18- Tiana dan Cerita Patahnya

425 110 59
                                    

Gadis berambut sebahu itu berjalan memasuki area lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis berambut sebahu itu berjalan memasuki area lapangan. Tatapannya tertuju pada beberapa mahasiswa yang tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang sedang membenahi panggung, mengangkat beberapa kursi serta membuat stan.

Dua Minggu terakhir, ia tidak mendengar kabar dari sosok yang dicarinya. Mengetahui jabatan temannya di Hima serta kegiatan yang akan dilaksanakan besok, ia memutuskan untuk menemui secara langsung.

Langkah Tiana terhenti saat menemukan Langit sedang berbicara, tatapannya tertuju ke arah kamera SLR di tangannya. Gadis itu mendekat hingga terlihatlah dengan siapa Langit berdiri bersebelahan.

Hampir saja Tiana mendengkus melihat pemandangan di depannya. Ia tahu, tidak seharusnya melarang Langit tertawa di saat kondisi kekasihnya masih koma. Lelaki itu juga butuh sesuatu yang dapat menghibur kesedihannya. Hanya saja ... kenapa harus dengan gadis berwajah innocent itu?

Tiana sengaja berdehem keras membuat kedua anak manusia itu menoleh bersamaan. Ia tidak salah melihat saat Langit langsung menjaga jarak setelah mengetahui keberadaannya, sedangkan gadis di sampingnya tampak kikuk lalu pamit dan bergabung dengan rekannya yang lain.

"Hai, Na!" sapa Langit yang berusaha menghilangkan rasa canggungnya.

"Sibuk banget ya?" Tiana tak membalas sapaannya malah melemparkan pertanyaan lain.

Langit mengangguk. Lelaki itu sempat memanggil rekannya dan menyerahkan kamera sebelum kembali menatapnya. "Ada perlu sama gue?"

"Cuma mau liat keadaan lo aja sih, dua pekan ini lo gak ada kabar soalnya." Tiana sengaja datang untuk melihat kesibukan Langit. Biasanya lelaki itu menanyakan keadaan Jikara lewat chat karena tak sempat menjenguk, tapi akhir-akhir ini Langit seperti menghilang dari peradaban.

"Gue belum sempet jenguk Ara lagi, sorry ya," ucap Langit dengan raut muka bersalah. Tiana tahu, lelaki di depannya tulis meminta maaf.

"Ara lebih butuh permintaan maaf lo." Tidak seharunya Tiana berucap sinis, tapi melihat kedekatan Langit membuat perasaan kesalnya menyeruak.

"Besok selesai acara, gue mau ke RS." Lelaki itu berusaha meyakinkan meski sebenarnya Tiana tak butuh itu. Ia hanya mengangguk.

Mendengar seseorang memanggilnya, Langit menoleh kemudian memberi isyarat menunggunya sebentar. Ia menatap Tiana yang tampak jengah dengan sikapnya. "Na, nanti dilanjut lagi ya, gue masih banyak kerjaan."

Banyak kerjaan, tapi tadi cengengesan liatin foto sama cewek lain?

"Hm, ya," jawab Tiana singkat.

Baru beberapa langkah Langit berjalan, Tiana yang awalnya ragu segera memanggil lelaki itu, "Lang!"

Langit menoleh disertai kernyitan di dahinya. Gadis itu sendiri berjalan mendekat dengan raut muka serius. "Ada apa lo sama Kimmy?"

JIWA JIKARA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang