"Darah di balas darah, dan nyawa di balas nyawa"
~Vagos
Pagi ini seluruh siswa SMA GARUDA telah berada diluar untuk menanti giliran nya mengambil rapot.Kini nama keempat orang yang pasti kalian ketahui telah masuk ke dalam ruangan. Ya, Vano, Alex, Gavin, dan juga Galen.
Bu Anggi menatap Vano dari atas sampai bawah, tidak ada yang berubah. Baju yang di keluarkan, kancing baju atas yang terbuka dan rambut yang acak acakan.
"Sikap kamu Vano, sudah termasuk pelanggaran. Tapi berkat hari ujian kemarin kamu bisa mengontrol sikap kamu, ibu bisa memaafkan nya" Bu Anggi mengambil buku kecil yang dia simpan di dalam laci nya.
Buku itu bertuliskan nama, Revano Alaska Putra. Buku kepribadian milik Vano jika lelaki itu bolos, disana sudah hampir penuh semua halaman.
"Kamu bisa lihat sendiri? Nama kamu merah di dalam sini Vano, apa kamu yakin bisa cari kuliah jika sikap kamu buruk seperti ini?" Bu Anggi mendorong buku tersebut ke hadapan Vano, agar murid bandel nya itu sadar.
Bukan nya kaget dengan nama nya yang berwarna merah, Vano malah menatap buku itu dengan datar.
"Saya tidak masuk kuliah bu! Saya langsung melanjutkan bisnis Papah saya. Kalaupun saya kuliah, saya bisa masuk dengan uang" Ucapnya sombong.
Bu Anggi menghela nafas nya, "Saya tau kamu kaya Vano, tapi bisa kan jika kamu masuk tanpa bantuan uang? Jika seperti ini terus kamu akan susah nanti, apalagi jika kamu sudah mempunyai istri. Mau kamu kasih makan apa istri kamu jika kamu sewaktu saat nanti akan bangkrut?"
Gavin, Galen, dan juga Alex saling pandang satu sama lain. Belum tau aja nih guru jika Vano sudah beristri, bahkan pernikahan mereka sudah hampir menginjak 5 bulan.
Vano mendongakkan mata nya untuk menatap bu Anggi, "Istri saya ada di kelas Bu, Ibu mau lihat? Biar saya panggilkan" Ucap Vano dengan ketawa kecil.
Bu Anggi yang kesal langsung melempar Vano dengan pulpen yang ada di hadapan nya, "Jangan ngoco kamu! Masih kecil juga udah halu punya istri"
"Ngacoan mana ibu sama saya? Saya masih kuliah udah punya istri, Ibu? Udah kerja udah ada suami belum?" Vano menaik turunkan alis nya sambil tersenyum miring.
"Lanjutkan bos! Gue dukung lo" Ucap Gavin sambil menepuk pundak Vano.
"Minta tanda tangan wali kelas kamu sambil mengambil rapot"
Mereka berempat langsung keluar dengan songong nya. Andai saja dulu ia tak sembarangan memilih murid, pasti tidak akan terjadi seperti ini.
***
"Kamu pulang naik taxi dulu gapapa ya? Aku ada urusan sama anak Vagos" Vano menyelipkan rambut Jessica saat rambut itu keluar.
"Urusan apa?"
Vano terdiam sebentar, bagaimana mungkin dia memberi tahu Jessica jika ingin bertengkar lagi?
"Masalah cowok Jess, tenang aja. Kalau udah selesai aku langsung pulang" Vano mencium kepala Jessica.
"Janji langsung pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO[Compelled-Sudah Terbit]
Ficção AdolescenteKetika Bahagiamu menjadi Bahagiaku. Nikah muda? Buat Vano nikah muda adalah salah satu hal yang tak terlintas di pikirannya. Dengan umur Vano yang tergolong masih muda harus menjadi kepala keluarga untuk Keluarganya nanti. Jessica perempuan yang ber...