Maaf banyak typo yang bertebaran di cerita ini
Selamat membaca
●●●
Saat pulang dari acara tersebut Yazka mengajak Zena untuk jalan-jalan, sebenarnya Zena masih marah dengan pria itu. Tapi ketika ditawari untuk jalan-jalan sambil membeli camilan, tentu saja Zena tak menolak.
"Gue kan udah bilang, jangan bohong lagi ka" ucap Zena namun saat berbicara ia tak memperhatikan wajah pria itu, justru Zena malah memandang kearah depan
"Cukup di kantor aja kita bersandiwara, tapi buat yang lain gue gak bisa" imbuhnya
Yazka tak menjawab apapun, ia hanya fokus menyetir sambil mendengarkan ucapan Zena. Tak lama kemudian, hanya ada keheningan diantara mereka berdua.
"Gimana kalo misalkan gue suka sama lo" ucap Yazka memecah keheningan
Kini barulah Zena menoleh kearah Yazka, saat itu juga Zena tertawa dan pria itu pun ikut tertawa.
"Gak usah aneh-aneh lo, gue udah sering denger candaan lo kayak gini" ucap Zena membuat Yazka tertawa getir
Apakah ucapannya selama ini selalu dianggap candaan oleh Zena? Padahal pria itu mengatakan hal yang sejujurnya, entah disini Zena yang tidak peka atau Yazka yang takut terang-terangan mengungkapkan perasaannya pada wanita itu.
"Kalo misalkan gue serius gimana?" tanya Yazka sekali lagi berusaha meyakinkan Zena
Zena menyipitkan matanya, ada apa dengan temannya ini? Apakah dia kesurupan reog, pasalnya ucapan pria itu beberapa hari kebelakang seperti terang-terangan menyatakan perasaannya.
"Gak usah serius-serius" ucap Zena sambil cengengesan
"Dasar cewek gak peka!" Yazka mendumel kesal dalam hatinya
🌻
Kini mereka sedang menikmati jajanan pedagang kaki lima.
Sedari tadi Yazka memperhatikan Zena, ia merasa aneh dengan wanita itu. Yazka kira Zena hanya membeli dua macam makanan, ternyata ia salah. Mulai dari ice cream, baso goreng, cilok, batagor, cireng, jus buah, telur gulung dan kebab. Tapi anehnya kemana semua makanan itu? Makannya memang banyak, tapi badannya tetap saja kecil. Aneh kan?
"Eh ka, lo tahu gak kaktus dari Chiko itu?" ucap Zena
Yazka mengangguk.
"Ternyata kaktus nya itu ada lampunya loh, tapi sayangnya gak terang gitu. Cuma pancaran cahaya kecil" tuturnya
Yazka mendelik tajam pada Zena.
"Kenapa?" tanya Zena
"Nggak, nanti lo buang aja kaktus itu. Gue bisa beliin yang lebih besar dari itu Zen" ucap Yazka
"No! Masa dibuang gitu aja sih, gak ngehargain yang ngasih banget deh" jawab Zena
Apa Zena tidak tahu jika pria itu sedang cemburu, Yazka tahu bahwa wanita itu tidak mudah jatuh hati pada siapapun. Wanita itu tipikal orang yang jika suka, ya suka saja tidak sampai mencintai.
"Kalo pun kaktus itu rusak bakal gue benerin sampai bener lagi" ucap Zena membuat rasa cemburu Yazka semakin menggebu-gebu
"Sepenting itu ya?"
"Gak penting-penting amat sih, cuma ya kalo gue di kasih sesuatu sama orang lain itu harus dirawat sebaik mungkin" jawab Zena dengan santainya
"Lo kayak yang gak tahu gue aja, tas yang lo kasih ke gue tiga tahun lalu pun masih bagus kan? Bahkan sering gue pakai kemana-mana" imbuhnya
Benar apa yang dikatakan Zena, dia itu manusia yang paling bisa merawat sesuatu dengan sebaik mungkin. Sama seperti prinsipnya dalam kisah percintaan, jika dia mendapatkan seseorang tak akan dia lepaskan begitu saja. Apalagi sampai menyakiti orang yang dia sayang.
Tapi sejauh ini, Yazka tak pernah tahu siapa orang yang pernah Zena taksir. Mereka memang berteman sejak kecil, tapi tak semuanya harus diceritakan pada orang lain kan?
Yazka melirik arlojinya.
"Zen pulang yuk, nanti habisin makanannya di mobil aja. Udah mau malem" ucap Yazka sambil membantu untuk membawakan beberapa makanan milik Zena
Apakah disini ada friendzone juga seperti Yazka dan Zena? Atau cintanya bertepuk sebelah tangan:"
Terimakasih temen-temen semuanya<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Rental Girlfriend [END]✔
Short StoryYazka dan Zena berteman sejak kecil hingga tumbuh menjadi dewasa, mereka bertetangga tapi bila disatukan tidak pernah akur. Namun, suatu hari Yazka menawarkan tawaran gila pada Zena. Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? Daripada penasaran, yuk...