EMPAT PULUH DUA

1.5K 96 3
                                    

Hai guys

Siapa disini yang nggak pernah mudik, acungkan tangannya><

●●●

Perlahan hubungan mereka mulai membaik, dan bahkan hari ini Yazka dan Zena pergi ke kantor bersama. Semenjak mereka berdua menjaga jarak, banyak sekali orang-orang di kantor yang kepo. Yazka akan menjaga kepercayaan Zena sebaik mungkin, begitupun dengan Zena. Ia akan mencoba selalu ada untuk Yazka, rasanya berat sekali menjauh dari pria itu. Ya walaupun menyebalkan.

"Pulangnya ikut gue mau gak?" tanya Yazka pada Zena

"Kemana?"

"Ada lah, rahasia pokoknya" ucap Yazka

"Terserah" jawab Zena

Yazka merangkul pundak Zena, banyak orang-orang yang menyapa mereka berdua.

Yazka dan Zena itu kadang seperti tom and jerry versi manusia, kadang seperti amplop dan perangko seperti yang kalian lihat sekarang. Namun ada juga yang mengatakan bahwa mereka itu seperti air dan minyak, tidak bisa bersatu. Mereka gak tahu aja kalo air dan minyak itu bisa bersatu kalau pakai sabun, sama seperti Yazka dan Zena. Dua makhluk itu bisa bersatu jika mereka memiliki perasaan yang sama.

Perasaannya udah sama, tinggal diungkapkan aja. Yuk bisa yuk!

"Ka, lo bener kan nggak ngehamilin cewek itu?" tiba-tiba saja Zena menanyakan hal itu

Yazka menghentikan langkahnya, Zena pun ikut berhenti. Yazka melepaskan tangannya dari bahu Zena, ia menghadap ke Zena.

Yazka menarik kedua tangan Zena.

"Gue sama sekali gak berani nyentuh dia, semua yang diomongin sama dia itu bohong Zen" Yazka mencoba meyakinkan wanita di hadapannya

Zena menunduk.

"Tapi waktu itu gue liat lo berduaan sama dia di apartemen" lirihnya

"Gue yakin banget kalo gue dijebak Zen, lo percaya kan sama gue?"

"Gak tahu, gue pengen percaya sama lo seratus persen tapi kenyataannya gue gak bisa semenjak ngeliat itu"

"Gue mau cari bukti, lo mau bantu gue?"

Zena menimbang-nimbang apakah dirinya mau membantu Yazka untuk menyelesaikan masalah ini.

"Maaf ka … " jawab Zena membuat Yazka melepaskan lengannya, wajah pria itu tak memunculkan ekspresi apapun

"Gue mau bantu lo" imbuhnya membuat Yazka melongo kebingungan

Zena mengulang kembali ucapannya, seketika Yazka heboh dan memeluk tubuh Zena yang kecil.

"Ekhem"

Suara seseorang yang melegakan tenggorokannya itu terdengar jelas, hingga membuat Yazka melepaskan pelukannya secepat mungkin. Keduanya menjadi canggung ketika melihat kehadiran seseorang yang berdiri tak jauh dari sana.

"Minimal nikah nggak sih" ucap seseorang yang berjalan menghampiri mereka

"Ide bagus" jawab Yazka sambil memetik kan jarinya

Zena mengembuskan nafas berat.

"Dua manusia stres berkumpul" gumamnya pelan sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tak terasa gatal

"Mana nih yang kemarin bilang, males ah bantuin Yazka" ucap wanita itu memperagakan cara bicara Zena dengan menye-menye

"Rina, gue tendang ke arab lo ya!" sarkas Zena

"Zena tuh emang gak bisa jauh-jauh dari gue, Rin" ucap Yazka pada Rina sembari merangkul pundak Zena

"Jangan ngobrol sama gue, gue masih marah sama lo!" jawab Rina ketus, nampaknya wanita ini masih dendam karena telah membuat sahabatnya menangis

Yazka dan Zena terkekeh, lalu saat itu tiba-tiba terlintas dalam hati Yazka menggoda Rina akan mengadukan hal ini pada Odi. Dan benar saja wanita itu ngamuk-ngamuk hingga memukuli Yazka, bahkan Zena pun ikut menganiaya Yazka.

Yazka meringis kesakitan.

"Gak aci, gak aci! Masa dua lawan satu, by one dong!" Yazka mencoba membela diri

"Bodoamat!" jawab Rina dan Zena secara bersamaan

Rina menggandeng tangan Zena.

"Zena punya gue!" ucap Rina sembari memberikan tatapan tajam

"Dih punya gue juga lah" Yazka tak mau kalah menarik lengan Zena yang satunya

Zena pasrah jika kedua temannya yang freak ini melakukan hal seperti ini, pasti sebentar lagi Zena akan menjadi tambang yang ditarik ke sana kemari tapi tidak membawa alamat, karena kalau membawa alamat jadi nyanyi><

"STOP!" Zena berteriak membuat kedua temannya berhenti meributkan dirinya

"Lepasin!" ucap Zena dingin membuat Yazka dan Rina melepaskan lengannya pelan-pelan

Zena harus pergi untuk menghindari keributan mereka.

1

2

3

Zena berlari sekencang mungkin untuk menghindari teman-temannya, ternyata Yazka dan Rina justru mengejar dirinya.

Bruk!

"Aduh" Zena menabrak seseorang

"Maaf ya maaf" imbuhnya sambil melihat ke belakang

"Lagi ngapain Zen?" tanya orang itu

Zena rasa Yazka dan Rina cukup jauh darinya, jadi ia sempatkan untuk mengobrol sejenak dengan orang yang berada di hadapannya.

"Biasa Ko, Yazka sama Rina ribut-ribut gak jelas. Eh, tapi mereka emang gak jelas" ucap Zena terkekeh

"Lo tadi berangkat sama Yazka?" tanya Chiko

Zena mengangguk mengiyakan.

Pria itu tak memunculkan ekspresi apapun, dia hanya menatap wajah Zena. Ada rasa sakit, saat semalam dirinya mengajak Zena untuk pergi ke kantor bersama wanita itu menolak dan memilih bersama Yazka.

"Gue pengen selalu ada buat Yazka, karena dia juga selalu ada buat gue" ucap Zena membuat pria itu melipatkan lengannya seperti orang yang sedang marah

"Pulang dari kantor lo mau kan ikut gue?" tanya Chiko

"Duh sorry ya Ko, gue ada janji sama Yazka. Lain kali aja bisa nggak?" jawab Zena lagi-lagi membuat Chiko ingin marah

"Tapi semalam lo bilang usahain buat bisa pergi bareng sama gue"

"Gue kan bilangnya usahain bukan iya, apalagi gue gak janji sama lo kan. Maaf banget Ko kalo hari ini gue gak bisa, mungkin lain waktu" tegas Zena

Tanpa berpamitan atau apapun Chiko melenggang pergi ketika mendengar jawaban dari Zena.

"Duh, gue salah ngomong ya?" ucapnya pada diri sendiri sembari menutup mulutnya

"Gimana nih, gue jadi gak enak sama Chiko. Apa gue pergi aja ya sama dia? Tapi gue maunya pergi sama Yazka"

"Tau ah bingung" ucap Zena sembari mengacak-acak rambutnya

"ZENA!" teriakan dari kejauhan sana membuat Zena berancang-ancang untuk berlari secepat mungkin

Update cepet lagi nggak guys?

Terimakasih sudah mampir, sayang kalian semua^_^

Rental Girlfriend [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang