Part 19

7.1K 280 0
                                    

Vote dulu, minimal follow lah dek.

_____
Setelah check out, semua karyawan termasuk bos dan asisten barunya pulang ke rumah masing-masing. Khusus untuk Juna, dipersilahkan tinggal di apart pribadi Yana. Karena Yana lebih sering tinggal dirumah orang tuanya yang letaknya tidak jauh dari apartemennya sendiri. Apartemen itu dibeli hanya untuk memenuhi gengsi Yana dan tempat untuk menyendiri saja, jadi tidak masalah jika harus ditinggali Juna.

***

Suatu hari Yana mampir ke apartemennya setelah meeting penting di luar daerah. Di ruang tamu, Juna sedang terduduk di sofa sembari menonton kartun. Kekehan Juna dibalas senyuman Yana yang melihatnya dari jauh. Yana mendekatinya, lalu menyolek leher putih Juna. Ia tersentak kaget sambil menepis sesuatu yang mendekati lehernya.

"Ish.. kakak.." protes Juna setelah melihat Yana.

"Hahaha, kalo ada maling kamu gabakal tau kalo gini"

"Hehe.. maaf," Juna menyengir.

Tangan Yana ditarik untuk mendekati Juna. Kini mereka berhadapan dengan Juna duduk dan Yana berdiri. Juna memeluk pinggang ramping gadis itu. Yana hanya tersenyum tipis sembari mengelus rambutnya.

"Kangen.. kakak sibuk banget sama urusan di luar kota ya?" Juna mendongakkan kepalanya dan mulai bermanja-manja.

Yana merapikan rambut Juna kebelakang, kemudian mengecup keningnya yang tidak tertutupi poni.

Cup!

"Maaf ya, yang penting sekarang udah balik kan, sayang?" Senyuman misterius muncul di bibir Yana.

Benar, setelah satu semester dari pertemuan mereka, akhirnya mereka mulai berpacaran. Siapa yang memulai? Tentu saja, Juna. Ia meminta Yana untuk menjadi pacarnya. Tentu saja ditolak Yana. Karena Yana tidak pernah kepikiran menjalin hubungan selain hubungan dominan-submisif.

Flashback ON!

"Begging!" Perintah Yana karena Juna tak kunjung menyerah untuk menjadikannya pacar.

"I.. i'm begging you, i'll do everything.. but lemme be your boyfriend," pintanya sambil bersimpuh.

"Good boy" puji Yana sembari tersenyum puas.

Flashback OFF!

...

"Iya sih udah.." Juna menunduk. "Tapi.. boleh?" Tanya Juna sembari kembali mendongakkan kepalanya.

Juna mengerjapkan matanya, menanti kepekaan sang pacar. Yana tersipu karena mengerti maksud pacarnya ini, ia mengangguk pelan.

"Mau disini?" Tanya Yana.

"Ekhm.." Juna berdeham sedikit malu. "Iya" lanjutnya sambil mengangguk setuju.

"Lama ya gak disentuh?" Tanya Yana sambil menyunggingkan senyum jahil.

"Ng.. cuma 3 bulan.." gumam Juna nyaris tak terdengar.

Yana hanya terkekeh, lalu mendudukkan dirinya dibawah Juna. Bukan berarti ia tidak dominan lagi, melainkan hanya mencari posisi nyaman untuk dia maupun pacarnya. Tangan nakal Yana mulai mengelus pelan selangkangan Juna dari luar celana. Hanya dengan rangsangan itu, Juna sudah merasakan miliknya terbangun. Kembali dielus milik Juna, kali ini dengan gerakan memutar. Membuat juniornya menegang lebih dari sebelumnya, celana boxer Juna ikut menjunjung tinggi karenanya.

"Mmh.." Juna meremat pahanya sendiri.

"Kak.." ujar Juna sembari menunjukkan wajah memelasnya yang tidak kuasa menahan horny.

"Hahaha, buka kalau gitu." Suruh Yana.

Tanpa pikir panjang, Juna langsung menurunkan celananya sampai terlepas dari kaki. Junior Juna mengacung tinggi melebihi kedudukan Yana. Ia sedikit kaget tidak melihat itu lagi untuk waktu yang lama, dengan sedikit malu, Yana mengecup kejantanan Juna.

"Shh.."

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang