DUA PULUH EMPAT

1.7K 129 2
                                    

●●●


Hari ini seharusnya Ibu Zena pergi ke Surabaya bersama sang Ayah, tapi Maya merasa tidak enak badan. Dan Ayahnya pun tidak keberatan jika Ibunya tidak pergi ke Surabaya. Ayahnya pun khawatir jika anak semata wayangnya itu ditinggal sendirian apalagi dia itu anak gadis.

Memang Ibunya tak jadi pergi ke Surabaya, tapi hari ini mereka kedatangan tamu. Tantenya menitipkan anaknya pada Mereka, karena ada pekerjaan yang harus di urus. Dan tantenya itu single parent jadi mau tidak mau ia mengambil pekerjaan tersebut.

"Mba aku titip Abi ya, ini pakaian gantinya. Maaf yah ngerepotin" ucap wanita tersebut

"Gapapa Mir, ya udah gih berangkat. Itu jemputannya udah nunggu" jawab Maya

"Makasih ya Mba, aku pamit dulu" ucap Mira lalu mencium putranya dan setelah itu dia pergi

"Yuk sayang masuk dulu" ucap Maya

"Ibu, Kakak Zena dimana?" tanya anak kecil berusia 5 tahun tersebut

"Ada di kamar sayang"

Setelah mendengar jawaban dari Maya anak itu pun berlari menuju kamar Zena dengan sumringah.

Saat di depan pintu kamar Zena, anak itu mengendap-endap seperti maling. Ia ingin mengejutkan Kakak sepupunya itu, dan dalam hitungan ketiga ia berhasil mengejutkan Zena.

"Kamu ngagetin Kakak aja" ucap Zena sambil mengelus-elus dadanya, untung saja sepupunya coba kalau Yazka sudah pasti ia tonjok

Zena menyamaratakan posisinya yang tadinya berdiri menjadi jongkok agar sejajar dengan sepupunya.

"Eh si ganteng, kamu baru dateng atau dari tadi?" tanya Zena

"Abi baru dateng. Kakak jajan yuk, Abi bosen" ucap sepupunya sambil menggoyang-goyangkan lengan Zena

"Tapi kita ke rumah om Yazka dulu ya" ucap Zena diangguki oleh Abi

Setelah itu Zena mengajak Abi menemui Yazka, sebelum pergi Zena sempat izin pada Ibunya. Bila tidak, bisa-bisa Zena di sidang oleh Ibunya.

🌻

"Om Aka nya gak ada" ucap Abi

Tapi Zena tak berhenti begitu saja, ia terus mengetuk-ngetuk pintu rumah Yazka. Mana mungkin pria itu tidak ada di rumah, sedangkan tadi pria itu masih chattingan dengan dirinya dan Yazka mengatakan ada di rumah.

Mengapa Zena tak pergi saja? Jawabannya, Yazka sudah janji akan memberikan hadiah. Itulah sebabnya Zena pantang menyerah, awas saja jika Yazka ingkari janji itu.

Zena mendengus kesal, coba saja jika tidak ada sepupunya ia pasti sudah mengeluarkan umpatan yang kasar.

"Yazkaaaaa" teriak Zena

Clek

Zena yang tadinya merasa dongkol seketika merubah ekspresinya menjadi sumringah ketika melihat kehadiran pria bertubuh tinggi itu.

Yazka berjongkok mensejajarkan diri dengan Abi.

"Si ganteng baru main lagi ke sini" ucap Yazka sambil mengelus puncak kepala Abi

"Om Aka, Abi nginep di rumah Ibu loh. Om Aka mau nginep juga gak? Nanti tidurnya sama Kakak Zena" ucap Abi dengan polosnya

Zena membulatkan matanya.

"Abi sayang, jangan ngomong gitu ya" ucap Zena dengan lembutnya

"Itu kode Zen, cuma lewat anak kecil aja" ucap Yazka menggoda Zena

Zena memutar bola mata malas.

"Kode apaan! Gue gak ngerti soalnya waktu sekolah gue gak ikut eskul pramuka" sarkas Zena

"Susah ya ngodein lo" lirih Yazka

"Hah? Ngomong apa lo?" tanya Zena, ia mendengar ucapan Yazka tapi samar-samar

Tentu saja Yazka langsung mengelak ketika ditanya oleh Zena, pria itu pun langsung mengalihkan pembicaraan.

"Abi mau jajan gak?" tanya Yazka

Abi mengangguk cepat.

"Yuk" ucap Yazka sambil menggandeng lengan anak itu

"Sebentar Om" ucap Abi

"Abi boleh gak manggil Om Aka itu papah, terus mamahnya Kakak Zena" tutur anak berusia 5 tahun tersebut

Yazka dan Zena saling bertatapan langsung ketika mendengar ucapan Abi. Anak kecil memang seperti itu, polos. Tapi mengapa ada getaran di hati Zena maupun Yazka.




Terimakasih temen-temen sudah mampir ke cerita ini, sampaikan pesan, saran dan kritik kalian untuk cerita ini ya^_^





Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang