"Tuhan dia hadir, dia hadir di antara kami berdua."
Pagi ini Vano sudah berada di ruang kantor nya. Ya, semenjak Vano lulus semua pekerjaan kantor dirinya yang handel.
Vano memijat pelan pelipis nya, dia sungguh pusing dengan semua tulisan yang ada di depan nya ini, rasanya berkas ini mau dia langsung tanda tangan saja. Tapi mengingat bahwa didalam sana terdapat hal yang harus Vano pikirkan baik-baik membuat Vano dengan malas harus membaca nya.
Ketukan pintu membuat alih perhatian Vano teralihkan di depan pintu itu, "Masuk" Ucapnya.
Seorang wanita cantik masuk sambil membawa tempat makan. Vano melihat itu langsung tersenyum, inilah vitamin nya saat ini, perempuan yang bisa menghilangkan rasa penat nya.
"Sama siapa kesini?" Tanya Vano.
Jessica menaruh rantang berisikan makanan tersebut di meja Vano, tak lupa Jessica juga menaruh tas nya di sana.
"Tadi naik taxi online, rencananya tadi mau suruh supir kamu buat jemput aku. Tapi aku gak mau ngerepotin" Jessica nyengir melihatkan gigi putih nya.
Ah senyuman nya sungguh indah di mata Vano, bibir yang merah muda asli, serta gigi putih yang berbasis rapi membuat Vano senang menatap nya.
"Kenapa? Dia juga supir kamu, apa aku sewain supir aja buat antar jemput kamu kalau kamu mau kesini? Kalau iya aku carikan" Vano hendak mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang untuk menjadi sopir pribadi Jessica.
Tapi tangan nya malah di hadang oleh Jessica, seolah perempuan itu tidak mengizinkan nya untuk mencari sopir untuk dirinya.
"Gak usah aku naik taxi gapapa, gak usah posesif deh Van!"
Vano menghembuskan nafas nya pasrah, Jessica itu sangatlah keras kepala.
"Ya udah sini suapin aku, tangan aku sibuk jadi gak bisa" Vano membuka rantang tersebut untuk memudahkan Jessica menyuapi nya.
"Sibuk? Orang kamu cuma baca, apanya yang sibuk?" Heran Jessica, bukan nya tidak peka. Tapi suami nya itu sangat malas untuk makan sendiri bila ada dirinya.
"Habis ini aku ngetik di laptop. Buruan gih, aku laper sayang" Tangan Vano menggoyangkan lengan Jessica agar sang empu mau menyuapinya.
"Alasan"
Senyum Vano mengembang, detik berikutnya Vano kembali melahap makanan tersebut dengan cepat. Masakan istri nya memang tak ada dua nya.
"Hari ini kamu ada rapat?" Tanya Jessica di sela-sela menyuapi Vano.
Vano berpikir sebentar, "Ada mungkin, tapi gak tau beneran dilaksanakan apa engga"
"Kenapa emang?"
Menggelengkan kepalanya, Jessica kembali menyuapi Vano.
Tiba-tiba perut Jessica terasa sakit, seperti ingin memuntahkan sesuatu. Dengan cepat Jessica langsung berlari untuk menuju kamar mandi.
Vano yang melihat itupun langsung berlari menyusul Jessica. Pemandangan yang Vano lihat pertama saat telah sampai di dalam kamar mandi adalah Jessica yang tengah memuntahkan isi di dalam perut nya di wastafel.
Dengan cepat Vano menghampiri Jessica, tangan nya memijat pelan tengkuk belakang Jessica. "Kamu kenapa? Salah makan?"
Jessica menggeleng.
Setelah dirasa tidak ada lagi yang keluar Jessica langsung membalikan badan nya dan memeluk Vano. Badan nya akhir-akhir ini sangat tidak enak, membuat nya malas untuk melakukan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO[Compelled-Sudah Terbit]
Teen FictionKetika Bahagiamu menjadi Bahagiaku. Nikah muda? Buat Vano nikah muda adalah salah satu hal yang tak terlintas di pikirannya. Dengan umur Vano yang tergolong masih muda harus menjadi kepala keluarga untuk Keluarganya nanti. Jessica perempuan yang ber...