DUA PULUH

1.9K 130 4
                                    

●●●


Hari senin, hari pembuka untuk memulai aktivitas seperti pergi ke kantor dan yang lainnya.

"ZENA!"

"Zena bangun!" teriak sang Ibu

Kebiasaan anak semata wayangnya ini, sangat susah jika dibangunkan di pagi hari. Saat shalat subuh pun ibunya harus menggedor-gedor pintu dengan sangat keras, dan yang paling membuat Ibunya geram ketika sudah melaksanakan shalat, Zena kembali meringkuk di atas kasurnya. Bila kesiangan pasti mengomel.

Maya ingin anaknya itu beraktivitas di pagi hari seperti membantu pekerjaan rumah atau berolahraga bersama temannya Yazka.

Maya mengambil gayung dan ia isi dengan sedikit air, setelah itu ia pergi menuju kamar putrinya.

Kini Maya berada di depan pintu kamar Zena, sang Ibu membuka pintu secara kasar namun tak membuat Zena beranjak dari tempat tidurnya.

"Bismillahirrahmanirrahim" ucap Maya, tak tanggung-tanggung Ibunya menyiram Zena dengan air yang ia bawa tadi

"Hujan hujan" ucap Zena setengah sadar, ia terlonjak kaget saat air mendarat di wajahnya

"Bangun tuan putri" ucap Maya begitu manis

"Ibuuu" rengek Zena

Maya menempelkan jari telunjuknya pada bibir Zena, lebih tepatnya sang Ibu tidak mau mendengar penjelasan apapun yang keluar dari mulut anak kesayangannya itu.

Maya bertolak pinggang sambil melototi Zena.

"Iya iya Zena mandi" ucap Zena kemudian beranjak dari tempat tidur

🌻

Zena tengah menikmati sarapan pagi bersama Ibunya, sebenarnya Zena sering mengeluh karena sang Ayah selalu bekerja diluar kota. Tapi biar bagaimanapun yang dilakukan Ayahnya itu untuk dirinya juga.

"Minggu depan kamu mau ikut ke Surabaya gak?" tanya Maya

Zena menggeleng cepat membuat sang Ibu menautkan alisnya.

"Sodara-sodara Ayah tuh selalu bilang ke Zena "kerja mulu kapan nikahnya", "lihat tuh anak tante udah punya anak". Padahal kan ada yang nikah muda terus cerai!" cibir Zena

Maya memukul lengan Zena, bisa-bisanya dia mengatakan hal itu. Memang benar apa yang dikatakannya, tapi jika Ayahnya atau keluarga Ayahnya mendengar hal itu Ibunya merasa tidak enak.

"Gak boleh ngomong gitu!" ucap Maya memperingati anaknya

"Hm" jawab Zena

"Kalo kamu gak mau ikut ke Surabaya ya udah gapapa, jaga rumah terus beres-beres jangan ngeberantakin. Jangan ajak laki-laki ke rumah kalo gak ada Ayah sama Ibu!"

Zena hanya mengangguk-angguk mendengar ucapan sang Ibu.

"Sejak kapan Zena ngajak laki-laki ke rumah bu?" ucap Zena, jangankan mengajak laki-laki ke rumahnya untuk pacaran pun Zena tidak pernah bahkan ia sering di sebut jomtan alias jomblo karatan.

"Itu si Yazka" jawab Maya

Tiba-tiba saja Zena tersedak mendengar ucapan sang Ibu.

"Dia mah ondel-ondel bu, masuk ke rumah kita juga main nyelonong aja. Apalagi kalo mau minta nasi" ucap Zena

"Tapi Ayah sama Ibu pengen punya mantu kayak Yazka" ucap Maya

Dan mulai lagi, Ibunya pasti akan menyanjung pria itu. Bagi Zena, Yazka hanyalah pria yang selalu merepotkan dirinya. Tapi dibalik itu semua, Yazka ada orang yang selalu ada untuk dirinya.



Lanjut gak?

Terimakasih sudah membaca, jangan lupa sampaikan saran dan kritik kalian disini ya^_^

Love you all<3

Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang