TIGA PULUH TIGA

1.5K 107 0
                                    

Selamat pagi!

●●●

Diperjalanan menuju pulang, Zena tak mengeluarkan sepatah katapun. Ia hanya diam sepanjang jalan, Zena ingin marah tapi tidak bisa. Semua yang ia rasakan terasa campur aduk, ia bingung harus bagaimana mengekspresikannya.

Mengapa di saat dirinya mencoba untuk membuka hati pada Yazka, tapi pria itu sudah memiliki pilihan yang lain. Entah ini adil atau tidak, yang jelas terasa sakit di hatinya.

"Pilihan lo gak salah, cincin itu emang bagus. Apalagi nanti kalo di pakai sama dia" ucap Yazka mencoba mengajak Zena mengobrol, pasalnya semenjak pulang dari tempat ia membeli cincin wanita itu diam seribu bahasa

"Iya" jawab Zena seperlunya

"Gue jadi gak sabar" ucap Yazka sangat antusias

Zena tersenyum kecil.

"Emangnya lo kenal cewek itu waktu kapan?" tanya Zena, ini adalah pertanyaan yang ingin ia sampaikan pada Yazka

"Udah lama"

"Lama?" tukas Zena

Yazka mengangguk mantap. Sepertinya Zena terlambat untuk mencintai Yazka, buktinya sekarang ada orang lain yang lebih dulu mendapatkan hati pria itu.

"Kenapa emangnya? Oh gue tahu, lo cemburu ya" ucap Yazka jahil

Zena memukul Yazka.

"Geer lo! Ngapain gue cemburu, lagian nih ya gue gak suka sama lo!" jawab Zena ketus, ucapannya itu adalah bohong. Tapi dirinya juga tidak berani mengatakan bahwa dia menyukai Yazka, bisa-bisa pria itu mengejeknya bukan main

"Masa sih?"

Zena mengembuskan nafas berat.

"GUE GAK SUKA SAMA LO! TITIK!" ucap Zena penuh penekanan

"Beneran lo gak suka sama gue?" tanya Yazka mencoba mencari tahu apakah Zena benar-benar sama sekali tidak memiliki rasa padanya

Zena diam tak menjawab.

🌻

"Assalamualaikum bu, Zena pulang" ucap Zena lemas seperti tidak mempunyai semangat untuk hidup

Tiba-tiba ada seseorang yang menyambut kedatangan Zena sambil melebarkan kedua lengannya dan bersiap untuk memeluk Zena.

"Ayah" teriak Zena berlarian kecil menghampiri Aris

"Kangen banget, Ayah waktu kapan datangnya? Kok gak telepon Zena sih?" ucap Zena

"Sengaja, biar surprise" jawab Ayahnya

Ibu Zena datang menghampiri suami serta putri semata wayangnya yang berada di ruang tamu.

"Ayah kamu bener-bener ya, masa Ibu lagi masak Ayah kamu masuk ke dapur terus ngagetin Ibu. Mana habis itu wajahnya tanpa rasa bersalah lagi!" sarkas Maya

"Namanya juga surprise Ndoro" ucap Aris

"Ndoro kayak yang nggak pernah dikasih surprise aja, kan waktu kecil sama Zena sering dikasih surprise" ucap Zena

"Surprise ndasmu!" jawab Maya ketus

Apa yang Zena katakan? Surprise? Maksudnya surprise yang bagaimana ya? Membakar kandang ayam tetangga itu surprise? Mencuci baju Ibunya di genangan air itu surprise? Merusak gitar Ayahnya itu surprise? Menjual mangga milik tetangganya tanpa sang pemilik tahu itu surprise?

"Surprise kamu itu bikin Ibu darah tinggi!" ucap Maya ketus

Aris dan Zena terkekeh kecil.

"Oh iya, gimana yah di Surabaya?" tanya Zena

"Biasa aja, untungnya kalian nggak ikut" ucap Aris

Zena mengerutkan keningnya.

"Kok Ayah ngomong gitu?"

"Ayah gak mau kalian sakit hati ngedenger ucapan mereka" jawab Aris

Zena diam tak menjawabnya begitupula dengan Maya. Mereka paham betul dengan keluarga di sana, ucapan mereka memang tidak pernah di filter. Asal jeplak saja tanpa memikirkan orang lain.

"Pasti pada pamer punya menantu sama cucu kan?" ucap Maya julid

"Sombong kok pamer, sombong mah buang duit noh!" ucap Zena ikut-ikutan menjadi julid

"Jangan mulai perjulidan ini ya, Ayah baru nyampe loh. Pijitin dong Ndoro dan tuan putri kesayangan Raja" ucap Aris

Tiba-tiba Zena membuat alasan lalu pergi menuju kamarnya, setelah itu di susul oleh Ibunya yang memiliki alasan untuk memasak di dapur padahal semuanya sudah beres.




Terimakasih<3


Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang