DUA PULUH LIMA

1.7K 115 7
                                    

Sayang banget sama kalian semua yang udah baca cerita ini^_^

●Selamat membaca●

●●●

Benar dugaan Zena, pria itu mengulur-ulur waktu untuk memberikan ponsel sebagai hadiah untuk dirinya.

"Lo tuh ya, emang gak bisa pegang janji" ucap Zena

"Ada beberapa syarat yang perlu di penuhi, jadi sebaiknya anda bersabar" jawab Yazka dengan santainya sambil memakan ice cream

"Lo pikir gue mau ngelamar kerja! Udah deh ka, tinggal kasih ke gue aja sih. Jangan ribet!"

Yazka tak memperdulikan ucapan Zena, pria itu tengah fokus pada ice cream coklatnya.

"Ih, lo tuh ya!" ucap Zena

Zena hendak melayangkan satu pukulan untuk Yazka, tapi sepupunya itu melihat tindakan Zena. Dan seketika Zena tak jadi memukul kepala Yazka, justru ia mengelus rambut Yazka sambil tersenyum pada Abi yang tengah memakan ice cream.

"Abi seneng deh, dari dulu Abi selalu pengen kayak gini. Kumpul sama mamah dan papah" ucap Abi membuat Yazka dan Zena menjadi pendengar yang baik untuk anak itu

"Kenapa sih semua orang punya Ayah, tapi Abi gak punya?" tuturnya

Mata wanita itu memerah seketika karena mendengar ucapan sepupunya, Zena berusaha untuk tidak menangis.

"Kata siapa Abi gak punya Ayah? Om Aka itu papahnya Abi, dan ini mamahnya Abi" ucap Zena sambil merangkul Zena

"Serius?" tanya Abi

Zena dan Yazka mengangguk cepat secara bersamaan untuk meyakinkan anak berusia 5 tahun itu.

Saat itu juga Abi berjingkrak kegirangan dan ia mengucapkan terimakasih pada Zena dan Yazka.

Saat berusia satu tahun, Ayah Abi menghilang tanpa kabar. Selang beberapa bulan, Ayahnya Abi menggugat cerai Mira karena memiliki wanita lain. Sejak saat itu tantenya membesarkan anaknya sendirian, menjadi single parent tidaklah mudah. Tantenya itu kuat, dan Zena tahu itu.

🌻

"Om, eh papah" ucap Abi sambil menepuk dahinya

"Makasih udah ajak Abi jalan-jalan" imbuhnya lalu masuk ke dalam rumah sambil memanggil Ibu Zena

Yazka dan Zena terkekeh kecil melihat tingkah lucu Abi.

Tiba-tiba Zena mendelik tajam kearah Yazka, membuat pria itu berhenti tertawa dan memasang wajah datar.

"Lo masih punya HUTANG! Sama gue!" ucap Zena

"Iya bu haji, nanti tunggu aja" ucap Yazka dengan santainya

Tanpa basa-basi atau apapun pria itu pergi meninggalkan Zena, jarak rumahnya dengan Zena hanya beberapa dan tak membutuhkan waktu yang lama Yazka sampai di rumahnya. Sebelum masuk Yazka sempat tersenyum sambil melambaikan tangannya ke Zena.

"Ada ya gue nemu orang kayak dia, udah aneh, nyebelin, nyusahin, hidup lagi. Terus tetanggaan lagi sama gue" ucap Zena merasa miris melihat tingkah Yazka

"Dadah calon istri" teriak Yazka lalu berlari masuk ke dalam rumahnya

Zena membulatkan matanya ketika mendengar ucapan Yazka. Dasar cowok freak. Tak mau terus-menerus meladeni Yazka, akhirnya Zena masuk ke dalam rumah.

Prak!

Suara benda jatuh, dan suara itu berasal dari kamar Zena. Dengan cepat ia berlari menuju kamarnya, ingin memastikan apa yang terjadi.

Abi berdiri sambil menunduk di depan pintu kamar Zena, anak itu takut dimarahi oleh Zena.

"Maafin Abi, itunya jatuh" ucap Abi sambil menunjuk kearah benda yang tadi terjadi dan ia masih dengan posisi menunduk

Zena tersenyum kecil pada Abi, wanita itu tidak akan memarahi anak selucu Abi. Biar bagaimanapun anak itu sudah mengakui kesalahannya, dan itu sudah cukup bagi Zena.

"Gapapa sayang, biar nanti Kakak yang beresin" ucap Zena sambil mengelus kepala Abi

Zena berjalan masuk ke dalam kamarnya di ikuti oleh sepupunya yang berjalan di belakangnya. Ia mengembuskan nafas panjang, benda itu hancur dan sepertinya tidak bisa diperbaiki lagi.

Saat hendak membersihkan benda hancur yang berceceran dimana-mana, tiba-tiba matanya membulat ketika melihat sesuatu. Zena mengambil benda itu dengan tubuh yang sedikit gemetar.

"Inikan" ucap Zena menggantungkan





Terimakasih banyak sudah mampir, dan tunggu kisah mereka di part selanjutnya<3

●●●Sampaikan sesuatu pada Zena dan Yazka●●●

Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang