TIGA PULUH SATU

1.5K 100 2
                                    

Hai?
Maaf baru update

●●●

Zena dan Yazka menuju perjalanan pulang, sedangkan Rina bersama Odi.

"Lo tuh ya, jangan kayak gitu. Odi kan temen lo, seharusnya sebagai teman yang baik, eh gue lupa. Lo kan bukan temen yang baik" ucap Zena sambil tertawa

"Kampret lo!" ucap Yazka

"Tapi seenggaknya lo itu bantu Odi jaga imagenya di depan Rina dong. Ya walaupun awalnya gue ngabrut alias ngakak brutal pas tahu cowoknya si Rina itu Odi" ucap Zena berusaha menahan tawa di akhir kalimat

"Tapi si Odi keren juga ya, dapetin Rina yang spek bidadari" ucap Yazka memuji temannya itu, Rina memang cantik walaupun sikapnya agak gesrek

"Lo juga bisa kok dapetin kayak si Odi, sabar aja ya" ucap Zena sambil menepuk-nepuk bahu Yazka

Yazka menyunggingkan senyuman ketika Zena bersikap manis padanya, asal jangan ada maunya saja ya jika bersikap seperti ini.

"Gue yakin, lo bakal nemuin orang yang tepat dan di waktu yang tepat" imbuhnya

"Gue udah nemuin orang itu" jawab Yazka spontan membuat Zena penasaran dengan seseorang yang dimaksud oleh Yazka

"Serius lo? Siapa? Ketemu dimana? Kok lo gak pernah cerita sih sama gue" ucap Zena memberondong pertanyaan sambil memukul tangan Yazka yang berotot

"Niatnya gue mau ngelamar dia dalam waktu dekat" jawab Yazka

Mengapa dada Zena rasanya sesak ketika mendengar ucapan Yazka, ada rasa cemburu ketika Yazka membicarakan tentang wanita lain. Tapi Zena pun tahu diri, ia bukan siapa-siapanya Yazka. Mereka hanya sekadar teman tidak lebih.

"Semangat Ka!" ucap Zena sembari mengepalkan tangannya untuk memberikan dukungan padahal hatinya merasa tidak ikhlas

"Makasih Zena" jawab Yazka lalu mengelus kepala Zena sambil tersenyum

🌻

"Kak Zena kenapa? Mikilin pacal ya" ucap Abi menggoda Zena yang sedari tadi duduk melamun di teras depan rumah

Zena mengalihkan pandangannya kearah sepupunya itu, ia tersenyum lalu mencubit pipinya dengan gemas.

"Abi masih kecil, gak boleh ngomong kayak gitu ya" ucap Zena, Abi pun mengangguk menurut padanya

"Kak Zena, kok Om Aka gak main kesini ya? Padahal Abi pengen main sama Om Aka" ucap Abi

Zena tersenyum kecut, ia masih memikirkan ucapan Yazka tentang wanita yang akan dia lamar. Kira-kira seperti apa ya wanita itu? Zena semakin penasaran, dan ditambah Yazka tidak ingin berterus terang pada dirinya.

"Om Aka nya sibuk" ucap Zena

"Hai Abi" ucap seseorang dikejauhan sana

Zena dan Abi memalingkan wajahnya secara bersamaan kearah suara tersebut.

Abi berlarian menghampiri orang itu sembari melentangkan tangannya, dan orang itu pun menggendong Abi.

"Om Aka kemana aja?" tanya Abi

"Ada aja kok, Kakak Zena kenapa?" jawab Yazka, namun saat membicarakan Zena ia mengecilkan suaranya

Abi menggeleng.

"Nggak tahu Om, Kakak Zena ngelamun mulu. Kata Ibu gak boleh ngelamun, nanti kerasukan" ucap Abi

"Samperin yuk" ucap Yazka disetujui oleh Abi

Yazka berjalan menghampiri Zena sambil menggendong Abi, jika dilihat seperti ini mereka terlihat seperti Ayah tengah menggendong putranya.

Yazka pun duduk di sebelah Zena, sedangkan Abi meminta untuk turun dan berlarian ke dalam rumah.

"Ngelamun mulu, mikirin apa sih?" tanya Yazka lalu mencubit pipi Zena

Zena menatap tajam Yazka lalu ia meniup poninya.

"Mikirin lo!" jawab Zena sedikit kesal

Yazka tercengang mendengarnya.

"Gak usah geer! Gue cuma bercanda" imbuh Zena

Yazka sampai lupa tujuannya ke rumah Zena, ia kemari ingin mengatakan sesuatu pada wanita itu.

"Zen, gue mau minta pendapat lo dong" ucap Yazka

"Pasti tentang ceweknya!" batin Zena

Tanpa persetujuan dari Zena, Yazka melanjutkan pembicaraannya.

"Nanti anter gue nyari cincin yuk" tutur pria 23 tahun itu

"Buat pasangan lo?" tanya Zena ragu-ragu, Yazka pun merespon dengan anggukan kepala penuh semangat

"Ya udah gitu aja sih, gue mau balik lagi. Bye mak lampir" ucap Yazka tanpa rasa bersalah lalu pergi meninggalkan Zena

Suara notif pesan masuk dari ponsel miliknya, dengan cepat ia mengambil benda berbentuk persegi itu. Lalu Zena mengecek ponselnya.

Chiko
Zen
Bisa ngobrol sebentar gak?
Gue minta maaf ya

Zena tak membalas satu huruf pun pada Chiko, ia hanya sekadar membacanya dan sudah merespon dalam hatinya. Biarlah Chiko beranggapan bahwa ia itu orang yang angkuh atau lainnya, semenjak kejadian itu Zena hilang respect pada Chiko.


Kalian lebih suka happy ending atau sad ending?


Terimakasih temen-temen semuanya, love you sekebon><

Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang