Hai temen-temen
Spam komen yuk!
Selamat membaca^_^
●●●
Setelah sampai di kantor, entah mengapa keduanya menjadi sangat canggung. Aneh memang, 20 tahun lebih berteman dan sekarang tiba-tiba merasakan ada getaran di hati.
"Gue... " ucap keduanya bersamaan
"Lo duluan" dan lagi-lagi mereka mengucapkan hal yang sama
Zena melegakan tenggorokannya.
"Kalo gitu gue duluan ya" ucap Zena diangguki oleh Yazka
Zena berjalan meninggalkan Yazka yang masih berada di parkiran, sudah cukup jauh rasanya Zena ingin merutuki dirinya. Mengapa dirinya menjadi seperti ini? Atau jangan-jangan, tidak. Mana mungkin Zena mempunyai rasa pada temannya sendiri. Itu hal yang konyol.
Sedangkan Yazka senang tak karuan, pria itu salah tingkah bahkan sampai jingkrak-jingkrak di parkiran. Ketika sadar bahwa banyak pandangan mata yang tertuju padanya, ia pun tiba-tiba merubah sikapnya menjadi mode cool. Tidak bisa dibayangkan betapa malunya Yazka.
"Pagi semuanya" Yazka menyapa teman sekantornya yang berada di parkiran
Ada yang merespon sambil menahan tawa dan ada juga yang merespon dengan godaan pada pria itu.
Lalu Yazka meninggalkan parkiran dengan rasa malu, setelah ini pasti dirinya tidak di cap sebagai pria cool lagi tapi sebagai pria freak. Tapi orang ganteng mah bebas. Jika Zena mendengar ini pasti akan mengatakan "manusia narsis!".
Cukup! Tidak usah menyebutkan nama Zena, hal ini membuat jantungnya berdebar lebih kencang.
🌻
"Zen bisa ngobrol sebentar?"
Zena mengangguk mengiyakan.
"Tapi gak disini" ucap orang itu
Zena mengernyitkan dahinya, tapi ia turuti saja permintaan orang itu. Mungkin saja ada hal penting yang ingin disampaikan, dan dia tidak ingin orang lain mengetahui hal ini.
Zena mengikuti orang itu dari belakang, ia hanya menurut saja ketika di arahkan menuju halaman kantor. Tempat ini cukup sepi bila jam istirahat kedua, karena banyak yang melaksanakan sholat dan mengisi perut di kantin.
Pria itu menatap kearah kanan dan kiri, dia memastikan bahwa keadaan saat ini sepi dan aman saat berbicara dengan Zena.
"Mau ngomong apa?" tanya Zena to the point
"Gue tahu kalo lo sama Yazka cuma pura-pura" jawab orang itu langsung pada intinya
Zena membulatkan matanya, bagaimana orang itu bisa tahu? Untuk menghindari kecurigaan itu benar adanya, Zena berusaha mencairkan suasana.
"Kenapa harus pura-pura?" tanya pria berkulit sawo matang itu membuat Zena agak risih
"Kalo emang iya kenapa? Gue gak suka orang lain ikut campur sama urusan gue, mau siapapun orangnya. Sekarang gue tanya, emangnya kalo misalkan hubungan gue sama Yazka pura-pura ada urusannya sama lo?" ucap Zena sedikit kesal
"Ada, karena gue suka sama lo" batin pria itu
"Lo gak capek bohongin diri sendiri?" ucap pria itu mengalihkan pembicaraan
Zena berdecak kesal.
"Kalo tujuan lo ngajak gue ngobrol buat nanya hal kayak gini, gue rasa lo terlalu ngurusin hidup gue deh ko" ucap Zena berusaha tidak terpancing emosi, padahal tangannya sudah mengepal
Zena mengembuskan nafas berat, lalu ia menatap arloji di lengan kirinya. Waktu istirahat tersisa 10 menit, dan Zena belum makan siang karena menyempatkan waktu untuk berbicara dengan pria bernama Chiko.
Tak lama kemudian datang seorang pria menghampiri mereka.
"Chiko dipanggil sama Pak Anto, katanya lo ditunggu di ruangannya" ucap orang itu
"Oke, makasih"
Setelah menyampaikan sekilas informasi orang itu pun berpamitan untuk pergi.
"See, lo punya urusan dan gue juga punya urusan" tegas Zena lalu pergi meninggalkan Chiko
Gimana ya jawabnya, gimana aku bisa menanggapi pertanyaan Chiko><
Terimakasih sudah membaca, dan silahkan kirim pesan, saran dan kritik kalian untuk cerita ini agar aku bisa lebih baik lagi ke depannya.
See you and love you all<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Rental Girlfriend [END]✔
Short StoryYazka dan Zena berteman sejak kecil hingga tumbuh menjadi dewasa, mereka bertetangga tapi bila disatukan tidak pernah akur. Namun, suatu hari Yazka menawarkan tawaran gila pada Zena. Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya? Daripada penasaran, yuk...