Part 6

10.8K 415 1
                                    

Juna susah payah memejamkan mata karena takut ada petir lagi. Yana yang mengetahui itu langsung mendekap kembali badan Juna. Ia menepuk-nepuk punggung Juna seperti menidurkan bayi.

...

Bukannya tertidur tapi Juna malah semakin melek, ia senang sekaligus malu. Aroma parfum milik bosnya tercium, menenangkan. Karena takut bosnya risih, Juna memaksakan diri untuk tertidur. Tepukan pelan disertai elusan sekilas membuat Juna cepat terlelap.

"Juna?" Yana mengetes asistennya itu.

Juna tidak merespon, ia sudah terlelap. Yana segera menyingkir dari samping Juna. Susah payah Yana menahan malu agar Juna tetap tenang.

Alunan suara jangkrik mulai terdengar kuat. Yana memilih untuk tidur agar esoknya ia bisa bangun lebih pagi sebelum Juna.

Alarm berbunyi memecahkan keheningan. Yana segera mematikan alarmnya sebelum membangunkan Juna. Senyuman Yana terukir cerah ketika melihat Juna masih terlelap. Juna ditatap dari atas sampai ke bawah, tapi manik mata Yana berhenti. Ia menampaki milik Juna tengah terbangun sebelum pemiliknya bangun. Terlihat milik Juna ingin menerobos keluar, dan malah membuat celana miliknya menyempit.

Tangan Yana terlihat gemas ingin meremas benda itu. Dari semua link yang ia dapat dari bandar Jia. Yana tidak pernah setertarik itu untuk memiliki cowok submisif ketimbang sekarang, karena calonnya sudah ada.

Plak!
Yana menampar pipinya sendiri, pikirannya mulai nakal. Ia memilih keluar dari tenda untuk menghirup udara segar.

***

Di dalam sana, Juna kaget melihat bosnya tidak ada disampingnya. Ia mencari bosnya sambil berlari kecil. Rasa takut kehilangan dalam diri Juna meluap-luap.

"Kak Yana!" Sapa Juna saat mendapati bosnya tengah meminum kopi sambil menikmati pemandangan.

Yana melotot melihat kearah Juna.

Apa dia setakut itu ditinggal?

Lucu.. dia memanggilku dengan panggilan 'Kakak'?

Ah.. astaga itunya..

Isi pikiran Yana bermacam-macam ragamnya. Yana menatap wajah bareface miliknya. Juna tersenyum ceria dihadapan Yana. Sedangkan Yana mengalihkan pandangannya.

"Juna.. jinakkan dulu milik kamu, baru keluar tenda" lirih Yana.

"Maksud-" pertanyaan Juna terpotong oleh sapaan Jia ke Yana.

Juna menoleh kearah Jia. Yana sontak terkejut karena kedatangan Jia, dan malah memeluk Juna. Jia yang kebingungan melihat itu, akhirnya pergi tidak ingin mengganggu mereka. Juna tersipu karena tiba-tiba saja dipeluk. Bosnya terlihat pendek jika dilihat dari sedekat itu. Yana mendongakkan kepalanya.

"Bego, junior lo lagi tegang, jinakin dulu itu. Nanti dilihat yang lain gimana?" Pekik Yana.

Juna baru tersadar juniornya menegang. Bukannya jinak, malah semakin meninggi karena dipeluk Yana saat ini.

"Maaf.. kak.." kata Juna sambil menutupi miliknya.

Yana melepas pelukannya, lalu membalikkan badan. "Ya sudah sana mandi, dan jinak- dan sarapan juga."

Setelah mendengar itu, Juna hanya membalas dengan anggukan pelan. Langkah kepergian Juna dibarengi kekehan pelan.

"Posesif banget" cibir Juna sambil melenggang pergi.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang