Part 14

7.9K 294 0
                                    

VOTE DULU BANH.
...

Mata Juna menatap nanar Yana yang mulai memasuki kamar mandi. Ia baru saja melakukan kesalahan fatal.

***

Jantung Yana masih berdegup tidak beraturan. Nafasnya tersengal. Kakinya gemetaran untuk menopang tubuh langsingnya. Ia terjongkok di balik pintu. Yana mengusap kasar wajahnya, tidak percaya.

Juna tadi.. mendominasi..?

Tidak..

Aku hanya salah mengira.. kan?

Ia mengacak rambutnya frustasi. Salahnya sendiri terbuai pergerakan Juna.

Bego banget..

Yana berdiri, kemudian mandi di bathub. Ia merendam dirinya di air hangat. Memanjakan dirinya dengan sabun cair agar bisa menenangkan tubuhnya yang masih gemetaran samar. Ia bergidik merinding ketika ingat sekilas ingatan dimana Juna mencium ketiaknya. Malu.

...

Juna yang semenjak tadi hanya duduk termenung karena kesalahannya. Ia mulai over thinking.

Nanti dipecat gak ya? Bathinnya.

Wajahnya terbenam di kedua telapak tangannya. Lalu mengusap wajahnya frustasi.

Takut..

Ia meneguk air di sebelahnya. Menenangkan diri sejenak. Lalu keluar dari kamar. Sejujurnya ia tidak terlalu ingat jalan disini. Juna hanya berjalan tanpa arah, lalu berhenti pada bibir kolam renang hotel. Suasana sejuk dan kejernihan air kolam membuatnya ingin menyeburkan diri. Benar saja, ia melepaskan bajunya dan hanya menyisakan boxer.

Byur!!
Juna melompat, kemudian berenang. Badannya yang basah terlihat menggiurkan bagi Yana yang kini sedang mengintip dari balik jendela.

Pengen renang deh, bathin Yana.

Ia mengenakan bikininya, walau sudah mandi Yana tetap ingin berenang dengan Juna. Hasrat ingin selalu didekat Juna meraung-raung membuat Yana kehilangan logikanya.

...

Sambil memandangi indahnya gunung Batur di pagi hari, Juna bersantai tanpa tau Yana sudah di belakangnya. Sebenarnya Yana ingin mengagetkan Juna dari belakang. Ia mengurungkan niatnya karena dirinya malah terpesona oleh kehalusan dan putih pundak Juna yang dibasahi air, begitu lembut sampai membuat tangan Yana ingin menggapainya. Rambut basahnya yang menggoda. Tangannya diulurkan ke arah pundaknya.

Tepat disaat Yana mengelus pelan pundak ke leher Juna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat disaat Yana mengelus pelan pundak ke leher Juna. Dengan cepat satu tangan menarik lengan Yana hingga badan Yana tercebur. Tentu saja tanpa persiapan cadangan nafas, membuat Yana panik dan meronta-ronta. Kaki Yana tidak sampai ke dasar, dan tangannya tidak sampai ke permukaan air. Ia sungguh panik, tapi walau begitu ia berusaha menenangkan pikiran. Ia mulai berenang ke atas, dan merasakan ada tangan yang menariknya kali ini.

Hwahh!
Yana menarik nafas panjang, lalu mengucek matanya yang kemasukan air kolam. Tatapan mereka bertemu, Juna dengan Yana. Iya, kini Yana tengah di gendong oleh Juna tepat dipinggir kolam. Waktu seakan terasa terhenti, wajah milik Juna bersinar tepat dengan munculnya golden hour. Deja vu rasanya.

Tentu saja dengan mudah Juna menggendong Yana, ia berpijakan pada pinggir kolam yang sengaja dibuat untuk bersantai di bagian kolam dalam. Pinggul Yana dipegang erat oleh Juna, Yana terkekeh pelan.

"Padahal mau ngagetin kamu" Yana membuka suara.

"Berhasil, saya kaget"

"Reflek kamu bagus.." puji Yana.

"Saya juga ada reflek baru"

"Baru? Apa?"

Juna mendekatkan wajahnya, bibirnya berdempetan dengan bibir milik Yana. Dengan cepat Yana memundurkan badannya, dan malah membuat tubuh mereka tercebur.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang