Part 46

4.3K 173 0
                                    

Nayanika Juna berbinar. Ia memelas meminta 'jatah'. Yana masih enggan mengiyakan, tapi ia juga sebenarnya tak tahan menahan nafsunya lagi. Ia mengangguk pelan, kemudian berbicara pelan.

"Be gentle.. okay?" Yana menatap mata Juna.

Dengan sigap Juna mendudukkan dirinya, ia tersenyum bahagia. Lengkungan di pipinya tak terhenti. Seakan bahagia karena memenangkan lotre triliunan rupiah. Ia memeluk erat badan Yana.

"Siap kak, pelan kok." Lirih Juna.

Yana mendekap wajah Juna di dadanya, tentu saja diterima dengan senang hati oleh suaminya. Tak berselang lama setelah bermanja-manja, Juna mendongakkan kepalanya.

"Do you love me?" Pertanyaan konyol itu terlontar dari mulut suaminya.

Yana yang sejak tadi sudah terkontaminasi alkohol menjadi geram mendengarnya. Namun ia tak marah, membentak, ataupun mencakar wajah suaminya. Ia hanya tersenyum.

"Mau berantem?" Tanya Yana mengintimidasi.

Juna mengangguk, "di kasur."

Yana tersenyum salah tingkah, dibalas seringaian suaminya. Juna mendekatkan wajahnya ke depan batang hidung Yana. Ditatapnya setiap inci lekuk wajah istrinya yang indah. Ia membelainya pelan.

"Damn, you're so beautiful. That's make me crazy. Not gonna lie." Sembari mencium bibir ranum istrinya sekilas.

"Dan keunikan dari dua sisi dirimu, berani sekali memikat hati seorang Yana?" Ucap Yana menggoda. "Cantik juga tampan, kamu memiliki semua-"

"Kakak juga, kalau kakak tidak cantik serta tampan, bagaimana bisa ada wanita juga laki-laki seobsesi itu terhadap dirimu?" Tanya Juna.

"Ah nevermind, now.. i'm yours." Yana memotong topik pembicaraan.

Juna tersenyum senang. Ia mendekatkan kembali wajahnya. Ditangkup pipi istrinya dan menahan rahangnya. Kali ini berciuman lebih lama, ia bahkan menjatuhkan badan istrinya ke kasur. Menindih badannya, serta memainkan lidah Yana dengan tergesa. Yana membalas ciumannya, namun di sela kesempatan, Yana memperingati Juna.

 Yana membalas ciumannya, namun di sela kesempatan, Yana memperingati Juna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Babe.. calm, be gentle." Bisik Yana.

Juna tak membalas, namun ia menghentikan ciumannya dan matanya sibuk menatap lekuk tubuh istrinya.

"Em.. Juna.. matiin lampunya." Pinta Yana.

Juna tak menjawab, ia hanya berdiri kemudian menggendong badan Yana menuju ke kamar pribadi. Setelah itu Juna ikut membawa masuk segelas cocktail yang belum disentuh.

"Mau dihabiskan sekarang?" Tanya Yana.

Juna hanya mengangguk, lalu menaruh gelas itu di meja samping kasur mereka. Dengan lembut, Juna kembali mencium Yana. Tangannya sibuk membuka dress mini yang digunakan Yana. Jarinya dengan lihai melucuti bra istrinya. Kini tak ada lagi yang dapat menutupi badan indah istrinya. Juna menyeringai melihatnya. Ia beranjak dari kasur, berdiri dan melipat tangannya di dada.

"Seni.." gumamnya.

Yana yang mendengarnya sekilas langsung mendelik tak percaya suaminya akan berkata begitu. Juna langsung meredupkan lampu kamar, kemudian ia meneguk cocktail.

"Lama.." lirih Yana.

"Begitukah?" Tanya Juna. "Kalau gitu-" Juna kembali merobohkan badan istrinya. Ia menumpahkan cocktail pada perut dan dada Yana. Kemudian dengan cepat menjilatinya agar tidak terlalu membasahi kasur ataupun mengenai area vagina Yana.

"Mhh Juna, what the hell are you doingh?!" Sembari meronta menjauhkan kepala Juna.

"Katanya lama? Ini biar sekalian?" Ledek Juna.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang