...