TUJUH

2.4K 152 1
                                    

Maaf kalo banyak typo yang bertebaran, maklum masih amatiran:)

●Selamat membaca●

●●●

Zena membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, ia menatap langit-langit kamar tidurnya.

"Kenapa genre hidup gue kayak gini, ya?" ucapnya meratapi nasib. "Di bilang menyenangkan tidak, di bilang menyedihkan juga tidak"

Akhir-akhir ini wanita itu tidak bisa tidur dengan tenang karena masalah yang sedang menimpa dirinya. Ia merasa berlari di kejar monster dan terhenti di jalan buntu. Ingin mundur tidak bisa, maju pun tidak bisa.

Zena membangunkan tubuhnya.

"YAZKA JANCOK!" umpatnya sambil melempar bantal ke lantai

"Kenapa sih dia tuh dari dulu ngerepotin gue mulu! Frustasi gue temenan sama orang bentukan kayak dia!"

Zena mengacak-acak rambutnya sambil merengek seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu, hanya saja disini dirinya merengek karena meratapi nasibnya yang begitu miris.

"Untung gue gak gila. Kalo gila harta sih, ya, sedikit lah" ucapnya sambil nyengir kuda

Drrrt!
Drrrt!

Suara dering ponsel membuat Zena berhenti merengek, dengan cepat ia mengambil benda pipih berwarna putih itu.

Ketika ia tahu siapa yang menelepon, Zena mendiamkan sejenak lalu beberapa detik kemudian ia menjawab panggilan teleponnya. Manusia menyebalkan itu menghubunginya lagi dan lagi.

"Woi!" ucap seseorang diseberang sana membuat Zena sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya

"Lama banget sih, cuma ngangkat telepon doang!" imbuh orang itu

"Terserah gue lah, mau ngapain lo nelepon gue? Cepetan gak usah basa-basi, gue gak ada waktu!" jawab Zena ketus

"Etdah sensi amat neng, bukannya gak ada waktu tapi emang gue bukan prioritas" ucap pria diseberang sana diakhiri dengan tertawa

"Ya emang lo bukan prioritas gue, to the point aja sih lama bener! Atau gue matiin!" ucap Zena masih ketus

"Iya iya! Mia ngajak gue ketemuan" ucap pria diseberang sana

Zena tak merespon apapun. Tak lama kemudian ia memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Ia kira ada hal penting apa yang ingin disampaikan, ternyata hanya tentang mantannya.

Ketika teringat sesuatu, Zena pun menelepon balik pria bernama Yazka itu. Ia baru tersadar, jika Yazka menemui mantannya itu bisa-bisa akan timbul masalah. Apalagi masalah dengan dirinya pun belum selesai, dan Zena tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Karena ujung-ujungnya, Yazka akan merepotkan dirinya juga.

"Gak usah ketemu sama si Mia!" ucap Zena, andai saja mereka melakukan video call pasti Yazka akan tertawa melihat ekspresi wajah Zena ketika garang seperti ini

"Kenapa? Lo kok jadi ngatur-ngatur gue" ucap Yazka

"Kalo gue bilang jangan, ya jangan! Lo mau masalahnya semakin melebar, lo pikir aja masalah pacar sewaan aja belum kelar! Dan gue yakin seratus persen kalo lo ketemu Mia pasti bakalan gagal move on lagi! Emangnya lo mau di cap sebagai PEBINOR! Gue gak mau yah kalo lo ngerepotin gue gara-gara hal kayak gini!" ucap Zena memarahi Yazka dengan kecepatan tinggi

"Tapi Zen—" Yazka mencoba menyangkal ucapan temannya itu

Dan Zena kembali memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

"Dah lah gue pengen pindah ke mars aja" ucap Zena sambil melemparkan ponselnya ke tempat tidur


Yuk yang mau ikut pergi ke mars sama Zena, mulai packing dari sekarang ya. Karena keberangkatan nggak lama lagi><

Kalian punya temen modelan kayak Yazka gak?

Terimakasih sudah membaca^_^

●●●Update cepet lagi jangan?●●●

Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang