●●●
"APA?"
Sontak wanita paruh baya itu sangat terkejut ketika mendengar isu dari mulut ke mulut tentang putrinya yang akan melaksanakan pernikahan bulan depan.
Zena hanya diam tak berkutik karena ia bingung harus mengatakan apa. Ibunya terus saja berbicara dengan kecepatan tinggi bak kereta api yang sedang melintas, walaupun tak ada jawaban apapun dari sang putri.
"Adinda Zena Rachelia putri Aris Septian Wijaya, jawab kalo ibu lagi bicara" ucap Maya-Ibu Zena
Zena menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal, ia mengatur nafas lalu melegakan tenggorokannya. Tapi tetap saja ia merasa gugup untuk berbicara pada Ibunya.
"Eu … anu bu … ituu Zena, eu anu" ucap Zena bingung harus menceritakan darimana
Sang Ibu bertolak pinggang sembari menunggu jawaban dari Zena. Sebenarnya Ibunya Zena menyetujui saja, hanya disini mengapa putri kesayangannya itu tidak berterus terang apalagi sekarang Ibunya mendapatkan informasi itu dari tetangga yang notabene orang asing.
Lagi-lagi Zena melegakan tenggorokannya.
"Jadi begini Ndoro Ratu" ucap Zena agar suasana tidak terlalu tegang
"Ini semua gak bener bu, percaya deh. Zena belum ada rencana nikah kok, apalagi nikah sama si Yazka. Dan soal itu, awalnya kita cuma pura-pura aja pergi ke acara mantannya Yazka. Ini tuh gara-gara si Yazka juga karena mau manas-manasin mantannya itu bu, kalo pun ini beneran Zena mah amit-amit nikah sama dia!" imbuhnya
Sang Ibu memukul lengan Zena, bisa-bisanya dia mengatakan hal itu padahal Ibunya sangat setuju bila hal itu terjadi. Apalagi kedua orang tua Zena dan Yazka berteman baik sedari masa remaja.
"Kamu, tuh, ya, kalo ngomong gak bismillah dulu!" ucap Ibu
"Dih Ibu! Emang bener kok, Zena gak mau nikah sama orang narsis kayak si Yazka. Lembek banget kayak tape gara-gara mantannya nikah" ucap Zena sangat julid, beginilah jika menjadi bestie sedari kecil bahkan Zena tak pernah sekalipun memuji temannya itu.
Karena bagi Zena, di dunia ini tidak ada yang gratis. Jika Yazka ingin dipuji olehnya, berarti Yazka harus membayarnya, ya, minimal shopping. Heheh.
"Ibu doain biar kamu sama Yazka berjodoh, Aamiin" ucap Ibunya tertawa lalu pergi menuju dapur
Zena terus-menerus mengatakan penolakan sembari mengetuk-ngetuk meja di ruang tamu dengan keras.
Ucapan seorang ibu itu selalu ter-ijabah.
Entah suara itu darimana asalnya, mungkin suara hati kecilnya. Zena menggeleng cepat kepalanya, tapi bagaimana jika hal itu terjadi?
🌻
Kini giliran Yazka yang di interogasi oleh kedua orang tuanya, suasana dalam ruangan terasa berbeda seolah seorang maling sendal jepit yang tertangkap basah. Terlihat dari sorot mata kedua orang tuanya jika banyak pertanyaan yang akan dilontarkan oleh mereka berdua.
"Mari kita mulai acara interogasi keluarga Bratadikara ini" ucap Osman ayah Yazka
"Gini amat punyak bapak" ucap Yazka dalam hati
"Gak usah ngomongin Ayah dalam hati!" ucap Ayahnya
Yazka tersentak kaget, mengapa Ayahnya bisa mendengar suara hati dirinya, jangan-jangan Ayahnya itu cenayang.
"Nggak kok, Ayah geer" jawab Yazka mengelak
"Ayah nebak aja sih" ucap Ayahnya membuat Yazka bisa bernafas lega
"Gimana? Ayah udah keliatan keren belum kalo lagi kayak gini?" imbuh sang Ayah begitu narsis, ya, sebelas duabelas lah sama anaknya.
"Skip, Ayah bertele-tele! Apa bener kamu mau nikah sama Zena?" tanya Dewi-Bunda Yazka to the point
Sudah Yazka tebak pasti kedua orang tuanya akan mengatakan hal itu pada dirinya, tentu saja Yazka mengatakan hal itu hanyalah berita bohong.
"Itu semua bohong, Yah, Bu. Yazka bisa jelasin" ucap Yazka
Sang Ayah menyipitkan matanya, pertanda kecurigaan itu muncul. "Apa iya?"
"Kamu ngehamilin Zena?" tanya sang Ayah lagi
"ASTAGFIRULLAH!" ucap Yazka dan Bundanya secara bersamaan
"Si Ayah kalo ngomong gak bismillah dulu. Mana mungkin anak tunggal kaya raya, sholeh, ganteng, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung melakukan hal tidak terpuji seperti itu! Bisa-bisa bunda coret dia dari kartu keluarga dan ahli waris" ucap Dewi
Karena tidak ingin menimbulkan masalah akhirnya Yazka menjelaskan semuanya pada kedua orang tuanya, walaupun harus menahan rasa malu karena idenya yang berpura-pura menjadi sepasang kekasih itu.
Ketika setelah mendengarkan semua penjelasan dari Yazka, kedua orang tuanya ber-oh ria.
"Kalo bener juga gapapa sih" ucap sang Ayah yang disetujui Bunda
"Dih amit-amit nikah sama Zena!" jawab Yazka
"Hah apa? Amin-amin, iya deh Aamiin" kini giliran Bundanya yang ikut menggoda putra semata wayangnya itu
"Acara interogasi saya tutup" ucap Yazka sambil mengetuk-ngetuk meja layaknya seorang hakim pengadilan
Pria bertubuh tegap itu memilih pergi daripada harus terus-menerus di goda dan interogasi oleh kedua orang tuanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang aneh.
"Harus diseriusin gak sih?" tanya Yazka pada diri sendiri sembari berjalan menuju kamarnya
Yazka menampar wajahnya sembari bergidik ngeri, Zena itu bukan tipenya.
Terimakasih sudah membaca, sampaikan pesan, saran dan kritik kalian disini^_^
Lanjut gak ceritanya?
Zena Rachelia
Yazka Bratadikara
KAMU SEDANG MEMBACA
Rental Girlfriend [END]✔
Short StoryYazka dan Zena berteman sejak kecil hingga tumbuh menjadi dewasa, mereka bertetangga tapi bila disatukan tidak pernah akur. Namun, suatu hari Yazka menawarkan tawaran gila pada Zena. Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? Daripada penasaran, yuk...