19. HADIAH TERHEBAT

4.1K 150 1
                                    

"Hadiah terbaik yang Tuhan berikan untuk aku itu kamu."
~Revano Alaska

Kini Jessica dan Vano sudah berada di rumah milik orang tau Jessica, cewek itu mengucapkan jika dia rindu dengan kedua orang tua nya.

"Kamu lagi ngapain?"

Vano menghampiri Jessica yang tengah membantu Bunda nya memasak, untung Bunda tidak ada

"Kamu bikin aku kaget aja. Aku lagi masak, kok kesini? Gak sama Ayah?"

Vano menggeleng, "Ayah lagi angkat telfon kayaknya, penting juga"

Tangan Vano sangat jahil dia mengganggu Jessica yang sedang memasak itu, entah mencubit pipi cewek itu, memainkan jari Jessica, bahkan memainkan rambut Jessica yang tercepol itu.

"Tangan nya bisa diem gak?" Tanya Jessica dengan wajah datar

Vano terkekeh, dia mengambil talenan dan bawang putih yang hendak di potong Jessica. "Sini biar aku aja, kamu goreng aja ikan nya"

"Nanti kena tangan" Ucap Jessica was-was, cewek itu tidak yakin jika Vano bisa memotong bahan-bahan dapur termasuk bawang putih itu.

"Dih? Ngece banget kamu, gini-gini aku pernah bantu Mamah juga waktu dulu" Ucap Vano dengan pede, dia sudah siap untuk memotong bahan di depan nya itu.

Jessica hanya mengangguk saja, dia mengawasi Vano sambil sesekali membalik ikan yang dia masak. Jika Jessica lihat Vano juga sedikit ahli, ternyata ucapan Vano benar juga.

Dengan ahli Vano memotong bawang tersebut, dia sedikit mengeluarkan air mata saat merasakan perih akibat menatap bawang tersebut.

"Kalau udah gak kuat berhenti aja, nanti malah merah mata kamu" Peringat Jessica.

"Bisa, aku bisa. Sebentar lagi selesai"

"Yaudah terserah kamu, hati-hati nanti tangan nya kalau kena"

Vano kembali melanjutkan kegiatan nya yang sempat tertunda tadi, dia begitu fokus bahkan mata Vano sudah banyak sekali mengeluarkan air mata.

Bahkan Jessica tertawa saat melihat mata Vano sudah banjir air mata, dia memegang perutnya yang terasa sakit akibat terlalu semangat menertawakan Vano.

"Aduh lagi cooking date ya? Bunda ganggu gak nih?" Ucap Bulan yang baru saja datang sambil membawa sekantong belanja sayuran.

"Eh Bunda? Enggak kon Bun, lagian goreng ikan nya udah selesai. Tinggal bikin sambal bawang aja, tapi nunggu Vano selesai motong dulu" Ucap Jessica menatap Bulan

"Nah udah selesai!"

Vano tersenyum ke arah Jessica, dia memperlihatkan hasil potongan nya.

"Udah taruh situ aja biar Bunda yang bikin sambel nya, kamu sama Jessica ke kamar aja" Kata Bulan sambil mengambil alih talenan yang di bawa Vano

"Gak papa Bun aku tinggal? Aku bantu lagi aja ya?" Tawar Jessica kepada Bulan

Bulan menggeleng, "Gak usah sayang, sana sama Vano ke kamar"

"Yaudah kita ke kamar ya Bun? Kalau perlu apa-apa panggil Jessica aja"

Bulan mengangguk, setelah itu Jessica dan Vano langsung menuju kamar

"Gak usah di buat ngucek mata du–"

"Aduh!"

Jessica berdecak sebal, dia menghampiri Vano yang sedang menutup sebelah mata nya. "Aku baru aja mau ngomong, jangan tambah kamu ucek mata nya"

"Perih Jess" Rintih Vano.

"Iya sabar"

Jessica melepaskan tangan Vano yang menutup mata tersebut, dia membuka perlahan mata Vano

REVANO[Compelled-Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang