TIGA PULUH SEMBILAN

1.4K 90 7
                                    

●●●


Rina sedari tadi tidak sabar meminta penjelasan pada Zena, kini mereka tengah berada di rumah Rina.

Zena menyeka air matanya dan mengembuskan nafas panjang, setelah itu ia menceritakan semuanya pada Rina. Mulai dari Yazka membelikan cincin untuk seseorang, sampai kejadian tadi di apartemen.

"Sebentar, jadi lo bilang di telepon itu bener? Kalo Yazka beliin cincin buat orang lain? Gue kira dia beneran suka sama lo" ucap Rina lalu menutup mulutnya, ia takut Zena marah padanya

Namun siapa sangka, Zena tersenyum sambil mengangguk angguk. Entah senyuman itu tulus apa tidak, dan sekarang Rina sebisa mungkin harus menjaga ucapannya.

"Gapapa na, lagian juga gak mungkin kan dia suka sama gue. Dia tuh temen gue dari kecil, aneh banget kalo misalkan ada yang suka di antara kita" jawab Zena lalu tertawa getir

Zena berkata bohong, sebenarnya ia mulai membuka hatinya untuk Yazka namun ternyata kenyataan berkata lain. Bahkan hal itu sudah tidak bisa disangkal lagi.

Wanita itu menceritakan kejadian di apartemen, mulai dari Chiko yang awalnya membuat dirinya curiga sampai melihat Yazka bersama Mia didalam ruangan yang sama.

Rina membulatkan matanya ketika mendengar cerita dari Zena bahwa Yazka bersama mantannya.

"Jadi, si Chiko yang bawa lo ke sana?" tanya Rina memastikan apakah hal itu benar adanya

Zena mengangguk pelan.

Rina merasa ada yang ganjal saat Zena menceritakan semuanya, tapi lebih baik ia tak menanyakan hal itu pada Zena sekarang. Rina akan menunggu waktu yang tepat, entah itu kapan. Bisa jadi sekarang, karena dia orangnya blak-blakan><

Rina mengembuskan nafas berat.

"Gue gak ada maksud apapun, tapi gue pengen banget nanyain hal ini dari kemarin" Rina menjeda ucapannya sejenak, "Lo yakin kalo si Mia itu hamil anak Yazka?" akhirnya Rina memberanikan diri untuk menanyakan hal tersebut, mulutnya memang tidak bisa ditahan-tahan. Sudah sangat gatal ya Rin><

"Maksudnya?" Zena bingung

Rina menoyor kepala Zena, gemas sekali pada temannya ini.

"Si Mia itu kan udah nikah. Logikanya, udah pasti itu anak dia sama suaminya lah!" jawab Rina nyolot banget pake urat, haha

Zena sempat bingung, namun akhirnya paham dengan apa yang disampaikan oleh Rina walaupun temannya itu berbicara dengan nada penuh emosi yang tertahan tak karuan.

"Tapi kenyataannya tadi mereka tidur berdua, lo pikir Rin. Apa gak terjadi sesuatu sama mereka?" ucap Zena sambil mengacak-acak rambutnya

"Mungkin gak sih kalo Yazka dijebak?" ucap Rina asal jeplak

"Gak mungkin lah oncom! Lo jangan asal nuduh gitu, menuduh tanpa bukti namanya fitnes" ucap Zena

"Fitnah kampret!" jawab Rina nyolot

🌻

Yazka tak habis pikir dengan wanita gila itu, bisa-bisanya dia sampai kepikiran dengan hal tersebut. Hal ini sungguh sangat merugikan dirinya, walaupun tidak terjadi apa-apa seingat Yazka.

Pria bertubuh tinggi itu mengacak-acak rambutnya kesal, ia mencaci maki dirinya sendiri karena bodoh percaya pada Mia. Ia pun sempat berpikir bagaimana jika wanita itu menceritakan hal yang tidak-tidak, dasar wanita gila.

Yazka merogoh kantongnya untuk mengambil benda berbentuk persegi berwarna hitam.

"Telepon Zena nggak ya?" tanya Yazka pada dirinya sendiri sembari menatap layar ponsel

"Ah nggak, nggak. Gue udah janji gak akan ngerepotin dia lagi, tapi jujur gue kangen sama Zena. Ya walaupun kepala gue suka jadi sasarannya" tuturnya

Kini atensinya beralih pada pemandangan yang berada di depannya. Apa pemandangan? Melihat sepasang kekasih yang dimabuk asmara itu pemandangan?

Yazka mendecak sebal karena pemandangan yang tak enak dipandang itu.

"Sepet mata gue liat yang kayak gini!" ketusnya

Yazka kembali memasukkan ponselnya ke dalam kantong, namun tak lama kemudian ponselnya berbunyi. Suara dering ponsel membuatnya mengalihkan pandangannya.

Yazka berdecak kesal lalu mengembuskan nafas secara kasar.

"Ngapain sih nenek lampir nelepon gue! Emangnya gue punya hutang gitu sama dia!" ketusnya, jika dilihat oleh orang lain pasti Yazka akan dikira aneh karena memarahi ponselnya

Dengan rasa malas Yazka mengangkat panggilan telepon dari orang itu.

"Sayang kok lama banget sih ngangkat teleponnya" suara wanita diseberang sana membuat Yazka ingin muntah paku mendengar suara wanita itu yang lemah gemulai

"Ada apa, gue sibuk!" jawab Yazka ketus

"Gimana tawaran aku? Kamu mau kan nikah sama aku? Kamu inget loh anak anak kita" sambung wanita itu

"Anak? Anak tokek maksud lo! Lo denger ya, gue gak akan nerima tawaran gila dari lo!" tegasnya langsung mengakhiri panggilan telepon secara sepihak

Yazka kembali memasukkan ponselnya ke dalam kantong celana sambil terburu-buru. Ia harus memberanikan diri untuk bertemu dengan seseorang, tapi sebenarnya dirinya itu rindu tapi malu untuk mengatakannya.


Hai, terimakasih sudah membaca. Love you all, sampai bertemu di part selanjutnya<3

Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang