Bagaimana jika kesalahanmu hanyalah alasan untuk aku berpaling?
***Perkuliahan sudah mulai berjalan efektif. Kegiatan OSPEK sudah berakhir sejak beberapa hari lalu. Namun, kesibukan Langit bukan hal asing untuk Jikara. Lelaki itu masih sama seperti saat kecelakaan belum terjadi, sulit bertemu meski mereka masih berada dalam lingkup kampus yang sama.
Selain karena letak fakultas yang cukup jauh, jam mata kuliah mereka juga berbeda sehingga sulit untuk mengatur waktu. Maka dari itu, berhubung dosen pengampu mata kuliahnya tidak masuk, Jikara segera beranjak setelah ketua kelompok satu mengakhiri kegiatan presentasi.
Mengetahui kekasihnya sedang berada di gedung PKM, Jikara tanpa berpikir panjang memutuskan untuk menghampiri lelaki itu. Dua hari ini mereka belum sempat bertemu, hanya komunikasi lewat chat saja. Jikara sadar kalau hubungannya dengan lelaki itu terasa semakin hambar dan ia tak mungkin membiarkan semua terjadi terus menerus. Jikara tak bisa merelakan hubungan yang mereka bangun selama tiga tahun hancur begitu saja.
Bukankah sama saja dengan membuat waktu yang mereka lalui sia-sia?
Jikara berjalan kaki melewati beberapa gedung fakultas. Langkahnya memelan melihat Jevan tengah berdiri di lobi aula bersama gadis yang mungkin sedang dikencaninya saat ini. Mereka terlihat begitu akrab, bahkan gadis itu tampak menarik tangan tetangganya dan merengek manja.
Merasa diamati, Jevan menoleh ke arahnya. Namun, Jikara segera membuang muka lalu berjalan cepat meninggalkan area tersebut. Bayangan keakraban mereka terus mengikuti setiap langkahnya.
Jikara mendesis kesal. Ini ... bukan cemburu, 'kan?
Tidak seharusnya Jikara merasakan hal tersebut terhadap lelaki itu.
Lebih tak boleh lagi karena dirinya sudah memiliki kekasih.Menarik napas dalam, ia berusaha membuang rasa tidak suka yang bersemayam dalam dadanya. Mungkin apa yang Jikara rasakan adalah efek dari kejadian ketika dirinya koma. Ia terbawa perasaan melihat betapa tulus Jevan mencintainya.
Sekarang, Jevan sudah kembali pada dirinya yang dulu. Berusaha mengabaikan keberadaannya.
Lupakan Jikara! Lupakan semua hal yang berhubungan sama Jevan! Sekarang lo cuma perlu fokus dengan hubungan lo sama Langit.
Jikara berusaha menarik senyumnya lalu memasuki gedung PKM dan melangkah menaiki tangga menuju ruang HIMA. Ia mendorong pintu yang sedikit terbuka, didapatinya Langit sedang fokus mengerjakan sesuatu di laptop, tak jauh darinya tempat duduknya, ada sosok perempuan yang sama sibuknya.
Menyadari kedatangannya, mereka dengan kompak menoleh. Langit membeliakan mata mendapati kedatangannya. Jikara memang sengaja tak bilang karena ingin memberikan kejutan.
"Loh, kamu kok gak bilang mau dateng?" tanya lelaki itu berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat.
Jikara tersenyum lebar. "Pingin ngasih kejutan!" serunya membalas genggaman tangan Langit. Ia kemudian melirik ke arah teman satu oramawa kekasihnya dan menyapa seperti biasa, "Hai Kim!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA JIKARA✔️
Fantasy"Lo nggak capek tidur terus, Ji?" Tak ada jawaban. Hanya bunyi monitor yang terdengar memenuhi ruangan. Lelaki itu menggenggam erat tangan gadis di hadapannya yang tak kunjung membuka mata setelah kecelakaan dua minggu lalu. Frustasi, ia bangkit da...