EMPAT PULUH SEMBILAN

2.8K 128 2
                                    

●●●

Tak hanya sampai di situ, ternyata hari ini Yazka juga meninggalkannya sendirian. Sehingga Zena terpaksa memesan ojek online untuk pulang ke rumahnya. Kesal! Zena ingin berteriak rasanya! Mengapa dia bisa bertemu dengan pria seperti Yazka. Bisa tidak pria itu mengerti dirinya? Ah, sepertinya tidak mungkin. Buktinya lihat sekarang, Zena ditinggalkan begitu saja olehnya.

Suara ponselnya berbunyi, tapi Zena hiraukan begitu saja. Lagipula jarak menuju rumahnya semakin dekat. Zena juga takut memainkan ponsel saat sedang diperjalanan seperti ini, bukannya ingin menuduh orang lain. Tapi alangkah baiknya untuk mencegah penjambretan.

Saat jarak menuju rumahnya sekitar 200 meter lagi, tiba-tiba motor ojek online itu mogok. Zena semakin kesal! Tapi ia juga tak bisa menyalahkan mas-mas ojek online, karena dia pun tak ingin hal ini terjadi.

"Ya udah mas saya turun disini aja gapapa, ini uangnya ya" ucap Zena

"Aduh mba gak ada uang kecil?"

Zena menggeleng pelan.

"Ambil aja mas kembaliannya, makasih ya mas"

"Alhamdulillah, makasih juga ya mba"

"Sama-sama"

Mau tidak mau Zena berjalan kaki menuju rumahnya, hari ini area di sekitar komplek sangat sepi. Zena mempercepat langkahnya, jujur saja Zena takut tiba-tiba ada yang muncul dan ditambah angin malam begitu kencang. Hingga membuat bulu kuduknya merinding.

Tanpa berpikir panjang, Zena melepaskan flatshoes nya lalu berlari.

"Huft! Kampret!" ucapnya sembari ngos-ngosan

Zena berhenti tepat di depan rumahnya, ia mencoba mengatur nafasnya agar tetap stabil. Lari malam sendirian seperti ini adalah hal yang tak pernah terpikirkan oleh dirinya.

Ia menatap area rumahnya, mengapa banyak mobil yang berjejer rapi di depan rumahnya. Oh, mungkin ada keluarga Ayah dari Surabaya yang ingin bersilaturahmi. Zena berusaha positif thinking. Zena merapihkan pakaian serta rambutnya yang berantakan seperti singa, flatshoes yang sedari tadi ditenteng olehnya pun ia kenakan.

Zena berjalan memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum" ucap Zena

"Waalaikumsalam" jawab semua orang yang berada di dalam

Zena tersentak kaget ketika melihat orang-orang di dalam rumahnya.

"Sebentar, ini pada mau kemana ya? Tumben rapih bener" ucap Zena

Ibunya menghampiri Zena lalu mencubit pinggangnya, Zena merintih kesakitan.

"Cepetan ganti baju yang rapih, mau ada acara disini" ucap Maya pelan namun penuh penekanan

Zena menurut saja, walaupun ia masih tidak paham mengapa orang-orang berada di rumahnya? Padahal kan Zena tidak sedang merayakan ulang tahun, ah tidak! Zena bukan anak kecil yang ulang tahunnya di rayakan.

🌻

Zena seperti orang linglung, pasalnya orang-orang yang berada di rumahnya ini berpakaian rapih seperti akan pergi ke suatu acara.  Pertama, mengapa orang tua Yazka ada di rumahnya? Oh, mungkin ada urusan dengan kedua orang tuanya. Itu pun masih tebakannya. Kedua, ada Rina serta teman-teman Yazka yaitu si lima pandawa. Zena tak ada janji apapun dengan mereka semua, bahkan tadi Rina mengatakan ada urusan tapi sekarang tiba-tiba ada di rumahnya? Sulit dimengerti semoga hari kalian senin terus.

Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang