DUA PULUH TUJUH

1.6K 113 4
                                    

●●●


Yazka, Zena dan Rina tengah berada di suatu tempat. Mereka bertiga tengah menunggu seseorang, kali ini mereka ingin menemui orang yang menggemparkan satu kantor dan mereka juga akan menemui seseorang yang menguntit Zena.

Saat diperjalanan Zena dan Yazka menceritakan semuanya pada Rina yang bawelnya tiada tanding. Zena juga menjelaskan benda berukuran kecil yang ia temui di kamarnya.

Benda yang Zena temui itu adalah sebuah cctv, entah itu benar atau bukan Zena tidak tahu. Tapi Yazka yakin bahwa itu adalah cctv, karena ia pernah melihat benda seperti itu di rumahnya temannya Theo.

"Itu dia" ucap Rina ketika melihat seseorang dari kejauhan sana

Tanpa ada aba-aba mereka bertiga melipat kedua tangannya di atas dada.

"Sorry lama. Loh katanya lo mau ngomong berdua aja sama gue Ka" ucap pria berkaos hitam itu

"Emang iya, tapi mereka mau ikut" jawab Yazka dingin

Terlihat dari raut wajah pria itu nampak tegang, hanya dia tidak terlalu memperlihatkannya. Tapi tetap saja, Zena dan Rina tahu bahwa pria itu seperti orang yang ketakutan. Karena dari ketiga tatapan orang di hadapannya itu seperti singa yang siap menerkam mangsanya.

Yazka menggaruk kepalanya dengan telunjuk, lalu ia kembali melipatkan kedua lengannya di atas dada.

"Gue gak mau basa-basi" ucap Yazka

"Gue tahu kalo lo yang udah nyebarin berita tentang gue sama Zena" imbuhnya

Pria itu berusaha untuk tenang.

"Gue gak tahu apa-apa soal itu" ucapnya

"Lagian lo jangan asal nuduh gitu dong, mana buktinya. Kalo gak ada bukti itu namanya fitnah" lanjutnya

Yazka tertawa getir.

"Lo gak amnesia kan? Pertama, waktu itu lo nguping obrolan gue sama Zena tentang hubungan yang palsu ini. Kedua, dengan bodohnya lo cerita hal ini sama Reta. Lo gak inget ya kalo dia itu kayak Rina? Ember bocor" ucap Yazka membuat pria di hadapannya semakin tegang, banyak keringat yang keluar dari tubuh pria itu

"Reta sempet nelpon Rina dan ceritain semuanya, dan ternyata lo yang nyuruh dia buat bongkar semuanya. Lo pasti mikir, dengan cara lo nyuruh Reta kayak gini lo gak akan ketahuan? Lo salah besar"

Yazka mendekat kearah pria itu, jarak diantara mereka hanya beberapa centimeter saja.

"Mau lo apa sih?" tanya Yazka dengan nada santai agar tidak memancing keributan

Pria itu tak menjawab.

Bugh!

Pria itu melayangkan pukulannya di rahang pipi Yazka, membuat Yazka memalingkan wajahnya. Zena dan Rina terkejut dengan tindakan pria itu, tapi Yazka tak membalasnya justru ia terkekeh pelan sembari mengusap pipinya.

Yazka mengembuskan nafas panjang.

"Kalo lo mau pukul gue lagi, silahkan. Tapi sekali lagi gue tanya, lo mau apa Chiko?" tanya Yazka dengan santainya

"OKE GUE JAWAB! Gue gak suka lo deket-deket sama Zena! Lo tuh gak pantas sama dia Yazka!" dan akhirnya pria bernama Chiko itu membuka suara

"Gak pantas?" tukas Zena, wanita itu pun mendekat kearah Yazka dan Chiko

"Tahu apa lo soal pantas atau enggaknya Yazka sama gue? Terus, yang lo kira pantas itu siapa? Lo gitu?" ucap Zena diakhiri dengan tertawa getir

"Yazka itu pernah pergi ke apartemen sama cewek lain Zen. Gue gak yakin kalo dia gak ngapa-ngapain sama tuh cewek" jawab Chiko

Yazka menarik Zena agar berdiri di belakangnya, pria itu ingin mengatakan sesuatu pada Chiko.

"Oh berarti sekarang profesi lo itu tukang nguntit ya, di gaji berapa lo kerja kayak gitu? Gak ada kerjaan banget ngurusin orang lain" ucap Yazka

Chiko menarik kerah kemeja Yazka, dan satu pukulan lagi ia layangkan di rahang pipi Yazka.

Zena dan Rina menarik Yazka, jangan sampai pria itu terpancing emosi. Bisa habis Chiko jika Yazka memukulinya.

Dengan tergesa-gesa Zena mengeluarkan benda berukuran kecil dari tasnya, ia menunjukkan barang itu membuat Chiko membulatkan matanya.

"Kenapa, lo kaget ya? Temen gue punya benda kayak gini, dan ternyata ini adalah cctv" ucap Zena

"Lo udah gila ya? Ngapain lo naro benda kayak gitu bego! Kalo lo mau ngeliat cewek seksoy bukan Zena orangnya!" ucap Rina yang sedari diam namun menahan betapa geramnya

Untungnya Zena tidak pernah memakai pakaian seksi, outfitnya selama di rumah tidak jauh dari kaos dan celana training atau bahan.

"Gimana kalo misalkan gue bilang kesemua orang di kantor betapa bejatnya lo?" ucap Zena memunculkan senyum smirk

Zena menepuk dahinya.

"Gue lupa, orang-orang gak bakal percaya sama gue" imbuhnya lalu menatap Rina yang berada di sampingnya

"Kebetulan ada Rina, gimana kalo dia aja yang ngomong" ucap Zena kembali membuat Chiko diam tak berkutik

Habis sudah riwayat Chiko jika orang lain tahu tentang dirinya yang seperti ini, apalagi jika Rina yang mengatakan hal ini pada orang-orang di kantor. Rina itu lebih-lebih dari Reta, tidak bisa dibayangkan jika hal itu terjadi.

"Gak perlu dijawab, sulit soalnya" ucap Rina

"Guys waktu kita gak banyak, yuk cabut" imbuh Rina

Mereka bertiga pun meninggalkan Chiko yang masih terdiam kaku.

"Tunggu pembalasan dari gue Yazka!" batin Chiko sembari melipatkan kedua tangannya



Terimakasih sudah membaca temen-temen semuanya.





Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang