"Hargai dirinya sebelum dia pergi"
-Alex Dirgantara
Bersama dengan Vano sudah menjadi hal biasa bagi Jessica seperti sekarang dua pasturi tersebut tengah berada di kelas Jessica, menemani Jessica yang tengah mengerjakan sesuatu.
"Masih banyak nulis nya?" tanya Vano menatap tulisan yang tertulis rapi di buku Jessica.
Jessica mengedikan bahu nya menghembuskan nafas kasar. "Cape banget" gumamnya.
Vano mendengar walau samar-samar, Vano berdiri dari duduknya membuat atensi Jessica yang semula ke buku lantas menatap Vano.
"Mau kemana? Aku belum selesai loh" Ucapnya sedikit merengek.
Vano tertawa kecil mencium sekilas dahi istrinya. "Bentar nanti kesini lagi"
Jessica mengangguk.
Vano keluar dari kelas Jessica, dia ingin menuju ke kantin, tapi dia mendengar teriakkan Claudia
"KAK VANO!!"
Claudia berlari menuju Vano sambil tersenyum senang, sedangkan Vano menatap Claudia dengan tatapan datar.
Dengan nafas yang belum teratur Claudia berdiri di hadapan Vano dengan badan yang sedikit membungkuk untuk mengatur nafasnya.
"Ngapain?" tanya Vano tho the point.
"Kak nanti bisa jala-" ucapan Claudia terjeda saat Vano menyela ucapannya.
"Gak bisa gue sibuk!" ucapnya penuh penekanan.
Ekspresi Claudia yang semula ceria berubah menjadi kecewa, ia menatap Vano dengan sorot mata kekecewaan.
"Aku gak minta lebih, aku cuma mau Kaka jalan sama aku besok" ucapnya dengan kepala menunduk.
"Dan.Gue.Gak.Bisa. Ngerti?!" Sentaknya penuh penekanan.
Setelah itu Vano pergi meninggalkan Claudia yang entah bagaimana keadaannya.
Kantin tempat berkumpulnya geng Vagos yang menjadi tujuan Vano, Vano datang sambil berlari menuju rak yang berisi makanan ringan. Aktivitas Vano tak luput dari para anggotanya dan juga sahabatnya.
Galen mengerutkan dahi nya bingung, dirinya menyenggol lengan milik Gavin.
"Apaan nyet?!" sahut Gavin yang asik memainkan game di ponsel nya.
"Vano kerasukan ape gimane? Kaya orang sibuk gitu" Ucap Galen.
Galen berdecak sebal saat Gavin tak menjawab pertanyaannya, dirinya menatap Alex yang sibuk memainkan ponsel nya.
"Ceweknya ada urusan di kelas" sahut Alex mengerti pertanyaan Galen.
"PAKDE UANG NYA SAYA TARUH DI MEJA KALAU SISA BAWA AJA" Teriak Vano.
Vano mengeluarkan lima lembar uang seratusan dan melemparkannya ke arah Alex, dengan sigap Alex menangkap uang yang dilempar oleh Vano.
Alex menatap tajam Vano, bukannya takut Vano malah tertawa kecil.
"Buat kalian kalau kurang lo tambahin, nanti gue ganti. Gue ada urusan" Alex memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO[Compelled-Sudah Terbit]
Teen FictionKetika Bahagiamu menjadi Bahagiaku. Nikah muda? Buat Vano nikah muda adalah salah satu hal yang tak terlintas di pikirannya. Dengan umur Vano yang tergolong masih muda harus menjadi kepala keluarga untuk Keluarganya nanti. Jessica perempuan yang ber...